Sontek Cara Kabupaten HST Menyehatkan Masyarakat, Olah Bahan Lokal dari Ikan Gabus hingga Daun Kelor dan Katuk

Kabupaten HST inovatif gunakan bahan lokal seperti ikan gabus, daun kelor, dan katuk untuk pola makan sehat. Edukasi, program masak, dan dukungan ASI eksklusif tingkatkan gizi masyarakat.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 22 Jan 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2025, 06:00 WIB
Ilustrasi Makan Sehat, Ikan (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)
Kabupaten HST manfaatkan ikan gabus, kaya gizi dan mudah ditemukan, sebagai bahan utama inovasi masakan sehat. Edukasi dan lomba masak dorong masyarakat konsumsi ikan lokal untuk pola makan bergizi. (Foto Ilustrasi Makan Ikan: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan, terus berinovasi dalam meningkatkan pola makan sehat masyarakat dengan memanfaatkan bahan lokal yang melimpah, seperti ikan gabus (dikenal sebagai ikan haruan), daun kelor, dan katuk. Inisiatif ini dipimpin oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten HST di bawah kepemimpinan Cheri Bayuni Budjang Aulia Oktafiandi.

Kebiasaan Makan dan Tantangan di HST

Cheri mengungkapkan bahwa kebiasaan makan masyarakat HST seringkali tidak memperhatikan nilai gizi. "Banyak yang mengonsumsi junk food, makanan manis, dan minuman berproses karena sudah menjadi kebiasaan turun-temurun," kata Cheri dalam sebuah diskusi media bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) di Jakarta pada Selasa, 21 Januari 2025.

Hal ini diperparah dengan kurangnya keterampilan dalam mengolah bahan lokal, seperti ikan dan umbi-umbian, sehingga masyarakat lebih memilih makanan instan yang kurang sehat.

Praktik di posyandu juga masih perlu ditingkatkan. Kadang pelayanan dianggap administratif semata, tanpa pendekatan personal kepada ibu dan anak. Selain itu, pemberian makanan tambahan di posyandu kerap kurang sesuai dengan standar gizi.

"Bayi sering diberi bubur yang ditambahkan topping tidak bergizi, seperti kerupuk atau puding coklat," ujar Cheri.

Inovasi Olah Bahan Lokal

Ilustrasi Makan Sehat, Ikan (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)
Kabupaten HST manfaatkan ikan gabus, kaya gizi dan mudah ditemukan, sebagai bahan utama inovasi masakan sehat. Edukasi dan lomba masak dorong masyarakat konsumsi ikan lokal untuk pola makan bergizi. (Foto Ilustrasi Makan Ikan: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)... Selengkapnya

Untuk mengatasi tantangan ini, Tim Penggerak PKK meluncurkan berbagai program inovatif. Salah satunya adalah program 'Makan Ikan Bersama' yang melibatkan ratusan warga untuk menikmati hidangan berbasis ikan, seperti ikan bakar, pepes, hingga sambal ikan.

"Program ini memperkenalkan ikan sebagai sumber protein yang murah, bergizi, dan mudah diolah, sekaligus mempererat hubungan sosial," ujar Cheri.

Lebih lanjut Cheri, mengatakan,"Di Kalimantan Selatan, ikan yang paling sering digunakan adalah ikan gabus, yang juga dikenal dengan nama ikan haruan di daerah setempat." Ikan gabus ini sering dijumpai di kawasan sungai, yang menjadi sumber daya alam yang melimpah di wilayah tersebut.

Selain ikan gabus, ikan patin juga merupakan pilihan populer, mengingat banyaknya sungai di daerah ini. "Ikan patin dan ikan gabus adalah jenis ikan yang paling mudah ditemukan di sungai, kecuali di wilayah yang dekat dengan laut," kata Cheri kepada Health Liputan6.com dalam sesi tanya jawab.

Hal ini menunjukkan ketersediaan ikan lokal yang bisa dimanfaatkan untuk menciptakan hidangan yang sehat dan bergizi bagi masyarakat.

Untuk mendorong kreativitas dalam mengolah ikan lokal, Tim Penggerak PKK mengadakan lomba inovasi masak. "Melalui lomba-lomba ini, kita mengajak masyarakat untuk berinovasi dalam mengolah ikan, bukan hanya dipandang sebagai bahan makanan biasa, tapi bisa dipadukan dengan bahan lain seperti karbohidrat selain nasi," katanya. 

Dengan cara ini, diharapkan masyarakat bisa lebih tertarik untuk mengonsumsi ikan yang kaya protein dan bergizi. Kemudian, resep-resep terbaik dari lomba tersebut dibukukan dan disebarluaskan ke perpustakaan desa, sehingga bisa diakses oleh masyarakat di daerah terpencil.

Melalui program 'Dapur B2SA' (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman), ibu-ibu di desa diajak belajar memasak menggunakan bahan lokal, seperti ubi, telur, dan ikan, dengan cara yang lebih sehat.

"Kami mengajarkan cara memasak telur tidak hanya dengan digoreng atau direbus, tapi juga dibuat pepes atau gadon, yang lebih bergizi," tambah Cheri.

Pemberian Daun Kelor dan Katuk agar ASI Lancar

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Cheri Bayuni Budjang Aulia Oktafiandi
Kabupaten HST tingkatkan gizi warganya lewat bahan lokal seperti ikan gabus, daun kelor, dan katuk. Program masak inovatif hingga edukasi gizi diterapkan demi pola makan sehat masyarakat. (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)... Selengkapnya

Program Sahabat ASI menjadi langkah lain yang signifikan. Dalam program ini, daun kelor dan katuk dibagikan gratis di setiap kecamatan untuk mendukung ibu menyusui. Selain itu, kader PKK bersama bidan desa memberikan pendampingan, termasuk bantuan psikologis bagi ibu yang mengalami baby blues.

Edukasi juga diberikan kepada anak-anak melalui kegiatan mendongeng yang menyisipkan pesan tentang pentingnya makanan bergizi, seperti ikan dan telur. "Kami ingin anak-anak memahami bahwa makanan lokal tidak hanya sehat tapi juga bisa diolah dengan lezat," ujar Cheri.

Bagaimana Caranya agar Anak Mengurangi Konsumsi Makanan yang Tidak Sehat?

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Cheri Bayuni Budjang Aulia Oktafiandi
Kabupaten HST tingkatkan gizi warganya lewat bahan lokal seperti ikan gabus, daun kelor, dan katuk. Program masak inovatif hingga edukasi gizi diterapkan demi pola makan sehat masyarakat. (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)... Selengkapnya

Cheri percaya bahwa perubahan harus dimulai dari kebiasaan keluarga. Dia sendiri memberikan alternatif makanan manis yang lebih sehat kepada anak-anaknya, seperti barongko dan waffle ubi ungu.

"Jika orang tua memulai kebiasaan makan sehat, anak-anak akan meniru," katanya.

Dengan berbagai inovasi, Tim Penggerak PKK Kabupaten HST berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pendekatan yang efektif dan berkelanjutan.

Pemanfaatan bahan lokal seperti ikan haruan, daun kelor, dan katuk menjadi langkah nyata untuk menciptakan pola makan sehat yang mendukung kesehatan generasi mendatang.

"Inovasi dan edukasi adalah kunci untuk mendorong perubahan positif dalam kebiasaan makan masyarakat," pungkas Cheri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya