Dokter Sarankan Pasien Diabetes Konsultasi dan Latihan Puasa Sebulan Sebelum Ramadhan

Pasien diabetes boleh puasa, tapi dokter sarankan lakukan persiapan dan konsultasi satu hingga dua bulan sebelum Ramadhan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori Diperbarui 24 Feb 2025, 21:52 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2025, 21:52 WIB
Dokter Sarankan Pasien Diabetes Konsultasi dan Latihan Puasa Sebulan Sebelum Ramadhan
Dokter spesialis penyakit dalam RS EMC Cikarang, Angie Shabira Permata soal puasa Ramadhan bagi pasien diabetes, Jakarta (24/2/2025). Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Pasien diabetes boleh menjalankan puasa Ramadhan dengan beberapa catatan. Dokter spesialis penyakit dalam RS EMC Cikarang, Angie Shabira Permata, menyarankan agar pasien gula darah tinggi melakukan persiapan sebulan atau dua belum sebelum memasuki bulan suci.

“Pasien diabetes itu boleh puasa, puasa itu memperbaiki kendali glikemiknya. Tapi satu-dua bulan sebelum berpuasa, baiknya pasien diabetes konsultasi dengan dokter bagaimana agar kendali glikemiknya lebih baik,” papar Angie dalam Healthy Monday bersama Liputan6.com, di Jakarta, Senin (24/2/2025).

Angie juga menyarankan agar pasien diabetes melatih diri dengan puasa sunnah sebelum memasuki Ramadhan.

“Kalau bisa pasiennya juga melatih puasa sunnah supaya tidak kaget,” ujarnya.

Latihan puasa sebelum Ramadhan jadi penting lantaran akan banyak perubahan yang dialami pasien diabetes saat menjalankan puasa wajib di bulan suci.

“Pada saat pasien diabetes berpuasa tentu banyak perubahan, pola makannya berubah, aktivitas fisik juga lebih minim, dan itu memengaruhi kondisi glukosa dalam darah.”

Dalam masa persiapan, dokter akan menilai stratifikasi risiko. Kemudian, dokter menentukan pasien memiliki risiko tinggi atau risiko rendah jika menjalankan puasa.

“Pasien risiko tinggi misalnya pasien yang menggunakan insulin, kendali glikemiknya jelek, gula darahnya di atas 300, HbA1c-nya tidak terkontrol, tentu mereka memerlukan modifikasi, baik pola makan maupun obat-obatannya,” papar Angie.

 

Tetap Kontrol Asupan Makan Saat Sahur dan Buka

Puasa juga tidak dianjurkan bagi pasien diabetes yang memiliki potensi mengalami hal buruk jika melakukannya.

“Yang harus diperhatikan pasien diabetes itu, ada risiko-risiko yang akan terjadi nanti apabila dia berpuasa. Bisa gula darahnya malah jadi rendah sekali (hipoglikemi) atau malah melonjak (hiperglikemi postprandial).”

Lonjakan kadar gula darah bisa terjadi jika asupan makan tidak dikontrol setelah buka puasa.

“Jadi, tetap pasien diabetes itu harus mengatur jadwal makan dan pilih-pilih pola makannya. Misalnya sahur pakai karbohidrat kompleks (nasi, kentang, jagung) dan buka dengan karbohidrat sederhana (kurma 1 sampai 2 butir),” jelas Angie.  

 

Camilan Setelah Tarawih

Setelah buka dengan kurma, pasien diabetes boleh makan cukup termasuk nasi, lauk pauk, dan sayuran. Jika masih ingin ngemil setelah tarawih, maka dapat memilih buah-buahan.

“Saat setelah tarawih masih boleh diberikan camilan misalnya buah.”

Hal yang tak kalah penting, pasien harus tetap rajin konsultasi dengan dokter terutama terkait perubahan jadwal oba yang biasa dikonsumsi.

“Karena ada beberapa obat diabetes yang akan menyebabkan risiko hipoglikemi, gulanya jadi rendah sekali,” terang Angie.

 

Modifikasi Dosis Insulin

Selain berkonsultasi soal perubahan jadwal minum obat, pasien juga perlu bertanya pada dokternya tentang modifikasi dosis insulin.

“Yang pakai insulin, suntik, itu harus dimodifikasi dosisnya, misalnya pada saat sahur tidak diberi dosis setinggi saat buka. Dan pasiennya juga harus diberi edukasi bagaimana dia bisa memantau gula darah secara mandiri, terutama di waktu-waktu puncak terjadinya hipoglikemi.”

Puncak terjadinya hipoglikemi misalnya terjadi pada tengah hari hingga mendekati ashar atau kurang lebih sekitar pukul 15.00.

“Misalnya tengah hari mendekati ashar nah itu sering sekali terjadi hipoglikemi, dia boleh pantau gula darahnya.”

Lantas, kapan pasien diabetes perlu membatalkan puasanya?

“Kalau gula darahnya di bawah 70 maka harus sebaiknya membatalkan puasanya. Dan olahraga atau aktivitas fisik jangan dilakukan mendekati waktu berbuka karena juga bisa menyebabkan risiko hipoglikemi tadi, olahraga sebaiknya dilakukan setelah iftar (berbuka),” pungkasnya.

Infografis Daftar 10 Negara dengan Kasus Diabetes Tertinggi di Dunia
Daftar 10 Negara dengan Kasus Diabetes Tertinggi di Dunia (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya