Liputan6.com, Jakarta Dalam masa pandemi Covid-19 di Indonesia, paramedis bekerja tanpa kenal lelah. Baik itu dokter, perawat serta mahasiswa kedokteran yang ikut praktek di rumah sakit rujukan pasien Covid-19.
Namun di tengah memerangi pandemi Covid-19 ini paramedis ini pun mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan. Beberapa di antara paramedis yang merawat pasien Covid-19 ini diusir dari tempat kos.Â
Baca Juga
Advertisement
Paramedis ini diusir dari kosan yang selama ini disewanya. Mereka diminta untuk tidak tinggal di kos tersebut karena gelombang kekhawatiran masyarakat akan bahaya penularan Covid-19.
Padahal di saat seperti ini harusnya saling solid dalam membantu. Apalagi peramedis ini merupakan garda terdepan dalam memerangi pandemi Covid-19 di Indonesia. Berikut 5 fakta paramedis diusir dari kos karena merawat pasien Covid-19 yang Liputan6.com kutip dari berbagai sumber, Rabu (25/3/2020).
1. Dokter dan perawat Rumah Sakit Persahabatan diusir dari kos tempat tinggalnya
Kejadian miris ini dialami oleh sejumlah dokter dan perawat yang bekerja di Rumah Sakit Persahabatan yang memang menjadi Rumah Sakit rujukan pasien Covid-19.
Hal ini pun juga dibernarkan oleh Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhilah atas kejadian pengusiran tersebut.
"Iya ada. Ya mereka kan sejak Rumah Sakit Persahabatan ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan itu, bukan hanya perawat, ada juga dokter, mahasiswa juga yang di situ, diminta untuk tidak kos di situ lagi," tutur Harif saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (25/3/2020).
Advertisement
2. Diusir karena kekhawatiran masyarakat bila tertular Covid-19
Pengusiran ini pun diduga kaitannya dengan kekhawatiran masyarakat dan ketakutannya akan penyebaran virus Covid-19. Karena kejadian ini, banyak diantaranya perawat yang mengadu atas kejadian yang dialaminya. Padahal, mereka adalah orang-orang yang bekerja untuk mengatasi virus covid-19
3. Menyayangkan akan kejadian miris yang menimpa paramedis Rumah Sakit Persahabatan
Meski sepenuhnya tidak dapat menyalahkan atas kekhawatiran masyarakat. Namun hal ini tentu memberikan tekanan psikologis terhadap semua orang.
"Menurut saya tidak harus seperti itu. Justru dalam masa-masa begini ini, ada perawat ada dokter di lingkungan kita malah harusnya bersyukur. Bisa menjadi tempat bertanya, tempat konsultasi, ya kan. Karena mereka tahu banyak soal seperti ini, supaya tidak salah informasi. Bisa menjadi sumber informasi yang utama harusnya untuk di bidang kesehatan," ungkap Harif Fadhilah.
Advertisement
4. Rumah Sakit Persahabatan mencarikan solusi untuk paramedisnya
Dengan sejumlah paramedis yang mengalami pengusiran dari tempat tinggal kosnya. Rumah Sakit Persahabatan yang menaunginya pun turut mencarikan solusi.
"Rumah Sakit Persahabatan sedang berusaha mencarikan alternatif sementara ya. Infonya rumah sakit juga sedang mencarikan," Harif menandaskan.
5. Belum ada aduan dari paramedis lain yang bekerja di rumah sakit rujukan Covid-19 lainnya
Kejadian yang menimpa paramedis Rumah Sakit Persahabatan ini tentu menjadi tekanan besar bagi paramedisnya. Di tengah perang melawan virus Covid-19 dengan menjadi garda terdepannya, ia pun harus mengalami cobaan.
Sampai sejauh ini dari laporan yang ada, belum ada aduan dari paramedis lain yang mengadukan kejadian serupa dari rumah sakit rujukan lainnya.
Advertisement