Kematian akibat kelebihan dosis obat penghilang rasa sakit yang diperoleh melalui resep di kalangan perempuan di Amerika Serikat melonjak dalam beberapa tahun belakangan.
Pusat Pencegahan dan Pengawasan Penyakit AS (CDC) menyatakan antara 1999 dan 2010, jumlah kematian akibat kelebihan dosis di kalangan perempuan telah naik lebih dari 400 persen, dibandingkan dengan 265 persen di kalangan pria AS.
Sebanyak 48.000 perempuan AS 48.000 perempuan AS meninggal akibat obat tersebut selama masa itu, katanya.
"Kematian akibat obat penghilang sakit yang diperoleh melalui resep telah meroket di kalangan perempuan," kata Direktur CDC Tom Frieden dalam satu pernyataan. "Menghentikan wabah ini pada perempuan --dan lelaki-- adalah urusan semua orang. Dokter perlu berhati-hati dalam memberi resep dan pasien juga dalam menggunakan obat ini."
Studi tersebut meliputi kunjungan ke bagian gawat darurat dan kematian yang berkaitan dengan penyalah-gunaan obat dan kelebihan dosis, serta analisis khusus pada obat penghilang sakit yang diberi melalui resep, seperti dikuti dari Xinhua, Kamis (7/4/2013).
Lebih dari 6.600 perempuan AS, katanya, meninggal akibat obat penghilang sakit yang diperoleh melalui resep pada 2010, empat kali lipat dibandingkan kematian akibat kokain dan heroin secara gabungan. Angkat kematian tersebut paling tinggi di kalangan perempuan yang berusia 45 sampai 54 tahun.
  Â
Ada lebih dari 200.000 kunjungan ke bagian gawat darurat karena penyalah-gunaan opioid di kalangan perempuan pada tahun itu, kata CDC.
  Â
Penelitian menunjukkan perempuan lebih mungkin untuk menderita sakit kronis, diberi resep obat penghilang sakit, diberi dosis lebih tinggi, dan menggunakan obat tersebut untuk masa lebih lama ketimbang lelkai, kata lembaga itu.
  Â
Perempuan juga mungkin menjadi tergantung atas obat penghilang sakit yang diperoleh melalui resep lebih cepat dibandingkan lelaki, katanya.
  Â
"Masalah obat penghilang sakit yang diperoleh melalui resep mempengaruhi perempuan dengan cara berbeda dibandingkan lelaki dan semua penyedia kesehatan yang merawat perempuan mesti berhati-hati mengenai ini," kata Linda Degutis, Direktur Pusat Nasional CDC bagi Pengawasan dan Pencegahan Cedera.
  Â
"Penyedia perawatan kesehatan dapat membantu meningkatkan cara obat penghilang sakit diresepkan dan pada saat yang sama memastikan perempuan memiliki akses ke pengobatan sakit secara efektif dan aman," kata Degutis.
Pusat Pencegahan dan Pengawasan Penyakit AS (CDC) menyatakan antara 1999 dan 2010, jumlah kematian akibat kelebihan dosis di kalangan perempuan telah naik lebih dari 400 persen, dibandingkan dengan 265 persen di kalangan pria AS.
Sebanyak 48.000 perempuan AS 48.000 perempuan AS meninggal akibat obat tersebut selama masa itu, katanya.
"Kematian akibat obat penghilang sakit yang diperoleh melalui resep telah meroket di kalangan perempuan," kata Direktur CDC Tom Frieden dalam satu pernyataan. "Menghentikan wabah ini pada perempuan --dan lelaki-- adalah urusan semua orang. Dokter perlu berhati-hati dalam memberi resep dan pasien juga dalam menggunakan obat ini."
Studi tersebut meliputi kunjungan ke bagian gawat darurat dan kematian yang berkaitan dengan penyalah-gunaan obat dan kelebihan dosis, serta analisis khusus pada obat penghilang sakit yang diberi melalui resep, seperti dikuti dari Xinhua, Kamis (7/4/2013).
Lebih dari 6.600 perempuan AS, katanya, meninggal akibat obat penghilang sakit yang diperoleh melalui resep pada 2010, empat kali lipat dibandingkan kematian akibat kokain dan heroin secara gabungan. Angkat kematian tersebut paling tinggi di kalangan perempuan yang berusia 45 sampai 54 tahun.
  Â
Ada lebih dari 200.000 kunjungan ke bagian gawat darurat karena penyalah-gunaan opioid di kalangan perempuan pada tahun itu, kata CDC.
  Â
Penelitian menunjukkan perempuan lebih mungkin untuk menderita sakit kronis, diberi resep obat penghilang sakit, diberi dosis lebih tinggi, dan menggunakan obat tersebut untuk masa lebih lama ketimbang lelkai, kata lembaga itu.
  Â
Perempuan juga mungkin menjadi tergantung atas obat penghilang sakit yang diperoleh melalui resep lebih cepat dibandingkan lelaki, katanya.
  Â
"Masalah obat penghilang sakit yang diperoleh melalui resep mempengaruhi perempuan dengan cara berbeda dibandingkan lelaki dan semua penyedia kesehatan yang merawat perempuan mesti berhati-hati mengenai ini," kata Linda Degutis, Direktur Pusat Nasional CDC bagi Pengawasan dan Pencegahan Cedera.
  Â
"Penyedia perawatan kesehatan dapat membantu meningkatkan cara obat penghilang sakit diresepkan dan pada saat yang sama memastikan perempuan memiliki akses ke pengobatan sakit secara efektif dan aman," kata Degutis.