Cabe-cabean kini tidak hanya ditemui di arena balap liar tetapi hampir semua tempat nongkrong anak muda. Cewek Alay Bahan Exxxan (CABE) ini diidentikan dengan perilaku yang mengarah negatif. Lalu sebenarnya salah siapa Cabe-cabean itu ada?.
Menjawab hal ini sebagai pemerhati anak, Seto Mulyadi, mengatakan bahwa fenomena Cabe-cabean bisa dibilang akibat dari kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orangtua.
"Salah siapa? Mungkin bisa dibilang karena orangtuanya yang kurang memberikan perhatian dan kasih sayang serta tidak terkontrol. Bisa juga karena cara mendidik orangtua yang salah sehingga anak tidak nyaman kemudian mencari tempat yang bisa membuatnya nyaman," kata Seto saat diwawancarai Liputan6.com, Sabtu (21/12/2013).
Selain itu menurut Seto, di usia anak-anak hasrat seksual sedang tinggi-tingginya sehingga tak heran bila banyak anak muda mencari media yang dapat menyalurkannya, salah satunya lewat pergaulan.
"Usia muda sekitar SMP SMA itu karena hasrat seksual libidonya itu tinggi. Karena banyak ditahan perasaannya sehingga mereka menyalurkannya ke perilaku berisiko seperti cabe-cabean," kata Seto menjelaskan.
Untuk menghindari hal tersebut Seto menyarankan orangtua perlu menyalurkan perasaan terpendam lewat hal-hal positif.
"Seharusnya orangtua Cabe-cabean itu menyalurkan emosi anaknya dengan melibatkan anak ke hal-hal positif misalnya ikut les. Libatkan mereka ke dalam kegiatan positif selain itu kasih sayang dan perhatian jangan sampai berkurang. Sesibuk-sibuknya orangtua harus tetap memperhatikan dan mencurahkan kasih sayang," ujar Seto.
(Mia/Mel/*)
Menjawab hal ini sebagai pemerhati anak, Seto Mulyadi, mengatakan bahwa fenomena Cabe-cabean bisa dibilang akibat dari kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orangtua.
"Salah siapa? Mungkin bisa dibilang karena orangtuanya yang kurang memberikan perhatian dan kasih sayang serta tidak terkontrol. Bisa juga karena cara mendidik orangtua yang salah sehingga anak tidak nyaman kemudian mencari tempat yang bisa membuatnya nyaman," kata Seto saat diwawancarai Liputan6.com, Sabtu (21/12/2013).
Selain itu menurut Seto, di usia anak-anak hasrat seksual sedang tinggi-tingginya sehingga tak heran bila banyak anak muda mencari media yang dapat menyalurkannya, salah satunya lewat pergaulan.
"Usia muda sekitar SMP SMA itu karena hasrat seksual libidonya itu tinggi. Karena banyak ditahan perasaannya sehingga mereka menyalurkannya ke perilaku berisiko seperti cabe-cabean," kata Seto menjelaskan.
Untuk menghindari hal tersebut Seto menyarankan orangtua perlu menyalurkan perasaan terpendam lewat hal-hal positif.
"Seharusnya orangtua Cabe-cabean itu menyalurkan emosi anaknya dengan melibatkan anak ke hal-hal positif misalnya ikut les. Libatkan mereka ke dalam kegiatan positif selain itu kasih sayang dan perhatian jangan sampai berkurang. Sesibuk-sibuknya orangtua harus tetap memperhatikan dan mencurahkan kasih sayang," ujar Seto.
(Mia/Mel/*)