Persalinan Caesar Berisiko Tinggi Alami Emboli

Setiap persalinan memang memiliki risiko namun pada kasus emboli risiko tertinggi terjadi pada persalinan Caesar dan berisiko kematian.

oleh Kusmiyati diperbarui 12 Nov 2013, 11:30 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2013, 11:30 WIB
persalinan-caesar-131112b.jpg
Melahirkan merupakan kodrat perempuan dan pengorbanan yang dilakukan selama proses tersebut terbilang besar. Ketakutan sepertinya wajar menimpa para ibu dan tidak sedikit yang lebih memilih proses kelahiran caesar.

"Mungkin hal ini banyak ibu yang berkata persalinan caesar itu tren karena banyaknya artis atau teman yang memilih caesar sehingga ikut-ikutan," kata Ketua Bidang Ilmiah Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (PB OGI), dr. Andon Hestiantoro saat diwawancarai tim Health, ditulis Selasa (12/11/2013).

dr. Andon menambahkan tidak sedikit juga yang meminta atau request kelahiran sang bayi, namun hal ini tidak dianjurkan.

"Boleh caesar tetapi melahirkan normal lebih baik untuk menekan risiko-risiko akibat operasi caesar. Kalau ada yang request sebaiknya para dokter sudah menjelaskan secara detail risiko dan pasien telah memahaminya dengan baik," katanya.

Salah satu risiko proses persalinan caesar yaitu emboli yang gejala dan faktornya tidak dapat diprediksi dan dicegah. Menurut Ketua Umum PB OGI, dr. Nurdadi Shaleh, emboli terjadi begitu cepat dalam hitungan menit.

"Emboli merupakan kondisi yang sangat jarang terjadi, tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dicegah. Terjadi begitu cepat dalam hitungan menit. Para dokter akan melakukan upaya yang terbaik untuk mengatasi kondisi seperti itu," katanya menjelaskan.

Dr. Andon menekankan, para ibu lebih peduli akan kesehatan dan benar memilih keputusan untuk proses kelahiran. "Setiap persalinan memang memiliki risiko, namun pada kasus emboli risiko tertinggi terjadi pada persalinan Caesar. Emboli ada dua jenis emboli air ketuban dan emboli udara. Dua-duanya berisiko kematian" katanya.

Hal tersebut menurut dr. Andon dikarenakan saat operasi lebih banyak ada pembukaan yang disebabkan dari sayatan-sayatan, sedangkan pada persalinan normal risikonya lebih kecil.

"Persalinan caesar boleh hanya untuk ibu yang benar-benar sudah paham dan siap menghadapi risiko yang akan terjadi saat operasi caesar," tegas dr. Andon.

(Mia/Mel)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya