Hebatnya Fakultas Kedokteran Unair Surabaya

Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menilai Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya merupakan pelopor dalam melahirkan dokter pejuang

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 17 Okt 2013, 17:16 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2013, 17:16 WIB
menkes-nafsiah130225b.jpg
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menilai Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FKUA) Surabaya merupakan pelopor dalam melahirkan dokter-dokter pejuang yang mengabdikan hidupnya untuk masyarakat dan kemanusiaan.

"Kita bangga dengan Fakultas Kedokteran Unair yang melahirkan dokter-dokter pejuang di masa penjajahan, peralihan, kemerdekaan, hingga kini. Inilah yang harus menjadi inspirasi bagi kita semua," katanya dalam sambutan lewat rekaman video di aula FK Unair Surabaya, Kamis (17/10/2013).

Dalam pembukaan "Satu Abad Pendidikan Dokter Surabaya (1913-2013)" itu, kehadiran Menkes diwakili Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDM Kes) Untung Suseno Sutarjo, karena mengikuti sidang kabinet yang dipimpin Wapres di Jakarta, namun Menkes mengirimkan sambutan rekaman.

"Selama kurun Satu Abad ini, Fakultas Kedokteran Unair menelurkan banyak prestasi, seperti FK Unair membuka FKG yang pertama di Indonesia pada tahun 1928, FK Unair juga sukses melakukan pemisahan kembar siam sejak tahun 1980-an hingga kini," katanya dalam sambutan rekaman itu.

Selain itu, FK Unair bersama Fakultas Farmasi Unair juga mengembangkan program studi pengobat tradisional sejak 2005, bahkan FK Unair juga merupakan "champion" dalam penanganan gawat darurat berbasis masyarakat yang kini justru dikembangkan masyarakat dunia.

"Akhir-akhir ini, Institute of Tropical Disease (ITD) yang didirikan FK Unair juga telah mampu menjadi lembaga riset dunia dari Indonesia. Pusat riset FK Unair itu telah memiliki 15 kelompok kajian, di antaranya influenza, dengue, HIV/AIDS, hepatitis, malaria, dan stem cell," katanya.

Bahkan, lembaga penyakit tropis yang sudah didukung dengan Rumah Sakit Penyakit Tropis itu telah memiliki Laboratorium BSL-3. "Semuanya merupakan inspirasi dari dokter-dokter pejuang yang berjuang untuk masyarakat dan kemanusiaan," katanya.

Dalam acara yang dihadiri Rektor Unair Prof Dr H Fasich Apt dan delegasi Institute for Medical Education di University of Medical Center Groningen, Belanda, dr JR Huizenga PhD itu, Menkes mengatakan perjuangan dokter-dokter pejuang dari FK Unair itu harus menjadi inspirasi bagi para dokter muda.

"Yang masih menjadi masalah sekarang dalam bidang pendidikan kedokteran adalah mutu dan distribusi, tapi UU Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran telah memberikan afirmasi dengan dokter layanan primer," katanya.

Sementara itu, Rektor Unair Prof Dr H Fasich Apt mengakui FK Unair selama seabad telah memberi aura positif untuk lahirnya Fakultas Farmasi, FK Gigi, FK Hewan, Fakultas Sains dan Teknologi (FST), dan Fakultas Keperawatan.

"Ke depan, dokter tidak hanya dituntut untuk kompeten, namun juga bermoral," katanya.

Hal itu dibenarkan Dekan FK Unair Prof Dr dr Agung Pranoto MSc Sp.PD K-EMD FINASIM. "Ke depan, dokter yang baik itu bukan dokter yang sukses, tapi dokter yang sukses itu dokter yang baik. Kalau hanya sukses tapi tidak baik akan ditinggal pasien, termasuk berobat ke luar negeri," katanya.

Peringatan Seabad FK Unair (1913-2013) diisi dengan serangkaian acara pada 17-20 Oktober, di antaranya penandatanganan kerja sama ulang dengan Institute for Medical Education di University of Medical Center Groningen, Belanda (16/10) dan pembukaan Seabad FK Unair (17/10).

Selanjutnya, peresmian dan pembukaan Museum Pendidikan Dokter Surabaya (17-20/10), "open house" 36 program studi FK Unair (17-20/10), kuliah tamu Menteri BUMN (18/10), workshop pendidikan kedokteran (19/10), bakti sosial pada 100 titik di Surabaya (20/10), dan seminar pendidikan kedokteran oleh Mendikbud (20/10).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya