Sanitasi dan air minum yang layak sepertinya masih menjadi tantangan pemerintah Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Pekerjaan Umum 2012 baru 58,05 persen masyarakat mendapatkan air minum layak dan hanya 57,35 persen rumah tangga memiliki akses sanitasi layak.
Jumlah ini jauh di bawah Singapura dan Malaysia yang sudah mencapai hampir 100 persen. Walaupun setiap tahunnya capaian akses air minum dan sanitasi layak mengalami perkembangan namun itu hanya 2 persen dan perlu ditingkatkan. Untuk itu Pemerintah yang bekerja sama dengan Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) Nasional bersiap menggelar Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN).
"Meski telah mengalami kenaikan, kami (pemerintah) sadar bahwa akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak negeri ini harus lebih ditingkatkan. Karena akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan kemiskinan masyarakat," ujar Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Dedy Supriadi Priatna, ditulis Selasa (23/10/2013).
Konferensi ini akan diselenggarakan pada 29 sampai 30 Oktober 2013 di Balai Kartini Jakarta dengan tema 'Sanitasi dan Air Minum untuk Indonesia Lebih Sehat: Bangun Sanitasi, Jangkau Air Minum'. KSAN pertama dimulai sebagai Konferensi Sanitasi Nasional (KSN) I pada tahun 2007 dan menghasilkan Deklarasi Jakarta yang mengusung pentingnya pembangunan sanitasi untuk masyarakat.
KSN II diselenggarakan pada 2009 dan Wakil Presiden Boediono membuka dan meluncurkan Program Percepetan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). KSAN 2011, sebagai penyelenggara yang ketiga menjadi momentum untuk mendorong investasi di sektor air minum dan sanitasi di Indonesia.
Tahun ini, Pokja AMPL menyelenggarkan konferensi untuk mengadvokasi percepatan pembangunan sektor sanitasi dan air minum, yang diharapkan dapat mendorong upaya penyelesaian target-target sebelumnya hingga mencapai target Millenium Develompent Goals (MDGs) yakni sebesar 68,87 persen dan 62,41 persen di 2015.
"KSAN ini untuk mempercepat upaya mencapai program, berharap sekali Presiden yang datang membuka acara dan memaparkan program siapa tahu kalau Presiden yang bicara upaya untuk menciptakan air minum dan sanitasi yang layak juga bisa cepat agar kesehatan masyarakat juga terjamin, sebelumnya kan hanya wakil mungkin itu yang membuat peningkatan hanya sedikit," Harap Dedy.
(Mia/Abd)
Jumlah ini jauh di bawah Singapura dan Malaysia yang sudah mencapai hampir 100 persen. Walaupun setiap tahunnya capaian akses air minum dan sanitasi layak mengalami perkembangan namun itu hanya 2 persen dan perlu ditingkatkan. Untuk itu Pemerintah yang bekerja sama dengan Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) Nasional bersiap menggelar Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN).
"Meski telah mengalami kenaikan, kami (pemerintah) sadar bahwa akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak negeri ini harus lebih ditingkatkan. Karena akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan kemiskinan masyarakat," ujar Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Dedy Supriadi Priatna, ditulis Selasa (23/10/2013).
Konferensi ini akan diselenggarakan pada 29 sampai 30 Oktober 2013 di Balai Kartini Jakarta dengan tema 'Sanitasi dan Air Minum untuk Indonesia Lebih Sehat: Bangun Sanitasi, Jangkau Air Minum'. KSAN pertama dimulai sebagai Konferensi Sanitasi Nasional (KSN) I pada tahun 2007 dan menghasilkan Deklarasi Jakarta yang mengusung pentingnya pembangunan sanitasi untuk masyarakat.
KSN II diselenggarakan pada 2009 dan Wakil Presiden Boediono membuka dan meluncurkan Program Percepetan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). KSAN 2011, sebagai penyelenggara yang ketiga menjadi momentum untuk mendorong investasi di sektor air minum dan sanitasi di Indonesia.
Tahun ini, Pokja AMPL menyelenggarkan konferensi untuk mengadvokasi percepatan pembangunan sektor sanitasi dan air minum, yang diharapkan dapat mendorong upaya penyelesaian target-target sebelumnya hingga mencapai target Millenium Develompent Goals (MDGs) yakni sebesar 68,87 persen dan 62,41 persen di 2015.
"KSAN ini untuk mempercepat upaya mencapai program, berharap sekali Presiden yang datang membuka acara dan memaparkan program siapa tahu kalau Presiden yang bicara upaya untuk menciptakan air minum dan sanitasi yang layak juga bisa cepat agar kesehatan masyarakat juga terjamin, sebelumnya kan hanya wakil mungkin itu yang membuat peningkatan hanya sedikit," Harap Dedy.
(Mia/Abd)