Cara Kemenkes `Lenyapkan` Dukun Bayi di Pedesaan

Kemitraan ini dalam bentuk kerjasama di mana proses persalinan dilakukan oleh bidan, sedangkan dukun lebih kepada psikologis,

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 06 Des 2013, 10:00 WIB
Diterbitkan 06 Des 2013, 10:00 WIB
bayi-lahir-131205c.jpg
Di kalangan masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di pedesaan, masih banyak wanita yang melahirkan dengan bantuan dukun bayi ketimbang suster dan bidan. Parahnya, ini sudah menjadi tradisi yang tak dapat dihilangkan begitu saja di sini.

Agar kebiasaan buruk seperti ini berkurang, maka Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Republik Indonesia melakukan sebuah kemitraan yang melibatkan bidan dan dukun bayi tersebut.

"Kemitraan ini dalam bentuk kerjasama di mana proses persalinan dilakukan oleh bidan, sedangkan dukun lebih kepada psikologis," kata Sekretaris Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Kuwat Sri Handoyo dalam diskusi bertema 'Kinerja Program Gizi dan Kesehatan Ibu Anak' di Ruang Maharmardjono Kemenkes, Kuningan, Jakarta, Kamis (5/12/2013).

Untuk `melenyapkan` dukun bayi tersebut, lanjut dr. Kuwat, pihaknya pun tidak hanya melakukan kemitraan antara bidan dan dukun saja, melainkan menyekolahkan anak-anak dari para dukun bayi itu menjadi bidan.

"Sehingga nantinya, tidak akan muncul dukun bayi baru malah peran dukun akan diambil oleh  anak-anaknya itu yang telah menjadi bidan," kata Kuwat menambahkan.

Lebih lanjut dia mengatakan, untuk biaya dari pendidikan yang akan ditempuh oleh anak-anaknya, akan dibiayai oleh Pemerintah Daerah setempat.

(Adt/Abd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya