6 Penyebab Batuk di Malam Hari dan Cara Mengatasinya

Kenali penyebab batuk di malam hari serta cara mengatasinya.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 21 Nov 2024, 21:30 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2020, 21:45 WIB
Ilustrasi orang batuk.
Ilustrasi orang batuk. (dok. Nastya_gepp/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Liputan6.com, Jakarta Batuk merupakan reaksi alami tubuh untuk memberi perlindaungan dan membersihkan jalan napas. Batuk juga dapat membantu menghilangkan kuman dari paru-paru dan mencegah infeksi. Batuk bisa dirasakan kapan saja. Tapi kadang batuk kerap muncul pada malam hari.

Batuk pada malam hari dapat mengganggu tidur dan merusak jam istirahat. Batuk yang terjadi bisa batuk kering atau batuk berdahak. Batuk pada malam hari bisa menandakan sebuah gangguan kesehatan.

Ketika berbaring, lendir dalam sinus dapat menetes ke bagian belakang tenggorokan dan memicu refleks batuk. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari penyakit ringan hingga penyakit kronis.

Berikut 6 penyebab batuk di malam hari dan cara mengatasinya, dirangkum Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (20/4/2020).

Postnasal drip

Batuk
Ilustrasi Foto Batuk (iStockphoto)

Postnasal drip merupakan kondisi di mana adanya lendir ekstra yang dirasakan di belakang hidung dan tenggorokan. Lendir yang menetes ke tenggorokan bisa menggelitik ujung saraf dan memicu batuk.

Kadang batuk ini lebih buruk di malam hari. Ini karena lendir lebih mudah menetes saat berbaring. Postnasal drip biasanya terjadi ketika tubuh memproduksi lebih banyak lendir dari biasanya. Kondisi ini bisa terjadi ketika menderita pilek, flu, atau alergi.

Asma

Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Asma adalah suatu kondisi yang menyebabkan saluran udara membengkak dan menyempit, sehingga sulit bernapas. Batuk kronis terutama kering adalah gejala umum. Batuk seringkali lebih buruk pada malam hari dan dini hari.

Selain itu, nyeri dada, sesak napas, dan kelelahan mungkin menyertai asma. Tidak ada penyebab tunggal yang diidentifikasi untuk asma. Sebagai gantinya, peneliti percaya bahwa kondisi ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik, alergi, infeksi virus, hingga kebersihan.

GERD

ilustrasi asam lambung (Sumber: istockphoto)
ilustrasi asam lambung (Sumber: istockphoto)

Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah penyakit refluks asam kronis. GERD terjadi ketikan asam lambung naik ke kerongkongan. Asam lambung dapat mengiritasi kerongkongan dan memicu refleks batuk.

GERD merupakan penyebab paling umum kedua dari batuk kronis. Batuk biasanya berupa batuk kering yang bisa terjadi pada malam hari. Ini karena asam lambung dapat naik ketika seseorang berbaring untuk tidur di malam hari.

Penyakit paru obstruktif kronis

Ilustrasi Tuberkulosis
Penyakit paru obstruktif kronis

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau yang juga disebut Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) merupakan sekelompok penyakit paru-paru progresif. Jenis paling umum adalah emfisema dan bronkitis kronis.

Emfisema secara perlahan menghancurkan kantong udara di paru-paru, yang mengganggu aliran udara luar. Bronkitis menyebabkan peradangan dan penyempitan saluran bronkial, memungkinkan lendir menumpuk.

Penyakit ini dapat menyebabkan batuk kronis terutama pada malam hari. Batuk COPD membaik seiring berjalannya hari. Pasien dengan COPD biasanya juga mengalami sesak napas, terutama dengan aktivitas fisik; mengi; kelelahan; dan sesak dada.

Pneumonia

ilustrasi sesak napas
ilustrasi Pneumonia (sumber: iStockphoto)

Batuk pneumonia diawali dengan batuk kering yang setelah beberapa hari berubah menjadi batuk basah dengan lendir berwarna kuning, hijau, atau merah. Gejala tambahan termasuk demam, kedinginan, sulit bernapas, dan nyeri saat bernapas dalam atau batuk.

Pneumonia adalah infeksi pada satu atau kedua paru-paru. Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Infeksi ini menyebabkan peradangan di kantung udara di paru-paru yang disebut alveoli. Alveoli akan terisi dengan cairan atau nanah, sehingga seseorang bisa sulit bernapas.

Batuk rejan

Penyebab Bronkitis
Batuk rejan/ Sumber: iStockphoto

Batuk rejan, juga disebut pertusis, adalah infeksi pernafasan yang serius yang disebabkan oleh jenis bakteri yang disebut Bordetella pertussis. Infeksi ini menyebabkan batuk yang hebat dan tidak terkendali yang membuat seseorang sulit bernapas.

Gejala awal batuk rejan mirip dengan flu biasa: pengap, pilek, mata berair, demam, dan batuk. Tetapi setelah sekitar satu minggu tanda-tanda batuk klasik muncul, dengan batuk sangat kuat sehingga bisa menyebabkan muntah.

Cara mengatasi batuk di malam hari

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Tinggikan kepala

Batuk sering menjadi lebih buruk di malam hari karena seseorang berbaring telentang. Lendir dapat menggenang di belakang tenggorokan dan menyebabkan batuk. Tidur dengan kepala terangkat dengan ganjalan beberapa bantal dapat mengurangi postnasal drip dan gejala GERD.

Berkumur air garam hangat sebelum tidur

Air garam dapat meredakan sakit tenggorokan atau teriritasi. Ini juga dapat membantu menghilangkan lendir dari bagian belakang tenggorokan. Campurkan satu sendok teh garam dengan segelas air hangat dan pakai untuk berkumur sebelum tidur.

Gunakan humidifier

Udara kering dapat memperburuk batuk. Menggunakan humidifier dapat menjaga kelembapan udara selama tidur. Menambahkan kelembaban dengan metode ini dapat membantu menenangkan tenggorokan dan mencegah batuk.

Cara mengatasi batuk di malam hari

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Kurangi alergen

Batuk bisa disebabkan oleh alergi. Alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap zat yang umumnya tidak berbahaya. Pemicu alergi yang umum adalah jamur, bulu hewan peliharaan, dan debu. Bersihkan kamar dari debu dan alergen lain yang berpotensi menyebabkan alergi.

Teh dan madu

Madu merupakan penekan batuk yang efektif. Teh panas dengan madu dapat menenangkan tenggorokan, mengurangi iritasi, dan mengendurkan lendir. Madu akan melapisi tenggorokan, mencegah iritasi yang dapat menyebabkan batuk.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya