Liputan6.com, Jakarta Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengabarkan kepada dunia operasi militer dari pasukan khusus Amerika Serikat. Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi dilaporkan tewas dalam serangan itu.Â
Baca Juga
"Sesuatu yang sangat besar baru saja terjadi," cuitnya dalam media sosial Twitter, Minggu (27/10/2019). Cuitan pendek ini pun langsung viral, mendapat begitu banyak tanggapan dari netizen. Hingga saat ini telah mencapai 74,1 ribu retweet.
Advertisement
Cuitan tersebut ternyata berhubungan dengan sebuah operasi militer yang dilakukan oleh pasukan elit Amerika Serikat di Utara Suriah. Pasukan tersebut ternyata memburu pimpinan dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Dalam operasi tersebut, pasukan elit dari Amerika Serikat ini menewaskan Abu Bakr al-Baghdadi yang menjadi pucuk pimpinan ISIS. Dikabarkan dari serangan tersebut, bahwa Baghdadi yang terpojok dan melarikan diri ke terowongan dan kemudian meledakan diri menggunankan rompi bom.
Berikut 5 fakta mengenai tewasnya pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (28/10/2019).
1. Abu Bakr al-Baghdadi meledakkan diri menggunakan rompi bom
Dikutip dari Merdeka, penggerebekan yang dilakukan oleh pasukan AS ini menggunakan helikopter yang melintasi wilayah Turki dan memasuki Suriah untuk menuju Barisha dengan Idlib, Sabtu (26/10/2019). Dalam perjalanan panjang selama 70 menit, pasukan ini pun mendapat serangan tembakan oleh sejumlah orang.
Helikopter pun membalas serang tersebut. Hingga pada akhirnya ia sampai pada tujuan pendaratan dan pasukan langsung turun untuk mengepung bangunan yang diduga menjadi persembunyian Abu Bakr al-Baghdadi.
Dimulai dengan rentetan tembakan antara pasukan Amerika dan pengikut Baghdadi pun tak terelakan. Hingga pada akhirnya pasukan ini pun meledakan dinding untuk masuk ke dalam gedung. Lalu anjing militer pun dilepaskan untuk memburu Baghdadi yang berusaha melarikan diri menuju terowongan bersama ketiga anaknya.
Dalam aksi pelariannya, ternyata Baghdadi membawa rompi bom dan meledakan dirinya di ujung terowongan buntu tersebut. "sambil merintih, menangis dan berteriak," kata Trump
Advertisement
2. Calon penggantinya juga dilaporkan tewas
Sehari usai penggerebekan yang menewaskan pucuk pimpinan ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, pasukan AS juga melakukan serangan terpisah yang juga menewaskan seorang pria yang disebut sebagai calon pengganti Baghdadi.
Calon pengganti Abu Bakr al-Baghdadi ini ialah Abu Hassan al-Muhajir. Tewasnya pengganti pemimpin ISIS ini berawal dari serangan pasukan Amerika yang melakukan aksi serangan udara saat Abu Hassan ini diselundupkan melalui Utara Suriah di belakang truk tanki minyak. Serangan udara ini pun berhasil mengantam truk dan menewaskannya.
Melansir dari New York Times, Senin (28/10/2019), Mazlum Abdi, pemimipin dari pasukan miliki Kurdi yang bersekutu dengan Amerika menulis di media sosial twitternya. Ia menuliskan bahwa Abu Hassan al-Muhajir tewas dalam operasi pasukannya dan Amerika.
3. Selain tokoh pimpinan dan penggantinya, dua istri dari Abu Bakr al-Baghdadi juga tewas
Selain menewaskan Abu Bakr al-Baghdadi, serangan pertama pasukan Amerika ini juga menewaskan dua istri dari pemimpin ISIS. Meledaknya rompi bom yang dibawa oleh Abu Bakr al-Baghdadi diyakini juga menewaskan dua istrinya.
Ledakan dan tembakan saat penggerebekan ini pun terdengar di kota kecil Barisha sekitar pukul 01.30 dini hari Suriah, Minggu (27/10/2019)
Advertisement
4. Informasi intelejen yang memberikan info keberadaan Abu Bakr al-Bagdadi
Pencarian pemimpin ISIS memang menjadi prioritas bagi pejabat intelejen AS. Berawal dari informasi intelejen mengenai keberadaan Abu Bakr al-Baghdadi, pencarian pun menjadi fokus.
Trump sendiri mengatakan bahwa ia menggunakan intelejennya sendiri untuk mencari pemimpin ISIS. Namun dari seorang pejabat intelejen Irak, ia mengatakan bahwa mereka memberikan informasi mengenai lokasi koorditnat keberadaan Baghdadi yang diperoleh dari tawanan.
Selain itu sekutu Amerika, baik itu Turki maupun Kurdi juga mempunyai informasi mengenai keberadaan Baghdadi.
Sebelum misi dimulai, ada sebuah ketidakpastian akan keberadaan Baghdadi. Setelah konfirmasi awal lokasi keberadaannya berada di sebelah barat laut Suriah, pemerintah AS pun masih meyakini bahwa Baghdadi mungkin saja berpindah tempat. Namun usai ada konfirmasi bahwa Baghdadi tidak berpindah lokasi, misi pun dimulai.
Tanggapan dari negara di dunia akan tewasnya pemimpin ISIS
Tewasnya pemimpin dari ISIS tentu menjadi sebuah kabar yang menghebohkan dunia. Apalagi pasukan Amerika berhasil dalam operasi militernya dalam penggerebakan tersebut. Usai kabar kematian dari pemimpin ISIS, banyak dari negara-negara di dunia bereaksi. Reaksi ini pun diwakili oleh tokoh-tokoh pemimpin dunia.
Rusia melalui kementrian pertahanannya menanggapi berita tersebut dengan rasa skeptis. Mengutip dari Merdeka, kementrian pertahanan mengatakan bahwa tidak mempunyai informasi yang dapat dipercaya akan operasi militer yang dilakukan Amerika
"Kementerian Pertahanan Rusia tidak memiliki informasi yang dapat dipercaya tentang prajurit AS yang melakukan (operasi) di bagian yang dikontrol Turki dari zona de-eskalasi Idlib, sebuah operasi untuk 'mengeliminasi' lagi mantan pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi," Mayor Jenderal Igor Konashenkov dikutip oleh kantor berita lokal RIA.
Berbeda dengan Turki, melalui presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan, tewasnya Baghdadi menandai titik balik dalam perjuangan melawan terorisme.
"Turki akan terus mendukung upaya bersama melawan terorisme," kata Erdogan dalam unggahan di akun Twitter resminya.
Â
Advertisement