[VIDEO] Ketika Pria Jadi Seorang Ayah

Tak hanya ibu yang merasakan kebahagiaan ketika buah hatinya lahir di muka bumi ini, seorang ayah juga merasakan hal yang sama.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 09 Agu 2013, 06:00 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2013, 06:00 WIB
ayah-130802b.jpg
Ibu memang yang mengandung buah hatinya selama sembilan bulan lamanya. Dan ketika bayi itu hadir di dunia, tak hanya ibu yang merasakan kebahagiaan. Di samping ibu ada seorang ayah yang merasakan hal yang sama.

Bagaimana tanggapan seorang ayah tentang kehadiran buah hati di dalam keluarganya? Berikut pengakuan sejumlah pria-pria penyayang keluarga kepada Liputan6.com.

1. DIKI RISNANDAR, MARRIED, 34 TAHUN

Bagi Diki yang sudah menikah hampir 10 tahun, mengungkapkan, sudah tentu dirinya beserta istri sangat ingin cepat-cepat dikaruniain seorang anak oleh Tuhan, sewaktu keduanya memutuskan untuk berumahtangga. Karena menurutnya, buah dari sebuah pernikahan adalah seorang anak.

"Oh, pastinya, ingin cepat punya anak. Ya, karena buah pernikahan itu adalah seorang anak," kata Diki.

Rahasia bahagia yang tak terhingga pun, dirasakan Diki sewaktu istrinya melahirkan anak pertamanya. Pasalnya, Diki harus menunggu selama 2 tahun, untuk dapat dikaruniai seorang anak.

"Wah, bahagia banget pastinya. Bangga," lanjut Diki.

Sebagai seorang ayah dari dua orang anak, Diki mengungkapkan, kalau dirinya ingin menjadi seorang ayah, yang kelak dapat dijadikan teladan bagi anak-anaknya.

Selain itu, Diki pun sangat ingin menjadi seorang ayah, yang dapat melindungi kedua buah hatinya, hingga keduanya sudah tepat untuk dilepas.

"Ayah yang teladan bagi anak-anak, yang dapat melindungi anak saya," terangnya. "Saya juga ingin menjadi seorang ayah, yang melindungi dia, dan dia juga merasa, bahwa ayahnya itu menjadi contoh," tambahnya.

Lebih lanjut Diki mengungkapkan, kalau kelak apapun yang dilakukan olehnya, dapat dijadikan contoh oleh kedua buah hatinya. "Jadi, apapun yang dilakukan, dia dapat melihat tindakan ayahnya sebagai contoh," lanjutnya.

Sebagai seorang ayah pun, ada beberapa hal yang sangat ditakuti oleh pegawai swasta di sebuah perusahaan media yang ada di Jakarta ini.

"Yang saya takuti adalah, ketika anak saya itu melakukan sesuatu yang di luar norma kemasyarakatan dan norma agama," kata Diki.

2. ADY, MARRIED, 29 TAHUN

Sebagai seorang pria yang memutuskan untuk menikah di usia yang tidak lagi muda, sudah tentu Ady cepat-cepat ingin dikaruniai seorang anak, sewaktu ia memutuskan untuk menikah.

"Ya, pastinya, ya. Soalnya, saya ingin segera saja," katanya.

Tak tanggung-tanggung, Ady menuturkan, baru sebulan dia menikah, dirinya sudah dikaruniai seorang anak. "Kebetulan menikah baru selang sebulan, sudah punya anak," tambahnya.

Sudah pasti, rasa senang dan bangga dirasakan Ady, ketika dirinya dinyatakan resmi menjadi seorang ayah, waktu anak pertamanya lahir ke muka bumi.

Sama dengan ayah lainnya, Ady pun sangat ingin menjadi sosok ayah yang dapat dikenang sebagai ayah yang bertanggung jawab oleh buah hatinya kelak. Segala yang positif dari dalam dirinya, dapat dijadikan panutan oleh anak-anaknya.

"Yang pasti sosok ayah yang bertanggung jawab, dan segala hal positif yang saya beri ke dia (anaknya)," tambahnya.

Sebagai seorang karyawan swasta di kota Jakarta, Ady tak ingin, tidak dapat memberikan apa yang seharusnya diberikan olehnya. Itu merupakan ketakutan dari Ady, ketika ia menjadi seorang ayah.

"Tidak bisa memberikan apa yang seharusnya diberikan. Tidak bisa melihat anak kita, seperti anak yang lainnya," lanjut Ady.


3. ROHIMAN, MARRIED, 48 TAHUN

Salah satu tujuan Rohiman menikah adalah, memiliki seorang anak yang dijadikan seorang anak yang bahagia. Dan Rohiman sangat ingin anaknya lebih pintar daripadanya.

"Biar lebih pintar daripada bapaknya, jadi soleh dan bijaksana," ujarnya.

Sama seperti Diki, Rohiman pun baru dikaruniai seorang anak ketika usia pernikahannya menginjak angka 2 tahun. Rasanya, sudah tentu bahagia.

Sebagai seorang ayah, Rohiman ingin menjadi seorang ayah yang dapat memberikan masa depan yang cerah untuk anak-anaknya.

"Selain itu, mendapatkan pendidikan yang baik dunia dan akhirat," tambahnya.

Yang ditakutkan oleh Rohiman ketika ia menjadi seorang ayah adalah, kalau dalam bergaul anaknya bandel. Karena Rohiman ingin, anaknya tidak seperti anak-anak nakal lainnya.

"Ya, sebenarnya takut sih takut, ya. Kalau anak bandel, karena pergaulan. Tapi, kalau anak selalu ikutin orangtua, ya nggak takut. Orangtua mau, anak nggak bandel kayak yang lainnya," terangnya.

(Adt/ Mel/*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya