Liputan6.com, Jakarta Perubahan pola makan adalah hal yang pasti ditemui umat Islam di bulan Ramadan. Hal ini bukan masalah selama waktu buka dan sahur diisi dengan pemilihan makanan sehat.
Sayangnya, masih banyak masyarakat yang memilih mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula dan lemak untuk berbuka. Seperti gorengan dan minuman manis.
Baca Juga
Pemilihan makanan dan minuman seperti itu cenderung berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan. Sebaliknya, makanan sehat dapat membantu tubuh tetap prima menghadapi berbagai perubahan yang terjadi seperti disampaikan Dosen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR), Lailatul Muniroh,
Advertisement
“Saat berpuasa metabolisme tubuh akan mengalami perubahan. Tubuh akan menggunakan cadangan energi dari glikogen dan lemak untuk beraktivitas. Metabolisme juga akan melambat apabila pola makan tidak seimbang dan kurang aktif bergerak,” jelas Lailatul mengutip laman UNAIR, Rabu (5/3/2025).
“Kemungkinan terjadi perubahan berat badan, tergantung pada keseimbangan asupan kalori dan aktivitas fisik,” tambahnya.
Perubahan pola makan selama Ramadan dapat memberikan manfaat kesehatan jika dilakukan dengan baik, sambung Lailatul. Seperti detoksifikasi tubuh, pengelolaan berat badan, dan peningkatan kesehatan metabolik. Namun, jika tidak dikontrol bisa berdampak negatif seperti dehidrasi, gangguan pencernaan, dan peningkatan berat badan.
Mager Bikin Berat Badan Naik
Maka dari itu, Lailatul menyarankan agar senantiasa menjaga keseimbangan asupan gizi dan tetap aktif bergerak.
“Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan asupan gizi, cukup minum air, dan tetap aktif agar tubuh tetap sehat selama Ramadan. Selain itu, penting untuk tetap aktif agar tubuh tetap bugar.”
“Apabila tidak melakukan aktivitas fisik alias mager, bukan tidak mungkin berat badan dapat meningkat,” terang Lailatul.
Advertisement
Atur Porsi Makan
Laila juga menyinggung soal pentingnya mengatur porsi makan secara bertahap dan seimbang untuk berbuka puasa.
Hal ini bertujuan agar nutrisi terserap optimal. Selain itu, mengatur pola makan saat berbuka juga bertujuan mengurangi risiko peningkatan gula darah secara drastis saat berbuka.
“Awali dengan makanan ringan, porsi kecil dan makanan yang mudah dicerna. Ikuti pola ‘Isi Piringku’ dan hindari makan berlebihan saat berbuka puasa. Batasi gula dan lemak berlebih, serta pastikan asupan cairan cukup untuk menghindari dehidrasi saat berpuasa,” imbaunya.
Makanan yang Perlu Dihindari Saat Buka Puasa
Laila pun berpesan, saat berbuka puasa, sebaiknya hindari makanan-makanan dengan kriteria berikut:
- tinggi gula;
- gorengan;
- makanan tinggi garam;
- minuman berkafein;
- makanan pedas; dan
- makanan tinggi santan.
“Agar tubuh tidak mengalami lonjakan gula darah, dehidrasi, atau gangguan pencernaan.”
“Pilih makanan alami dan bergizi seperti buah segar, makanan yang direbus, dikukus atau dipanggang, serta minuman sehat,” kata Laila.
Berbuka dapat dimulai dengan minum air putih atau infused water, kurma, dan buah segar sebelum makan utama yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, serta sayur dan buah.
Hindari makanan tinggi gula, gorengan, dan minuman bersoda agar tidak menyebabkan lonjakan gula darah atau gangguan pencernaan.
Advertisement
