Bisakah Tekanan Darah Membuat Anda Tuli? Waspadai Dampak Hipertensi dan Diabetes pada Pendengaran

Hipertensi dan diabetes tak hanya berdampak pada jantung atau ginjal, tetapi juga pendengaran. Kerusakan pembuluh darah akibat kedua penyakit ini bisa menyebabkan tuli mendadak.

oleh Aditya Eka PrawiraBenedikta Desideria diperbarui 15 Jan 2025, 12:16 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2025, 12:16 WIB
Jaga Pola Hidup Sehat, Mahasiswa Gelar Cek Darah di CFD
Hipertensi dan diabetes dapat memengaruhi pendengaran. Kerusakan pembuluh darah dan saraf akibat penyakit ini bisa memicu tuli mendadak. Cegah dengan kontrol gula darah dan tekanan darah secara teratur! (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang menyadari bahwa hipertensi atau tekanan darah tinggi sering kali dikaitkan dengan risiko stroke. Sementara itu, diabetes dapat memengaruhi kesehatan mata, ginjal, dan jantung. Namun, tahukah kamu bahwa kedua penyakit ini juga dapat berdampak pada pendengaran?

Diabetes dan hipertensi adalah penyakit sistemik yang memengaruhi fungsi tubuh secara keseluruhan. Pada diabetes, salah satu komplikasi yang sering terjadi adalah gangguan pada pembuluh darah halus atau dikenal sebagai microangiopathy.

Menurut Pakar Otologi dari Jakarta Ear and Hearing Center RS Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta, Dr. dr. Harim Priyono SpTHT-KL (K), gangguan ini juga dapat memengaruhi pembuluh darah kecil di telinga bagian dalam, menyebabkan gangguan pendengaran.

"Pada kadar gula darah tinggi, pembuluh darah kecil dan saraf di telinga bagian dalam dapat rusak. Kondisi ini mengganggu sinyal saraf dari telinga ke otak sehingga menimbulkan gangguan pendengaran," katanya.

 

Apa yang Akan Terjadi Jika Tekanan Darah Tidak Terkontrol?

Jaga Pola Hidup Sehat, Mahasiswa Gelar Cek Darah di CFD
Hipertensi dan diabetes dapat memengaruhi pendengaran. Kerusakan pembuluh darah dan saraf akibat penyakit ini bisa memicu tuli mendadak. Cegah dengan kontrol gula darah dan tekanan darah secara teratur! (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sementara itu, pada hipertensi yang tidak terkontrol, aliran darah yang terlalu cepat dapat merusak dinding pembuluh darah. Pembuluh darah yang menjadi getas lebih rentan mengalami kerusakan, termasuk di area telinga. Bila pembuluh darah di telinga mengalami kerusakan, pendengaran pun bisa terganggu.

"Tuli mendadak adalah salah satu risiko penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan kondisi lain yang melemahkan daya tahan tubuh," kata Harim dalam konferensi pers acara seminar medis bertajuk The Last Trends in Ear Health: Diagnostic and Technological Innovation Hearing Care belum lama ini.

Meski terdengar menyeramkan, menegaskan bahwa tuli mendadak akibat hipertensi dan diabetes dapat dicegah. "Sekali lagi, penyakit ini dapat dicegah ya. Hal yang penting adalah memperbaiki atau mengontrol gangguan sistemik tadi sehingga gangguan pendengaran bisa dicegah," tambahnya.

Apa yang Harus Dilakukan untuk Mencegah Hipertensi dan Diabetes?

Potret Hari Bebas Kendaraan Bermotor Terakhir di 2024
Hipertensi dan diabetes dapat memengaruhi pendengaran. Kerusakan pembuluh darah dan saraf akibat penyakit ini bisa memicu tuli mendadak. Cegah dengan kontrol gula darah dan tekanan darah secara teratur! (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Untuk mencegah komplikasi seperti tuli mendadak, pasien diabetes dan hipertensi perlu menjalankan pola hidup sehat.

Pada pasien hipertensi, saran gaya hidup sehat mencakup olahraga teratur 3-4 kali seminggu, menurunkan berat badan secara sehat, serta menjalankan pola makan seimbang. Menghindari makanan tinggi garam, lemak jenuh, dan kolesterol juga penting untuk menjaga tekanan darah tetap stabil.

Menurut studi, penurunan berat badan sebesar 1 kilogram dapat menurunkan tekanan darah hingga 1 mmHg. Dengan demikian, menurunkan berat badan 10 kilogram dapat memberikan dampak signifikan dalam mengontrol hipertensi.

Sementara itu, pasien diabetes disarankan untuk membatasi asupan kalori dan mengonsumsi makanan dengan komposisi gizi seimbang. Dianjurkan untuk mengonsumsi karbohidrat kompleks sebesar 45-60 persen, protein 15-20 persen, lemak 25-30 persen, dan serat 25-30 gram per hari.

Selain menjaga pola makan, olahraga minimal 30 menit sebanyak 3-4 kali seminggu juga dapat membantu mengontrol kadar gula darah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya