Liputan6.com, Jakarta Kerajianan keramik, siapa yang tidak tahu dengan salah satu kerajianan paling populer dan paling dekat dengan kehidupan sehari-hari. Tanpa kamu sadari produk kerajinan keramik sudah tersebar luas dan juga merambah ke dalam gaya hidup manusia, seperti produk keramik gelas, piring, vas bunga, guci, marble, dan lainnya.
Baca Juga
Advertisement
Keramik sendiri berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu ”keramos” yang berarti tanah liat atau keramikos yang artinya benda-benda yang terbuat dari tanah liat dan dibakar serta mengeras oleh api. Karena pada mulanya benda yang dibuat pertama kali oleh manusia dengan tanah liat berupa piring, kendi, guci, tempayan, dan lainnya, dan itu semua terhubung dengan seni pottery.
Seiring perkembangan zaman, dunia seni kerajianan keramik pun juga ikut berkembang. Dari mulai bentuk, motif, cara pembuatan, hingga bahan dasar pun ikut mengalami perubahan. Seperti yang dilakukan oleh seorang seniman di London yang mencampur bahan dasar keramik dengan bahan yang tidak biasa.
Menggunakan Bahan Tak Terduga
Seorang seniman lulusan Central Saint Martins in London bernama Sinae Kim, membuat kreasi keramik menggunakan air seni manusia. Alasan Sinae menggunakan air seni adalah untuk mengilapkan keramik. Kerajinan keramik dengan air seni buatan Sinae Kim ini bernama Urine Ware, seperti yang Liputan6.com lansir dari Dezeen, Minggu (9/6/2019).
Urine Ware ini menampilkan serangkaian koleksi keramik yang terinspirasi dari alat-alat laboratorium. Lulusan master Materi Futures membuat koleksi untuk mengajukan penggunaan alternatif urin, yang umumnya dianggap sebagai produk limbah manusia. Kim percaya bahwa air seni dapat digunakan sebagai alternatif berkelanjutan untuk pelapis kaca di industri keramik.
Sinae mengumpulkan air seni, untuk eksperimen ini selama lima bulan. Dia kemudian menyaring urine dengan menguapkan kandungan airnya meninggalkan solusi gelap.
Campuran itu yang dihasilkan dan disaring untuk mengekstraksi pasta mineral, yang kemudian dia gunakan dalam tembikar kaca. Hasilnya, menurut Kim, sangat luar biasa. Sebab, mineral yang ditemukan dalam urin merupakan mineral yang sama yang dapat ditemukan di beberapa glasir dan tanah liat. Dia ingin menunjukkan cairan ini tidak berbahaya.
Advertisement