45 Dokter Kecil dari Seluruh Indonesia Dikarantina

Karantina dokter kecil berlangsung 3-5 Oktober dibuat senyaman mungkin agar para peserta lebih mudah menerima pembekalan materi.

oleh Kusmiyati diperbarui 04 Okt 2013, 18:02 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2013, 18:02 WIB
dokter-kecil130930b.jpg
Dokter Kecil Awards memasuki tahapan karantina, setelah melewati tahap penyeleksian terpilih 45 dokter kecil dari 23 provinsi seluruh Indonesia.

Para dokter kecil tersebut berasal dari Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Banten dan DKI Jakarta.

"Setelah proses penyeleksian yang dilakukan mulai dari tingkat sekolah, kabupaten dan sekarang nasional terpilih 45 dokter kecil dari 23 provinsi dan sudah karantina dimulai dari tanggal 3-5 Oktober 2013," ujar Ketua Panitia Dokter Kecil Award, Dr. Soripada Mulia saat diwawancarai Liputan6.com, Kamis (4/10/2013).

Karantina dilakukan di Hotel Desa Wisata Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dengan pembekalan materi tentang kebersihan lingkungan, P3K, pengenalan bencana, PHBS, komunikasi, imunisasi, bahaya rokok dan gizi.

"Penilaian terjadi saat karantina berlangsung ada tiga tahap penilaian salah satu di antaranya tes tertulis," jelas dr. Soripada.

Selama karantina para dokter kecil didampingi dari pihak panitia yang berasal dari tim Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan relawan Palang Merah Indonesia (PMI).

"Kami mendampingi dari awal karantina, karena mereka tidak diizinkan untuk bertemu dengan keluarga dulu selama karantina hingga malam grand final dokter kecil. Kecuali kalau memang situasinya mengharuskan bertemu, kami izinkan," ujar salah satu panitia pendamping dari Relawan PMI, Merry.

Menurut Merry para pendamping hanya memfasilitasi media yang dibutuhkan selama para dokter kecil karantina, dan juga berperan sebagai wali dari mereka.

"Kalau ide para dokter kecil ini hebat sudah dibekali sepertinya dari asal mereka, kami hanya memfasilitasi mereka butuh apa. Satu orang panitia mendampingi 9 dokter kecil, kami seperti ganti orang tua sementara," ujar Merry saat ditemui di sela-sela pemberian materi.

Panitia membuat suasana karantina sebagai tempat yang menyenangkan dan membuat para dokter nyaman menjalani semua kegiatan.

"Kami membuat karantina sebagai tempat mereka bersosialisasi juga, dibuat menyenangkan sehingga saat karantina mereka merasa nyaman, peserta nyaman panitia juga" ungkap Merry.

Hal serupa juga dirasakan dokter kecil asal DKI Jakarta, Sasha Nabila Fortuna dirinya merasa nyaman dan mendapatkan banyak ilmu saat karantina.

"Di sini nyaman, pemberian materinya menyenangkan sehingga kami bisa mengerti ilmu tentang kesehatan lebih banyak. Selain itu disini punya teman banyak jadi kenal dari berbagai daerah," tutur Nabila.

(Mia/Abd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya