Liputan6.com, Jakarta - Keingintahuan publik tentang kanker nasofaring mendadak melonjak setelah aktor Korea Selatan, Kim Woo Bin, berbagi kisah hidupnya yang penuh perjuangan melawan penyakit mematikan ini.
Siapa yang menyangka, di balik sosok gagah dan senyum lebar yang kerap menghiasi layar kaca, tersimpan cerita menegangkan. Saat dokter memberikan vonis bahwa hidupnya tak akan lama lagi karena kanker nasofaring, Kim Woo Bin harus menghadapi ketakutan yang mendalam sambil terus berharap.
Baca Juga
Apa yang Dimaksud dengan Kanker Nasofaring?
Menurut artikel yang telah ditinjau medis oleh Melinda Ratini, MS, DO dari WebMD, kanker nasofaring merupakan jenis kanker langka yang berkembang di bagian atas tenggorokan, tepat di belakang hidung, di area yang disebut nasofaring.
Advertisement
Nasofaring terletak di dasar tengkorak, tepat di atas langit-langit mulut. Saat kita bernapas, udara dari hidung melewati tenggorokan dan nasofaring sebelum menuju paru-paru.
Meskipun terdengar kurang familiar, kanker nasofaring atau karsinoma nasofaring (NPC) adalah penyakit yang sangat berbahaya jika tidak terdeteksi sejak dini.
Apa Gejala Awal Kanker Nasofaring?
Tantangan utama dari kanker nasofaring adalah gejalanya sering kali mirip dengan penyakit umum lainnya. Bahkan, banyak pasien tidak menyadari mereka mengidap kanker ini sampai sudah mencapai stadium lanjut, seperti dilansir dari National Health Service (NHS) Inggris. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali gejala-gejala awalnya agar penanganan bisa dilakukan sesegera mungkin.
Meskipun tidak semua orang yang mengalami gejala berikut akan menderita kanker nasofaring, kamu harus segera menemui dokter jika mengalami salah satunya, terutama jika tidak membaik setelah tiga minggu:
- Benjolan di leher yang tidak hilang setelah lebih dari tiga minggu.
- Kehilangan pendengaran (biasanya hanya di satu telinga).
- Tinnitus atau mendengar suara berdenging dari dalam tubuh.
- Hidung tersumbat secara terus-menerus, biasanya hanya di satu sisi.
- Mimisan tanpa alasan yang jelas.
- Sakit kepala yang tidak biasa.
- Penglihatan kabur atau ganda.
- Mati rasa di bagian bawah wajah.Sulit menelan atau merasa nyeri saat menelan.
- Suara serak yang tak kunjung sembuh.
- Penurunan berat badan secara tiba-tiba tanpa sebab jelas.
Perlu diingat bahwa gejala-gejala ini juga bisa disebabkan oleh kondisi lain yang jauh lebih ringan, tapi tetap jangan diabaikan begitu saja. Mendapatkan diagnosis lebih awal bisa meningkatkan peluang kesembuhan secara signifikan.
Â
Apa Kanker Nasofaring Bisa Sembuh?
Kanker nasofaring adalah jenis kanker yang berkembang di bagian belakang hidung dan tenggorokan. Namun, pertanyaan besar yang sering muncul adalah: Apakah kanker ini bisa sembuh?
Jawabannya tergantung pada beberapa faktor penting seperti usia, kondisi kesehatan, dan stadium kanker saat didiagnosis.
1. Radioterapi
Jika kanker nasofaring didiagnosis pada tahap yang sangat awal, radioterapi sering kali menjadi solusi yang efektif untuk menyembuhkannya. Namun, sayangnya, kanker ini sering kali baru terdeteksi ketika sudah masuk ke stadium yang lebih lanjut. Mengapa? Karena pada tahap awal, gejalanya sering tidak jelas atau bahkan tidak muncul sama sekali.
2. Perpaduan Radioterapi dan Kemoterapi
Jika kanker nasofaring sudah berada di stadium lebih lanjut, dokter biasanya akan mengombinasikan radioterapi dengan kemoterapi. Kabar baiknya, kanker ini masih bisa disembuhkan, asalkan belum menyebar ke luar area kepala dan leher.
Meski di Inggris tidak ada statistik spesifik mengenai kelangsungan hidup kanker nasofaring, data menunjukkan harapan hidup yang cukup positif.
Hampir 75 dari 100 orang yang didiagnosis dengan kanker ini mampu bertahan hidup setidaknya selama 1 tahun setelah diagnosis. Lebih dari itu, sekitar 50 dari 100 orang berhasil hidup selama 5 tahun atau bahkan lebih.
Â
Advertisement
Apakah Kanker Nasofaring Bisa Dioperasi?
Pada kasus kanker nasofaring yang tidak merespons terapi radiasi, operasi bisa menjadi pilihan. Dokter bedah mungkin merekomendasikan operasi untuk mengangkat tumor yang masih tersisa setelah terapi radiasi, seperti dilansir dari Cancer.gov pada Selasa, 24 September 2024.
Selain itu, jika kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening di leher, operasi untuk mengangkat kelenjar getah bening dan jaringan sekitarnya juga bisa dilakukan.
Namun, operasi bukan tanpa risiko. Proses pembedahan untuk kanker nasofaring melibatkan area yang sensitif dan bisa menyebabkan efek samping yang cukup serius.
