Arti dan Pantangan di Balik Onde-onde Khas Imlek yang Bulat

Kue tradisional onde-onde menurut Pengurus Harian Kelenteng Toa Se Bio Hartanto Widjaja menyimbolkan tekad yang bulat.

oleh Kusmiyati diperbarui 31 Jan 2014, 14:30 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2014, 14:30 WIB
onde-onde-140131b.jpg
Kue tradisional onde-onde sepertinya menjadi makanan khas yang ditemukan saat Imlek. Menurut Pengurus Harian Kelenteng Toa Se Bio di Petak Sembilan, Jakarta, Hartanto Widjaja kue onde-onde memiliki makna khusus.

"Sebenarnya tidak hanya Imlek, ada juga yang membuat onde-onde ketika doa mereka terkabul. Seperti pasangan yang sudah lama menikah belum punya anak, kemudian dia berdoa dan akhirnya diberikan. Dalam diri mereka berjanji kalau doanya terkabul maka akan membuat onde-onde. Nah itu seperti melambangkan tekad yang bulat dan rasa syukur atas apa yang diberikan Sang Pencipta," kata Hartanto, Jumat (31/1/2014).

Onde-onde ternyata mempunyai hari khusus bukan hanya saat Imlek, "Hari onde-onde itu adanya di bulan Desember sekitar tanggal 20 atau 22 mengikuti tanggalan China, bisa juga terkadang tanggal 21. Sebagai simbol tekad yang bulat," kata Hartanto.

Menurut Hartanto saat keluarga berduka tidak dianjurkan membuat atau menyajikan onde-onde. Hal ini juga dikatakan salah satu keturunan Tionghoa sekaligus Koki Selebriti, Chef Eddrian.

"Kalau ada yang meninggal keluarga atau orang terdekat pantang membuat onde-onde. Itu sudah budayanya seperti itu, dari dulu sudah dilakukan," kata Chef Eddrian. (Mia/Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya