ISIS Pakai TikTok untuk Rekrut Teroris Baru?

Sebuah akun TikTok mengunggah deretan video seperti pejuang ISIS yang membawa senapan, mayat, serta nyanyian mars ISIS.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Okt 2019, 07:30 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2019, 07:30 WIB
Aplikasi TikTok. Dok: Engadget.com
Aplikasi TikTok. Dok: Engadget.com

Liputan6.com, Jakarta - TikTok merupakan aplikasi video kreatif asal Tiongkok yang memungkinkan pengguna merekam video dengan tema musik dan filter unik. Popularitasnya pun kian meningkat.

Pada Februari lalu, TikTok dan Douyin yang merupakan TikTok versi Tiongkok menyentuh 1 miliar unduhan secara global.

Namun belakangan, aplikasi ini justru menarik demografi yang berada di spektrum lain yaitu organisasi teroris.

Dilansir Wall Street Journal dari Merdeka.com, TikTok telah menghapus dua lusin akun karena mem-posting propaganda ISIS. Akun tersebut mengunggah deretan video seperti pejuang ISIS yang membawa senapan, mayat, serta nyanyian mars ISIS.

Beberapa video dilaporkan menarget calon pejuang ISIS masa depan, yang berupa video glorifikasi militan ISIS yang diiringi lagu mars ISIS.

Terdapat pula video lain yang menggunakan tema "Jihad Lover" yang menarget wanita muda. Juga video berisi wanita-wanita muda yang menuliskan dirinya "jihad dan bangga".

Uniknya, semua video tersebut menggunakan deretan fitur TikTok yang ada dalam aplikasi, seperti filter dan juga hati.

 

Langgar Kebijakan TikTok

Ilustrasi TikTok
Ilustrasi TikTok via Google Play Store

Mempromosikan terorisme adalah salah satu poin yang dilarang dalam kebijakan pengguna TikTok. Secara spesifik, organisasi kriminal dan teroris dilarang menggunakan TikTok.

Juru bicara TikTok menyebut bahwa akun-akun dan konten semacam ini akan diblokir permanen dari TikTok.

"Konten yang mempromosikan organisasi teroris tidak memiliki tempat di TikTok. Kami secara permanen memblokir seluruh akun dan perangkat yang terasosiasi seketika telah teridentifikasi, dan kami secara berkelanjutan akan mengembangkan kontrol yang lebih kuat untuk secara proaktif mendeteksi aktivitas mencurigakan," tulis juru bicara TikTok, sebagaimana dikutip dari Business Insider.

TikTok sendiri kini memiliki ribuan moderator konten yang tersebar di Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) untuk mengawasi koneten semacam ini.

Sejak organisasi ini ada, ISIS merekrut anggota melalui media sosial. Berbagai platform seperti Facebook dan juga Telegram, terbukti jadi andalan organisasi teroris tersebut untuk mendapat 'pejuang' baru.

TikTok Mengancam Keamanan Nasional AS?

Tik Tok
Kemkominfo Resmi Blokir Tik Tok. Liputan6.com/ Yuslianson

TikTok seringkali dianggap sebagai aplikasi yang menghibur. Namun, baru-baru ini TikTok dianggap berpotensi mengancam keamanan nasional Amerika Serikat.

Untuk itu, para senator di parlemen AS meminta pejabat intelijen menyelidiki aplikasi TikTok. Mereka ingin mengetahui apakah TikTok bisa menimbulkan risiko atau ancaman bagi keamanan nasional.

Mengutip laman Ubergizmo, Jumat (25/10/2019), kekhawatiran ini karena fakta bahwa TikTok dimilliki oleh ByteDance, sebuah perusahaan yang bermarkas di Tiongkok.

US Senate Minority Leader Chuck Schumer menyebutkan, "Dengan diunduh lebih dari 110 juga kali di Amerika Serikat, TikTok menjadi berisiko menjadi ancaman keamanan, oleh karenanya kita tidak bisa mengabaikannya."

Aturan Tiongkok

Aplikasi Tik Tok
Lambang aplikasi Tik Tok. (Wikipedia/creative commons)

Hal ini tidak lain karena di Tiongkok ada aturan hukum yang mengatur perusahaan-perusahaan menyerahkan data yang diminta oleh pemerintah Tiongkok.

Ketentuan itu menimbulkan kekhawatiran, bahwa permintaan akan data tidak hanya untuk ByteDance tetapi juga perusahaan Tiongkok lainnya.

Hal inilah yang membuat adanya kekhawatiran tentang Huawei yang memasok peralatan komunikasi ke Amerika Serikat.

Tik Tok Membantah

Tik Tok
Community Manager Tik Tok Indonesia Natasha Surya (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Dalam pernyataannya kepada Reuters, juru bicara TikTok membantahnya.

"TikTok berkomitmen untuk menjadi perusahaan yang terpercaya dan bertanggung jawab di Amerika Serikat, termasuk berkerja sama dengan Kongres AS dan semua badan pengatur terkait," kata juru bicara ini.

Reporter: Indra Cahya

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya