Berilah Peminta-minta walau Seadanya, Akan Menarik Keberkahan Kata Buya Yahya

Buya Yahya menceritakan sebuah kisah di masa Rasulullah, di mana seorang perempuan datang mengadu karena ada seseorang yang meminta-minta kepadanya, sementara dia tidak memiliki apa-apa.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Feb 2025, 12:30 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2025, 12:30 WIB
Buya Yahya
Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang seseorang menemui orang yang meminta-minta. Namun, bagaimana seharusnya sikap yang tepat ketika tidak memiliki sesuatu untuk diberikan?

KH Yahya zainul ma'arif atau buya yahya Pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah yang berpusat di Cirebon menjelaskan, bahwa Islam mengajarkan untuk tidak membiarkan seorang peminta-minta pulang dengan tangan kosong. Bahkan jika yang dimiliki hanyalah sesuatu yang sederhana, tetaplah berbagi.

"Jangan sampai ada orang datang kepadamu meminta lalu dia kembali dengan tangan kosong," ujar Buya Yahya dikutip dari tayangan video singkat di kanal YouTube @albahjah-tv.

Buya Yahya menceritakan sebuah kisah di masa Rasulullah, di mana seorang perempuan datang mengadu karena ada seseorang yang meminta-minta kepadanya, sementara dia tidak memiliki apa-apa.

Dalam kisah tersebut, Rasulullah memberikan nasihat bahwa jika seseorang benar-benar tidak memiliki sesuatu yang berharga, tetaplah berusaha memberi meskipun hanya dengan sesuatu yang sederhana.

"Jika engkau tidak punya apa-apa, wahai ibu, dan tidak punya kecuali hanya kaki kambing atau kaki ayam, maka berikanlah," jelas Buya Yahya.

Makna dari nasihat ini adalah bahwa apa pun yang dimiliki, meskipun tampak kecil dan sederhana, tetap memiliki nilai bagi orang lain yang membutuhkannya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Berikan yang Ada sebagai Bentuk Kepedulian

Nasi Jumat Rp 10.000, Cara Sedekah di Bulan Ramadan ala Warga Palembang
ilustrasi sedekah (Liputan6.com / Nefri Inge)... Selengkapnya

Sebagai contoh, seseorang mungkin hanya memiliki ikan asin atau bawang di rumahnya. Meskipun tampak sederhana, bagi orang yang sedang kesulitan, hal itu bisa sangat berarti.

"Barangkali dia memang benar-benar membutuhkan. Bisa jadi dia punya nasi liwet, lalu ditambah ikan asin dan kecap, makanan itu menjadi nikmat baginya," kata Buya Yahya.

Memberi dengan apa yang ada merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama. Bahkan jika seseorang tidak memiliki makanan, ada cara lain untuk berbagi.

Jika memang tidak ada sesuatu yang bisa diberikan secara materi, seseorang bisa memberikan doa atau senyum yang tulus kepada peminta-minta.

Terkadang, sekadar kata-kata baik dan empati bisa menjadi hiburan bagi orang yang sedang kesusahan. Ini lebih baik daripada menghardik atau mengusir mereka.

Namun, dalam memberi juga harus tetap memperhatikan adab dan keikhlasan. Jangan sampai memberi dengan perasaan terpaksa atau merasa lebih tinggi dari orang yang menerima.

Seseorang juga bisa memberi dengan mengucapkan, "Saya hanya punya ini, jika mau silakan, jika tidak, tidak apa-apa." Hal ini menunjukkan bahwa memberi tetap dilakukan dengan penuh keikhlasan.

Jangan sampai orang yang datang meminta pulang dalam keadaan kecewa. Jika memang tidak bisa memberi materi, setidaknya berikan perhatian dan kebaikan hati.

Memberi kepada Sesama, Menarik Keberkahan

Gunakan Thr untuk Berzakat dan Bersedekah
Menebar kebaikan terhadap sesama. (Foto: Freepik/Freepik)... Selengkapnya

Ketulusan dalam memberi adalah sesuatu yang bernilai di sisi Allah. Bahkan hal sekecil apa pun yang diberikan dengan niat baik bisa menjadi berkah.

Buya Yahya menegaskan bahwa tidak ada alasan bagi seseorang untuk menolak memberi jika masih memiliki sesuatu, walaupun kecil.

Dalam ajaran Islam, memberi kepada sesama adalah bentuk ibadah yang bisa mendatangkan keberkahan dan rezeki yang lebih luas.

Orang yang sering berbagi, meskipun sedikit, akan merasakan manfaatnya di kemudian hari. Sebab, Allah selalu melipatgandakan kebaikan yang dilakukan dengan ikhlas.

Buya Yahya mengingatkan agar umat Islam senantiasa menanamkan sifat dermawan dalam kehidupan sehari-hari.

Bahkan jika tidak bisa membantu secara materi, seseorang tetap bisa menunjukkan kepedulian dengan cara lain, seperti memberi dukungan moral atau mendoakan.

Dalam kehidupan sosial, saling membantu dan berbagi adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang penuh keberkahan.

Dengan tidak membiarkan peminta-minta pulang dengan tangan kosong, seseorang telah menanamkan kebaikan yang akan terus mengalir pahalanya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya