3 Hal yang Harus Dihindari Jika Ingin Otak Tetap Sehat Menurut Ahli Saraf, Salah Satunya Bergosip

Seorang ahli saraf dan pelatih pola pikir yang berbasis di Arizona, Emily McDonald, berbagi tips bagaimana dia melindungi kesehatan otaknya dengan menghindari tiga hal.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 26 Agu 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2024, 09:00 WIB
Ilustrasi menyindir, sindiran, gosip, ngerumpi
Ilustrasi menyindir, sindiran, gosip, ngerumpi. (Image by tonodiaz on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Merawat kesehatan tak hanya terbatas pada kesehatan fisik semata. Kesehatan mental dan jiwa pun perlu diperhatikan. Keduanya saling terkait. Oleh karena itu penting merawat kesehatan otak dengan melakukan kebiasaan positif dan menghindari sejumlah kebiasaan negatif. 

Seorang ahli saraf dan pelatih pola pikir yang berbasis di Arizona, Emily McDonald, berbagi tips bagaimana dia melindungi kesehatan otaknya dengan menghindari tiga hal.

Adapun ketiga hal yang disarankan Emily untuk dihindari yakni bergosip, berbicara negatif pada diri sendiri, serta kebiasaan melihat konten media sosial secara terus menerus (doomscrolling). Berikut alasannya, dilansir New York Post.

1. Bergosip

Di daftar teratas tindakan McDonald's yang berdampak buruk pada fungsi otak kita adalah gosip dan drama.

Dia menjelaskan, “Terlibat dalam gosip dan drama mengurangi kemampuan kita untuk fokus dan berpikir logis dengan meningkatkan aktivitas di amigdala…bagian dari otak emosional.”

“Amigdala dan korteks prefrontal sangat terhubung, jadi bersikap negatif mengurangi aktivitas di otak logis,” lanjut McDonald dalam TikTok berdurasi satu menit, yang diposting awal bulan ini.

Dari sudut pandang evolusi, perilaku bergosip, klik, eksklusif, dan umumnya kejam membantu nenek moyang kita bertahan hidup, namun menurut McDonald, pada tahap permainan ini, permainan yang sama menghambat kemampuan kita untuk memproses secara logis dan terhubung secara bermakna. 

 

2. Berbicara dan kritik diri yang negatif

olahraga
Ilustrasi orang kena depresi dan ganguan kecemasan. (Foto: Unsplash/Anthony Tran)

McDonald menjelaskan bahwa mengulangi narasi negatif membuat otak mencari apa yang salah, bukan benar. “Ini juga meningkatkan stres dan kecemasan serta mengurangi kinerja dan kemampuan kita untuk mencapai tujuan,” katanya.

Seperti yang dikatakan McDonald, semua pembicaraan negatif terhadap diri sendiri mempunyai efek buruk - “semakin Anda mengkritik diri sendiri, semakin Anda mengkritik orang lain.”

Dia berpendapat bahwa dengan mempraktikkan pengampunan diri, Anda akan meningkatkan fungsionalitas dan mengurangi kecemasan. Anda juga akan cenderung tidak terlibat dalam drama antarpribadi dan gosip yang tidak masuk akal yang menguras otak.

 

3. Doomscrolling di Waktu Senggang

Perempuan Memegang Gadget
Doomscrolling di waktu senggang dapat menurunkan fokus dan produktivitas dengan memberikan stimulasi berlebihan dan melelahkan otak. (Foto: Freepik/tirachardz)

Dalam daftar rekomendasinya, McDonald mengecam kebiasaan memeriksa media sosial di setiap kesempatan – saat mengantri, di lampu merah, saat istirahat kerja. Kebiasaan itu dikenal dengan istilah doomscrolling.

Dia menjelaskan bahwa doomscrolling di waktu senggang Anda “menurunkan fokus dan produktivitas dengan memberikan stimulasi berlebihan dan melelahkan otak. Anda juga mengurangi kemampuan Anda untuk berkreasi karena waktu, keheningan, dan kebosanan sangat penting untuk membiarkan pikiran mengembara.”

Sebuah survei baru-baru ini menemukan bahwa di akhir hidup mereka, hampir sepertiga (31%) orang Amerika lebih memilih meninggalkan jejak melalui kreativitas, bahkan melalui sifat-sifat seperti kecerdasan (20%), kekayaan (14%) atau upaya kemanusiaan (10 %).

Dalam hal ini, menghentikan doomscrolling bisa menjadi kunci warisan kreatif.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya