Untuk pertama kalinya Pekan Sarapan Nasional (PESAN) dijalankan pada tanggal 14 sampai 20 Februari 2013. Maka mulai besok acara ini juga bakal berlangsung selama seminggu.
Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat FEMA Institut Pertanian Bogor (IPB) pemrakarsa PESAN, Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS mengatakan, ide ini muncul setelah 10 tahun lalu, dia dan beberapa orang lainnya dari IPB meneliti manfaat sarapan.
"Setelah mencari tahu beberapa penelitian dari luar negeri juga, akhirnya pada tahun 2013 PESAN ini diperingati. Waktu itu dihadiri oleh Menkokesra Agung Laksono," kata Dr. Hardinsyah dalam Media Gathering `Blue Band Sarapan Serentak 5.000 Siswa Dalam Rangka Pekan Sarapan Nasional 2014` di Aula SD Islam Al-Azhar Pusat, Jakarta Selatan, Kamis (13/2/2014).
Munculnya PESAN, menurut Hardinsyah, dilatarbelakangi oleh hasil tinjauan dari berbagai kajian yang menunjukkan bahwa 17 sampai 25 persen anak-anak dan remaja tidak biasa sarapan.
Berdasarkan Naskah Akademik PESAN tahun 2012, sebanyak 44,6 persen anak usia sekolah dasar di Indonesia mutu gizi sarapannya rendah, belum mencapai 15 persen kebutuhan gizi minimal yang dianjurkan untuk sarapan.
Karena itu "PESAN diharapkan menjadi momentum berkala untuk meningkatkan masyarakat akan pentingnya sarapan dengan gizi cukup untuk mewujudkan gizi seimbang," kata Prof. Hardin.
Sarapan menurut Hardinsyah, berarti kegiatan makan dan minum sebelum pukul sembilan pagi untuk memenuhi sebagian kebutuhan gizi harian (15 sampai 30 persen kebutuhan gizi) sebagai salah satu pilar gizi seimbang dalam rangka mewujudkan hidup sehat, aktif, dan cerdas.
Kebiasaan sarapan juga membantu memenuhi kecukupan gizi sehari-hari. Jenis hidangan untuk makan pagi dapat dipilih dan disusun sesuai keadaan dan keinginan.
Akan lebih baik, kata Prof. Hardin, terdiri dari makanan sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.
Selain Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), PESAN juga didukung oleh Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI), Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN), dan Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI).
Blue Band Gelar Sarapan Serentak Bersama 5.000 Siswa SD
Sebagai bentuk kepedulian Blue Band pada masa depan anak-anak Indonesia, Blue Band mengajak 5.000 siswa sekolah dasar dari beberapa SD di Jakarta untuk melakukan sarapan serentak.
Kegiatan ini sekaligus menandai dimulainya Gerakan 21 Hari Sarapan Bernutrisi di sekolah-sekolah, sebagai bentuk komitmen Blue Band untuk menanamkan kebiasaan sarapan sejak dini.
"Kenapa gerakan 21 hari? Karena menurut sebuah penelitian, bila selama 21 hari kebiasaan ini secara rutin diterapkan, maka ke depannya seorang anak akan terbiasa untuk sarapan," kata Brand Manager Blue Band, Johan Mantik.
Gerakan ini sendiri, tambah Johan, telah dimulai sejak tahun 2013 dengan tujuan untuk menginspirasi siswa sekolah dasar agar terbiasa untuk sarapan dengan gizi yang cukup dan dapat tertanam sejak dini.
(Adt/Abd)
Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat FEMA Institut Pertanian Bogor (IPB) pemrakarsa PESAN, Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS mengatakan, ide ini muncul setelah 10 tahun lalu, dia dan beberapa orang lainnya dari IPB meneliti manfaat sarapan.
"Setelah mencari tahu beberapa penelitian dari luar negeri juga, akhirnya pada tahun 2013 PESAN ini diperingati. Waktu itu dihadiri oleh Menkokesra Agung Laksono," kata Dr. Hardinsyah dalam Media Gathering `Blue Band Sarapan Serentak 5.000 Siswa Dalam Rangka Pekan Sarapan Nasional 2014` di Aula SD Islam Al-Azhar Pusat, Jakarta Selatan, Kamis (13/2/2014).
Munculnya PESAN, menurut Hardinsyah, dilatarbelakangi oleh hasil tinjauan dari berbagai kajian yang menunjukkan bahwa 17 sampai 25 persen anak-anak dan remaja tidak biasa sarapan.
Berdasarkan Naskah Akademik PESAN tahun 2012, sebanyak 44,6 persen anak usia sekolah dasar di Indonesia mutu gizi sarapannya rendah, belum mencapai 15 persen kebutuhan gizi minimal yang dianjurkan untuk sarapan.
Karena itu "PESAN diharapkan menjadi momentum berkala untuk meningkatkan masyarakat akan pentingnya sarapan dengan gizi cukup untuk mewujudkan gizi seimbang," kata Prof. Hardin.
Sarapan menurut Hardinsyah, berarti kegiatan makan dan minum sebelum pukul sembilan pagi untuk memenuhi sebagian kebutuhan gizi harian (15 sampai 30 persen kebutuhan gizi) sebagai salah satu pilar gizi seimbang dalam rangka mewujudkan hidup sehat, aktif, dan cerdas.
Kebiasaan sarapan juga membantu memenuhi kecukupan gizi sehari-hari. Jenis hidangan untuk makan pagi dapat dipilih dan disusun sesuai keadaan dan keinginan.
Akan lebih baik, kata Prof. Hardin, terdiri dari makanan sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.
Selain Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), PESAN juga didukung oleh Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI), Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN), dan Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI).
Blue Band Gelar Sarapan Serentak Bersama 5.000 Siswa SD
Sebagai bentuk kepedulian Blue Band pada masa depan anak-anak Indonesia, Blue Band mengajak 5.000 siswa sekolah dasar dari beberapa SD di Jakarta untuk melakukan sarapan serentak.
Kegiatan ini sekaligus menandai dimulainya Gerakan 21 Hari Sarapan Bernutrisi di sekolah-sekolah, sebagai bentuk komitmen Blue Band untuk menanamkan kebiasaan sarapan sejak dini.
"Kenapa gerakan 21 hari? Karena menurut sebuah penelitian, bila selama 21 hari kebiasaan ini secara rutin diterapkan, maka ke depannya seorang anak akan terbiasa untuk sarapan," kata Brand Manager Blue Band, Johan Mantik.
Gerakan ini sendiri, tambah Johan, telah dimulai sejak tahun 2013 dengan tujuan untuk menginspirasi siswa sekolah dasar agar terbiasa untuk sarapan dengan gizi yang cukup dan dapat tertanam sejak dini.
(Adt/Abd)