Ustaz Adi Hidayat Ungkap Keistimewaan Bulan Rajab, Momen Evaluasi Diri dan Persiapan Menuju Ramadan

Rajab tidak hanya menjadi bulan refleksi, tetapi juga latihan spiritual.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 19 Jan 2025, 11:48 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2025, 11:00 WIB
Ustaz Adi Hidayat
Ustaz Adi Hidayat (Instagram: @ustadzadihidayat)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Bulan Rajab memiliki tempat istimewa dalam kalender Islam. Sebagai salah satu dari empat bulan suci (Asyhurul Hurum), Rajab menjadi waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi diri dan mempersiapkan hati menuju bulan Ramadan.

Ustaz Adi Hidayat (UAH), seperti dikutip dari salah satu materi kajiannya melalui Kanal YouTube Adi Hidayat Official, menekankan pentingnya bulan ini sebagai momen untuk meninggalkan perbuatan munkar (buruk) dan memperkuat ibadah.

Makna Rajab Secara Bahasa

Menurut Ustaz Adi Hidayat, kata Rajab berasal dari akar kata Arab: ر, ج, ب (Ra, Jim, Ba), yang bermakna taufim, atau sesuatu yang agung dan dahsyat. Bulan ini dimuliakan karena mengajarkan umat untuk meninggalkan segala yang dilarang Allah.

“Evaluasi diri itu, meninggalkan yang haram, itu sesuatu yang agung di sisi Allah dan Rasul-Nya,” ujar UAH.

Bulan Berlatih Meninggalkan Munkar

Rajab tidak hanya menjadi bulan refleksi, tetapi juga latihan spiritual.

“Rajab ini pendidikan untuk membuat kita lebih kuat meninggalkan yang munkar,” ucap UAH

UAH kemudian menjelaskan, keistimewaan ibadah seperti salat bukan hanya terletak pada pelaksanaannya, tetapi juga pada kemampuannya menjauhkan seseorang dari perbuatan buruk. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Surah Al-Ankabut ayat 45, yang menyebutkan bahwa salat mencegah perbuatan keji (fahsya) dan munkar.

UAH juga mengingatkan bahwa perbuatan buruk bisa muncul dari berbagai aspek kehidupan, seperti kata-kata kasar, perilaku negatif, hingga tindakan kriminal. Karena itu, Rajab menjadi kesempatan untuk memperbaiki diri, baik secara individu maupun dalam lingkup keluarga.

 

Rajab sebagai Jembatan Menuju Ramadan

Jika Ramadan identik dengan peningkatan ibadah seperti salat, sedekah, dan membaca Al-Qur'an, maka Rajab adalah waktu untuk mempersiapkan diri agar dapat menjalani Ramadan dengan maksimal. “Kalau Ramadan meningkatkan yang ma’ruf, Rajab ini pendidikan untuk meninggalkan yang munkar,” jelas UAH.

Ia mengibaratkan bulan ini sebagai fase latihan intensif untuk menata diri dari ujung kepala hingga kaki: mata untuk melihat yang baik, telinga untuk mendengar yang baik, lisan untuk berkata yang baik, dan tangan untuk berbuat yang baik. Ketika semua ini dilakukan, keluarga pun dapat merasakan kedamaian (sakinah), cinta yang tulus (mawaddah), dan rahmat Allah.

 

Pelajaran Berharga dari Bulan Rajab

Ustaz Adi Hidayat juga menekankan pentingnya memilih ibadah di atas kepentingan duniawi. UAH mengingatkan betapa pentingnya mengutamakan Allah dalam setiap keputusan, terutama di era disrupsi seperti saat ini.

Rajab mengajarkan bahwa untuk menjadi individu yang lebih baik, tidak cukup hanya menambah ibadah, tetapi juga perlu meninggalkan hal-hal buruk. UAH mengutip Surah Asy-Syams ayat 7-10 sebagai dalil bahwa manusia yang sukses adalah mereka yang mensucikan diri dari keburukan.

Bulan Rajab menjadi momen refleksi dan pendidikan spiritual yang sangat penting dalam Islam. Dengan memanfaatkan bulan ini untuk evaluasi diri dan memperbaiki kebiasaan buruk, umat Islam dapat menyambut Ramadan dengan hati yang bersih dan semangat ibadah yang tinggi.

“Kalau yang buruk sudah tidak ada, yang baik akan muncul,” tutup UAH.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya