Penyebab Wanita Sulit Hamil dan Haid Tak Teratur

Polycystic Ovary merupakan ketidakseimbangan hormonal yang menyebabkan sel telur tetap kecil, tidak ada yang berkembang menjadi sel telur.

oleh Kusmiyati diperbarui 17 Jan 2014, 13:30 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2014, 13:30 WIB
mens-haid-131116-b.jpg
Salah satu penyebab sulit hamil dan tidak teraturnya haid pada beberapa kalangan wanita adalah karena gangguan yang disebut Polycystic Ovary (PCO).

Demikian disampaikan Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Subspesialis Fertilitas dan Hormon Reproduksi Ahli Bedah Laparoskopi, Kiel, Jerman, Dr. Caroline Tirtajasa, Sp.OG (K).

"PCO atau yang dikenal dengan Ovarium Polikistik merupakan kondisi ketidakseimbangan hormonal yang menyebabkan sel telur tetap kecil, tidak ada yg berkembang menjadi sel telur besar dan matang untuk bisa dibuahi oleh sel sperma. Dengan kata lain, peristiwa Ovulasi atau pecahnya sel telur yang matang tidak terjadi, sehingga penderita PCO datang ke seorang ahli Fertility dengan keluhan sulit hamil dan mens yang tidak teratur," kata Dr. Caroline saat diwawancarai tim Health Liputan6.com, Jumat (17/1/2014).

Menurutnya, ketidakseimbangan hormonal ini terjadi karena adanya interaksi berbagai hormon antara lain hormon-hormon reproduksi seperti LH, FSH, Prolactin, Estrogen dan Testosteron.

"Selain hormon tersebut juga menyangkut hormon Insulin dan Leptin (hormon yang dihasilkan oleh lemak). Kondisi ini selain menyebabkan sel telur yang tidak dapat berkembang juga menurunkan kualitas sel telur," katanya.

Pasien PCO dengan kondisi resistensi Insulin akan diberikan obat yang akan meningkatkan sensitivitas terhadap hormon Insulin. Menurut Dr. Caroline dalam artikel pribadinya obat yang diberikan tidak menurunkan kadar gula darah jadi pasien yang mengonsumsi obat ini tidak perlu takut dengan kondisi hipoglikemik atau gula darah yang rendah.

"Respons pengobatan yang baik akan terlihat dari mulai teraturnya siklus haid dan membesarnya sel telur jika distimulasi. Jika tetap tidak didapatkan respons yang diinginkan maka terapi selanjutnya dapat ditingkatkan dengan melakukan LOD (Laparoscopy Ovarian Drilling) atau dengan menyuntikkan FSH (Follicle Stimulating Hormone) rekombinan. Tentunya hal ini akan didiskusikan dengan pasien sebelumnya. Keinginan pasien akan selalu menjadi prioritas Dokter," kata Dr. Caroline.

LOD adalah prosedur operatif dengan prinsip minimal invasive di mana melalui lubang kecil (0,5 – 1 cm) di perut akan dimasukkan kamera dan alat kecil untuk melakukan drilling atau membuat lubang kecil-kecil sebanyak 4 sampai 6 lubang kecil pada indung telur yang polikistik.

"Tindakan drilling ini dimaksudkan untuk mengeluarkan hormon LH dan androgen yang berlebih untuk mencapai keseimbangan hormonal sehingga indung telur akan memberi respons yang lebih baik terhadap obat-obat yg akan memperbesar sel telur. Tindakan ini hanya memerlukan 1 hari rawat inap dan pasien dapat beraktivitas normal kembali keesokan harinya," kata dr. Caroline.

(Mia/Mel/*)

Baca Juga:

Risiko Kematian Bayi Kembar Siam Lebih Tinggi
Antara Inseminasi dan Bayi Tabung, Beda Banget Lho!
Setahun Menikah Belum Punya Anak? Segera Cek ke Dokter!

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya