6 Imunisasi yang Wajib Didapat Si Kecil, Bisa Cegah Tuberkulosis hingga Rubella

Imunisasi adalah proses pemberian vaksin ke dalam tubuh untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar menghasilkan antibodi.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 19 Agu 2024, 14:10 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2024, 14:10 WIB
Kemenkes Gelar Pekan Imunisasi Nasional Polio Tahap Dua, Sasar 16 Juta Anak
Petugas memberikan vaksin polio tetes kepada siswa kelas satu SDN Srengseng Sawah 12 Pagi di RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak) Shibi, Srengseng Sawah, Jakarta, Selasa (23/7/2024). (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Imunisasi adalah salah satu prosedur penting untuk melindungi anak dari berbagai penyakit berbahaya. Dengan memberikan imunisasi, tubuh anak akan dilatih untuk memproduksi antibodi yang dapat melawan kuman penyebab penyakit.

Menurut dokter spesialis anak Eka Hospital BSD Arnold Soetarso, imunisasi adalah proses pemberian vaksin ke dalam tubuh untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar menghasilkan antibodi.

“Vaksin sendiri merupakan mikroorganisme (virus atau bakteri) yang telah dilemahkan atau dibunuh, sehingga tidak menyebabkan penyakit tetapi cukup kuat untuk merangsang produksi antibodi,” kata Arnold dalam keterangan pers, Senin (19/8/2024).

Apa Saja Manfaat Imunisasi?

Imunisasi memberikan banyak manfaat bagi anak, termasuk:

  • Mencegah penyakit serius: Imunisasi dapat mencegah berbagai penyakit berbahaya seperti polio, campak, rubella, difteri, pertusis, dan tetanus.
  • Mencegah kematian: Banyak penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat.
  • Mencegah penyebaran penyakit: Dengan imunisasi, penyebaran penyakit dapat dikurangi dan bahkan dihentikan.
  • Membentuk kekebalan kelompok: Jika sebagian besar populasi sudah imunisasi, maka penyakit akan sulit menyebar.

Apa Saja Jenis Imunisasi Wajib?

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menetapkan jadwal imunisasi dasar yang wajib diberikan kepada anak. Beberapa jenis imunisasi wajib yakni:

  1. Bacillus Calmette–Guérin (BCG): Mencegah tuberkulosis.
  2. Hepatitis B: Mencegah hepatitis B.
  3. Difteri, pertusis, dan tetanus (DPT): Mencegah difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus.
  4. Polio: Mencegah polio.
  5. Hib: Mencegah infeksi Hib yang dapat menyebabkan meningitis, pneumonia, dan infeksi pada darah (sepsis).
  6. Campak, gondongan, rubella (MMR): Mencegah campak, gondongan, dan rubella.

Imunisasi Lain yang Direkomendasikan IDAI

Selain enam imunisasi wajib, ada beberapa imunisasi lain yang direkomendasikan IDAI, yakni:

  • Varicella untuk mencegah cacar air.
  • Influenza untuk mencegah flu.
  • HPV untuk mencegah infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks.
  • Pneumokokus (PCV) untuk mencegah penyakit pneumokokus seperti radang paru (pneumonia), radang selaput otak (meningitis), dan infeksi darah.
  • Rotavirus untuk mencegah diare.
  • Bahaya menunda imunisasi.

Apa Dampak Jika Tidak Imunisasi?

Arnold menambahkan, menunda atau tidak memberikan imunisasi kepada anak dapat berisiko tinggi. Anak yang tidak diimunisasi akan lebih mudah terinfeksi penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Selain itu, penundaan imunisasi dapat menyebabkan kekebalan kelompok terganggu, sehingga penyakit dapat kembali menyebar.

“Dengan memberikan imunisasi lengkap kepada anak, Anda telah memberikan perlindungan terbaik bagi masa depannya. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda ingin mendapatkan penjelasan lebih mendalam mengenai pemberian vaksin pada anak,” kata Arnold.

Pekan Imunisasi Nasional

Pentingnya imunisasi membuat pemerintah menggelar berbagai upaya imunisasi serentak. Salah satunya Pekan Imunisasi Nasional Polio (PIN Polio).

PIN Polio terakhir digelar pada Juli 2024 di 27 provinsi. PIN Polio adalah program pemberian imunisasi tambahan polio yang dilakukan secara massal untuk mencegah penyebaran virus polio dan menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio.

Polio adalah penyakit akibat infeksi virus polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan, sering disebut sebagai lumpuh layu oleh masyarakat Indonesia.

"Kakinya lumpuh layu, jadi layu, memang tidak bertenaga itu ciri khas dari kasus polio," ujar Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Prima Yosephine, dalam temu media daring pada Jumat, 19 Juli 2024.

Prima menjelaskan, tujuan dari pelaksanaan PIN Polio adalah untuk menanggulangi KLB Polio. Pasalnya, sejak tahun 2022 hingga 2024, sebanyak 12 anak di Indonesia telah terkena polio.

Infografis Yuk Kenali Perbedaan Vaksin, Vaksinasi dan Imunisasi Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Yuk Kenali Perbedaan Vaksin, Vaksinasi dan Imunisasi Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya