Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti Italia menemukan bahwa obesitas pada anak laki-laki dapat menghambat pertumbuhan penis selama masa pubertas. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal ilmiah bergengsi The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism.
Penelitian ini melibatkan 1.130 anak laki-laki berumur nol hingga 20 tahun yang mengunjungi klinik andrologi pediatrik. Para peneliti mengukur perkembangan antropometri dan genital mereka, termasuk kadar testosteron, volume testis, dan panjang penis.
Baca Juga
Hasilnya menunjukkan bahwa anak laki-laki obesitas memiliki:
Advertisement
- Kadar testosteron yang lebih rendah: Sekitar 50Â persen lebih rendah dibandingkan anak laki-laki dengan berat badan normal.
- Volume testis yang lebih kecil: Sedikit lebih kecil dibandingkan anak laki-laki dengan berat badan normal.
- Pertumbuhan penis yang lebih lambat: Memulai pubertas lebih lambat dan perkembangannya lebih cepat pada tahap Tanner yang lebih lanjut.
- Panjang penis yang lebih pendek: Pada akhir pubertas, panjang penis anak laki-laki obesitas lebih pendek dibandingkan anak laki-laki dengan berat badan normal.
"Korelasi antara usia dan kadar testosteron selama masa pubertas pada anak laki-laki obesitas jauh lebih lemah dibandingkan anak laki-laki dengan berat badan normal," kata Dr Mario Mancini dan rekannya dari dari Rumah Sakit San Paolo di Milan, Italia.
"Hal ini menunjukkan bahwa testosteron tidak diproduksi secara optimal pada anak laki-laki obesitas, sehingga menghambat pertumbuhan Mr P mereka," tambahnya seperti dikutip dari Medwire News pada Selasa, 4 Juni 2024.
Â
Apakah Berat Badan Mempengaruhi Besar Mr P?
Penelitian ini menunjukkan bahwa panjang penis sekitar 11 persen lebih pendek pada anak-anak obesitas dibandingkan anak-anak dengan berat badan normal.Â
Anak-anak yang mengalami obesitas dan berat badan normal memiliki korelasi yang signifikan dan positif dengan besaran yang sebanding antara kadar testosteron dan panjang penis.
Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara kadar testosteron dan panjang penis pada anak-anak obesitas dan berat badan normal.
Mereka menyimpulkan bahwa kemungkinan prediktifitas pengukuran penis dini dengan metode mereka yang cocok untuk anak-anak yang kelebihan berat badan memerlukan studi jangka panjang.
"Hal ini memungkinkan perawatan nutrisi atau hormonal/farmakologis dini yang efektif untuk perkembangan alat kelamin yang optimal dan kemungkinan potensi reproduksi pada anak-anak yang mengalami obesitas," ujarnya.
Â
Advertisement
Bahaya Obesitas pada Anak
Obesitas tidak hanya menimbulkan masalah sebagaimana telah dijelaskan di atas, tapi juga memberikan dampak kesehatan jangka panjang.
Apa pun penyebab atau alasan di balik diagnosis obesitas, kelebihan lemak dapat menimbulkan komplikasi kesehatan. Berat badan ekstra itu membebani tubuh sekaligus memaksanya bekerja lebih keras untuk berfungsi.
Sebagaimana diungkapkan dengan fasih oleh sebuah kelompok peneliti, obesitas menjadi lahan subur bagi berkembangnya penyakit-penyakit lain. Berikut beberapa potensi risiko kesehatan tersebut, menurut Cleveland Clinic.
- Berdampak buruk pada kesehatan jantung
- Diabetes
- Berbagai penyakit kanker
- Kesehatan mental
- Obesitas saat dewasa