Bupati Kabupaten Pasaman Barat, Sumbar Baharuddin R mengatakan, daerahnya berpotensi bagi perkembangan penyakit rabies yang ditularkan oleh anjing.
   Â
"Dengan adanya tradisi berburu babi, masyarakat cukup banyak memelihara hewan anjing, sehingga Pasaman Barat menjadi daerah tujuan berburu," kata dia saat memperingati bulan bhakti peternakan dan kesehatan hewan di Simpang Tiga Pasaman Barat, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (221/9/2013).
   Â
Dia mengatakan untuk mencegah berkembangnya penyakit rabies pada manusia maka pihaknya melalui instansi terkait secara rutin memberikan vaksin rabies kepada anjing dan petugas yang rawan terserang rabies.
   Â
"Tahun ini belum ada temua kasus rabies di Pasaman Barat namun potensi itu cukup tinggi,"ujar dia.
   Â
Menurutnya pihaknya mengimbau kepada para peternak anjingg agar memberikan suntikan vaksin kepada peliharannya sehingga penyakit rabies bisa dideteksi secara dini. Selain itu jangan lepaskan anjing peliharaan tetapi ikat dan kandangkan.
   Â
Pihaknya juga mengingatkan agar setiap anjing yang datang dari luar daerah harus ada memiliki keterangan sehat dari daerah asal anjing tersebut. Selain itu, setelah datang di Pasaman Barat maka harus disuntik vaksin lagi.
   Â
"Petugas hewan anjing juga harus bisa menjaga diri karena rawan terserang rabies. Jika digigit anjing maka pertolonga pertama harus diberikan vaksin rabies,"kata dia.
   Â
Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno di Simpang Ampek mengatakan kasus rabies di Sumbar termasuk tinggi dan telah menjadi pembahasan ditingkat provinsi untuk mengatasinya.
   Â
Menurutnya pemberantasan rabies di Sumbar mejadi dilema karena terkait tradisi berburu dan memelihara dari masyarakat. Namun, pihaknya tidak bosan-bosan memberikan himbauan kepada pemilik anjing agar memeriksakan anjingnya ke dokter hewan.
   Â
Direktur kementrian Kesehatan Hewan, Puji Atmoko usai penyuntikan vaksin rabies di Simpang Ampek, Sabtu mengatakan untuk mengatasi penyakit rabies maka kerja sama semua pihak sangat diharapkan.
   Â
Menurutnya strategi nasional untuk penyakit rabies adalah dengan vaksinasi pada hewan melalui eliminasi, pengawasan perdagangan dan lalulintas anjing, dan edukasi kepada masyarakat khususnya pemilik anjing.
   Â
"Masyarakat berhak memelihara anjing tetapi harus dijaga denga baik, tidak melepas anjing dan melakukan vaksinasi," katanya.
   Â
Menurut bpati, kasus kejangkitan peyakit rabies pada tingkat nasional pada 2010 adalah 206 kasus, tahun 2011 137 kasus dan hingga September 2013 kasus rabies mencapai 83 kasus.
   Â
Pada 2010 di Sumbar terdapat lima kasus kejangkitan rabies, 2011 dengan tujuh kasus dan 2012 14 kasus atau terjadi peningkatan setiap tahunnya, sehingga butuh penanganan serius dari semua pihak.
(Abd)
   Â
"Dengan adanya tradisi berburu babi, masyarakat cukup banyak memelihara hewan anjing, sehingga Pasaman Barat menjadi daerah tujuan berburu," kata dia saat memperingati bulan bhakti peternakan dan kesehatan hewan di Simpang Tiga Pasaman Barat, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (221/9/2013).
   Â
Dia mengatakan untuk mencegah berkembangnya penyakit rabies pada manusia maka pihaknya melalui instansi terkait secara rutin memberikan vaksin rabies kepada anjing dan petugas yang rawan terserang rabies.
   Â
"Tahun ini belum ada temua kasus rabies di Pasaman Barat namun potensi itu cukup tinggi,"ujar dia.
   Â
Menurutnya pihaknya mengimbau kepada para peternak anjingg agar memberikan suntikan vaksin kepada peliharannya sehingga penyakit rabies bisa dideteksi secara dini. Selain itu jangan lepaskan anjing peliharaan tetapi ikat dan kandangkan.
   Â
Pihaknya juga mengingatkan agar setiap anjing yang datang dari luar daerah harus ada memiliki keterangan sehat dari daerah asal anjing tersebut. Selain itu, setelah datang di Pasaman Barat maka harus disuntik vaksin lagi.
   Â
"Petugas hewan anjing juga harus bisa menjaga diri karena rawan terserang rabies. Jika digigit anjing maka pertolonga pertama harus diberikan vaksin rabies,"kata dia.
   Â
Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno di Simpang Ampek mengatakan kasus rabies di Sumbar termasuk tinggi dan telah menjadi pembahasan ditingkat provinsi untuk mengatasinya.
   Â
Menurutnya pemberantasan rabies di Sumbar mejadi dilema karena terkait tradisi berburu dan memelihara dari masyarakat. Namun, pihaknya tidak bosan-bosan memberikan himbauan kepada pemilik anjing agar memeriksakan anjingnya ke dokter hewan.
   Â
Direktur kementrian Kesehatan Hewan, Puji Atmoko usai penyuntikan vaksin rabies di Simpang Ampek, Sabtu mengatakan untuk mengatasi penyakit rabies maka kerja sama semua pihak sangat diharapkan.
   Â
Menurutnya strategi nasional untuk penyakit rabies adalah dengan vaksinasi pada hewan melalui eliminasi, pengawasan perdagangan dan lalulintas anjing, dan edukasi kepada masyarakat khususnya pemilik anjing.
   Â
"Masyarakat berhak memelihara anjing tetapi harus dijaga denga baik, tidak melepas anjing dan melakukan vaksinasi," katanya.
   Â
Menurut bpati, kasus kejangkitan peyakit rabies pada tingkat nasional pada 2010 adalah 206 kasus, tahun 2011 137 kasus dan hingga September 2013 kasus rabies mencapai 83 kasus.
   Â
Pada 2010 di Sumbar terdapat lima kasus kejangkitan rabies, 2011 dengan tujuh kasus dan 2012 14 kasus atau terjadi peningkatan setiap tahunnya, sehingga butuh penanganan serius dari semua pihak.
(Abd)