Liputan6.com, Jakarta - Tanggal 6 Juni 1901 adalah hari lahir presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno. Pria yang disebut Bapak Proklamator Indonesia lahir di Surabaya dengan nama masa kecil Kusno Sosrodihardjo.
Kelahirannya bertepatan dengan saat terbit fajar. Hal itulah yang membuatnya dikenal dengan sebutan Putra Sang Fajar, seperti mengutip laman resmi Museum Nusantara, Kamis, 6 Juni 2024.
Baca Juga
Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Di masa kecil, Kusno tidak tinggal di Blitar bersama dengan orangtuanya tapi tinggal dengan kakeknya Raden Hardjokromo di Tulungagung, Jawa Timur.
Advertisement
Menginjak usia 11 tahun, ia pernah mengidap penyakit tifus, disentri dan malaria berturut-turut. Hal inilah yang menyebabkan orangtuanya mengganti nama menjadi Soekarno dengan harapan agar tidak sakit-sakitan lagi.
Soekarno kecil sempat bersekolah (setingkat sekolah dasar) di wilayah Blitar. Kemudian ia melanjutkan pendidikan tingkat menengah pertama di Eerste Inlandse School (EIS) di Mojokerto, tempat ayahnya bekerja menjadi seorang guru.Â
Namun, pada 1911, ia dipindahkan ke ELS (Europeesche Lagere School) untuk dipersiapkan masuk di HBS (Hogere Burger School) di Surabaya. Setelah lulus ELS, Soekarno bersekolah di HBS (Hogere burger School) Surabaya. Ia menjadi satu-satunya murid pribumi yang bersekolah di sana.
Selama di Surabaya, Soekarno tinggal di rumah HOS Tjokroaminoto yaitu seorang ketua partai serikat Islam yang juga merupakan sahabat dari ayahnya.
Selama itu pula, Soekarno mulai mengenal pergerakan kemerdekaan Indonesia bersama teman kosnya. Hal ini yang menggembleng jiwa nasionalismenya hingga membuatnya menjadi seorang pejuang kemerdekaan.
Pada tahun 1921 (usia 20), Soekarno melanjutkan pendidikan dengan berkuliah di THS atau yang sekarang dikenal dengan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Saat di Bandung, pria yang karib disapa Bung Karno tinggal bersama Haji Sanusi. Ia menamatkan sekolahnya pada usia 25 tahun dan mendapatkan gelar insinyur sipil.
Soekarno di Masa Pergerakan Nasional
Pada masa pergerakan nasional, Soekarno merumuskan ajaran marhaenisme yaitu sebuah ajaran ideologi perjuangan yang terbentuk dari sosionasionalisme, sosiodemokrasi dan ketuhanan Yang Maha Esa.
Ia juga mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) dengan tujuan membuat Indonesia merdeka. Pada 1929, ketika berusia 28 tahun, Soekarno ditangkap dan dipenjara di Banceuy Bandung untuk pertama kalinya.
Setahun kemudian, ia pindah ke penjara di daerah Sukamiskin, Bandung. Meskipun dalam keadaan terbatas, Soekarno tidak pasrah dengan keadaan. Di sana, ia membuat pledoi Indonesia Menggugat. Kemudian, pada 1931, Soekarno dibebaskan dari penjara dan mulai menyebarkan risalah mencapai Indonesia Merdeka.
Menginjak usia 31 pada 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (PARTINDO). Jejaknya terlacak dan kembali dipenjara pada tahun 1934.
Ia dipenjara dan diasingkan ke Pulau Ende, Flores. Kemudian pada tahun 1938 ketika berusia 37, Soekarno dipindahkan ke Bengkulu. Empat tahun setelahnya pada usia 41, Soekarno dibebaskan dari penjara.
Advertisement
Soekarno di Masa Penjajahan Jepang
Tahun 1942 Jepang mulai masuk dan menjajah Indonesia. Banyak organisasi pergerakan kemerdekaan Indonesia yang terbentuk seperti BPUPKI, PPKI, dan Pusat Tenaga Rakyat (Putera).
Aktivis pergerakan ini bekerja sama bersama pemerintah Jepang dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. Amir Sjarifuddin dan Sutan Syahrir juga melakukan gerakan bawah tanah karena mereka menganggap bahwa Jepang merupakan fasis berbahaya.
Pada 1945 yakni di usia 44 tahun, Soekarno merumuskan Pancasila, UUD dan naskah Proklamasi. Soekarno mendengar Jepang menyerah kepada sekutu pada 15 September 1945. Hal ini menyebabkan terjadinya kekosongan kekuasaan dan sekutu di Indonesia.
Para tokoh lalu mendesak untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun, Bung Karno menolaknya. Pada 16 Agustus 1945, pemuda PETA menculik Soekarno dan Moh Hatta. Para pemuda membawa mereka ke rumah di Rengasdengklok.
Setelah itu, pada 17 Agustus 1945, Soekarno bersama dengan Moh Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Di mana peristiwa tersebut dikenal dengan Hari Kemerdekaan Indonesia. Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia bertepatan dengan bulan Ramadhan.
Kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno terpilih menjadi Presiden Pertama RI yang diputuskan berdasarkan aklamasi atau musyawarah mufakat pada sidang PPKI. Wakil presidennya adalah Mohammad Hatta.
Pada usia 65, tepat pada tanggal 22 Februari 1967, Soekarno harus turun tahta sebagai presiden dan digantikan dengan Presiden Soeharto. Empat tahun kemudian, Soekarno tutup usia pada 21 Juni 1970 di Jakarta. Kepergian Soekarno disebabkan sakit gagal ginjal. Dia meninggal di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto DKI Jakarta.
Riwayat Kehidupan Asmara Soekarno
Semasa hidupnya, Bung Karno pernah menikah sebanyak sembilan kali. Dengan begitu, Presiden Soekarno memiliki sembilan istri yakni:
- Oetari Tjokroaminoto
- Inggit Garnasih
- Fatmawati (dikenal sebagai Ibu Negara pertama RI)
- Hartini
- Kartini Mapono
- Ratna Sari Dewi (dari Jepang)
- Haryati
- Yurike Sanger
- Heldy Djafar.
Soekarno menceraikan tujuh istrinya dengan berbagai alasan. Dari pernikahannya tersebut, Bung Karno memiliki sepuluh putra dan putri, yaitu:
- Guntur Soekarnoputra
- Megawati Soekarnoputri
- Guruh Soekarnoputra
- Rachmawati Soekarnoputri
- Sukmawati Soekarnoputri
- Taufan Soekarnoputra
- Totok Suryawan Soekarnoputra
- Bayu Soekarnoputra
- Karina Kartika Sari Dewi Soekarno
- Ayu Gembirowati.
Kepemimpinan Soekarno dilanjutkan oleh Megawati Soekarnoputri yang menjadi Presiden kelima Republik Indonesia sekaligus Presiden perempuan pertama RI.
Advertisement