Efek samping dari pengobatan kanker nasofaring bisa berlangsung cukup lama, bahkan berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah pengobatan. Beberapa efek samping yang umum dialami oleh pasien meliputi:
- Mulut Kering Kronis
- Pengobatan dapat mengurangi produksi air liur, menyebabkan mulut terasa kering terus-menerus.
- Masalah Gigi dan Mulut
- Efek pengobatan juga dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut, termasuk infeksi atau pembusukan gigi.
- Kanker atau pengobatannya bisa berdampak pada indra pendengaran dan penglihatan.
- Beberapa pasien mengalami kesulitan menelan makanan atau minuman, dan dalam beberapa kasus, rahang bisa terkunci, membuat gerakan rahang terbatas.
- Pengobatan dapat mempengaruhi kelenjar tiroid dan hipofisis, yang mengakibatkan masalah hormon.
- Kanker yang menyebar atau pengobatannya bisa merusak saraf yang mempengaruhi fungsi otak.
- Beberapa pasien melaporkan perubahan suasana hati, kesulitan dalam berpikir, belajar, atau mengingat sesuatu setelah pengobatan.
Meskipun efek samping ini terdengar menakutkan, beberapa di antaranya bisa diobati atau dikelola dengan baik. Diskusikan dengan dokter kamu tentang kemungkinan risiko dan cara mengatasinya.
Operasi bisa menjadi pilihan yang efektif, namun perlu dipertimbangkan dengan matang berdasarkan kondisi kanker dan kesehatan secara keseluruhan.
Â
Kanker Nasofaring Sampai Stadium Berapa?
Setelah didiagnosis menderita kanker nasofaring, langkah selanjutnya adalah menentukan seberapa jauh kanker telah menyebar. Proses ini dikenal sebagai penentuan stadium, yang sangat penting untuk mengetahui tingkat keparahan kanker dan langkah pengobatan terbaik yang harus diambil.
Penentuan stadium juga membantu dokter dalam memberikan perkiraan kelangsungan hidup pasien, seperti dilansir dari Cancer.org pada Selasa, 24 September 2024.
Kanker nasofaring memiliki beberapa tingkatan stadium yang menunjukkan seberapa besar penyebarannya. Stadium paling awal disebut stadium 0, atau lebih dikenal dengan karsinoma in situ (CIS).
Ini berarti sel-sel kanker masih terbatas pada area awal dan belum menyebar. Namun, ketika kanker mulai menyebar, dia akan dikategorikan dalam stadium lebih lanjut, mulai dari stadium I (1) hingga stadium IV (4).
Semakin rendah stadium kanker, semakin kecil penyebarannya dalam tubuh. Sebaliknya, stadium yang lebih tinggi seperti stadium IV menandakan bahwa kanker sudah menyebar lebih jauh, mungkin ke organ-organ lain.
Selain angka, beberapa stadium juga memiliki subkategori seperti A atau B, yang menunjukkan tingkat penyebaran lebih rinci. Misalnya, stadium IVB lebih serius dibandingkan stadium IVA.
Walaupun setiap kasus kanker nasofaring unik, pasien dengan stadium yang sama cenderung memiliki pandangan yang mirip dan sering kali menjalani pengobatan dengan metode yang hampir serupa.
Penentuan stadium ini menjadi panduan penting dalam menyusun rencana pengobatan yang paling efektif dan memaksimalkan peluang kesembuhan.
Â
Â
Â
Advertisement
Apa Pantangan Makanan Kanker Nasofaring?
Kanker nasofaring adalah salah satu jenis kanker yang cukup mengkhawatirkan. Namun, tahukah kamu bahwa pilihan makanan sehari-hari dapat berperan penting dalam meningkatkan atau mengurangi risiko penyakit ini?Â
1. Makanan yang Diawetkan dengan Garam
Penelitian menunjukkan bahwa makanan yang diawetkan dengan garam, terutama ikan asin ala Cina, dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring, seperti dilansir dari Cancer.ca.Â
Garam dalam jumlah berlebih tidak hanya berbahaya bagi kesehatan jantung, tapi juga dapat berkontribusi pada perkembangan kanker. Jadi, jika kamu ingin menjaga kesehatan, kurangi konsumsi makanan asin.
2. Sayuran yang Diawetkan dengan Fermentasi
Sayuran yang diawetkan melalui proses fermentasi juga dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring. Meskipun beberapa jenis fermentasi sehat, penting untuk membatasi asupan sayuran yang diawetkan secara berlebihan. Pilihlah sayuran segar yang kaya nutrisi untuk menjaga kesehatan tubuh.
3. Makanan Olahan dan Berlemak
Selain itu, makanan olahan dan tinggi lemak juga sebaiknya dihindari. Makanan seperti snack kemasan, makanan cepat saji, dan makanan yang digoreng tidak hanya berbahaya bagi kesehatan secara keseluruhan, tetapi juga dapat meningkatkan risiko kanker.
4. Makanan Rendah Sayur dan Buah
Di sisi lain, penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan tinggi sayur dan buah dapat memberikan perlindungan terhadap kanker nasofaring. Sayuran dan buah-buahan kaya akan antioksidan dan nutrisi penting yang membantu tubuh melawan sel-sel kanker. Pastikan untuk mengonsumsi berbagai macam sayur dan buah setiap hari.