Liputan6.com, Jakarta Haid disebut juga menstruasi. Peluruhan dinding rahim akibat tidak dibuahi sel sperma. Hal ini normal dialami wanita setiap bulan, termasuk rasa nyerinya. Namun, ada beberapa penyebab nyeri saat haid yang tidak normal.
Penyebab nyeri saat haid umumnya hanya disebabkan oleh beberapa faktor. Usia, keturunan, haid tidak teratur, belum/tidak memiliki anak, pubertas dini, aliran darah deras, dan perokok aktif. Tanda normal yang muncul juga hanya ringan. Kram, nyeri perut, nyeri punggung, nyeri paha, diare, muntah, mual, sakit kepala, dan pusing. Kondisi ini sangat berbeda dengan penyebab nyeri haid yang tidak normal.Â
Baca Juga
Advertisement
Penyebab nyeri saat haid yang tidak normal akan memicu nyeri yang sangat kuat. Kondisi akibat nyeri yang dialami juga lebih parah. Penyebab seperti ini umumnya disebabkan karena penyakit atau kondisi medis tertentu. Dismenore sekunder sebutan ilmiahnya.
Berikut Liputan6.com ulas penyebab nyeri saat haid yang tidak normal dari berbagai sumber, Kamis (21/5/2020).
Endometriosis
Endometriosis termasuk penyebab nyeri saat haid yang tidak normal. Gangguan yang menyebabkan jaringan dinding rahim justru tumbuh pada bagian luarnya. Bahkan, bisa tumbuh pada ovarium, usus, dan panggul.
Kondisi ini umumnya disebabkan perubahan hormon selama siklus menstruasi. Kadar hormon berlebih membuat jaringan tumbuh tidak wajar. Seperti menjadi menebal dan rusak. Jaringan rusak ini akan terjebak pada panggul. Ketika berada pada panggung inilah kemudian nyeri haid yang tidak tertahankan muncul.
Ketika mengalami nyeri haid seperti endometriosis, segera konsultasikan ke dokter. Jika tidak segera ditangani, justru akan membuat wanita tidak subur dan sulit memiliki anak.
Selain nyeri haid, endometriosis juga ditandai dengan gejala:
- Nyeri panggul dan pinggang saat haid.
- Nyeri di perut bagian bawah sebelum dan selama menstruasi.
- Mengalami kram satu atau dua minggu sebelum dan selama menstruasi.
- Perdarhan yang cukup berat atau keluar bercak di antara siklus haid.
- Sakit setelah berhubungan seks.
- Sakit saat buang air besar.
Advertisement
Fibroid Rahim
Fibroid rahim adalah tumor jinak (nonkanker) yang sering muncul pada rahim saat masa subur wanita. Termasuk menjadi salah satu penyebab nyeri saat haid yang tidak tertahankan. Kemunculannya tidak disertai dengan gejala apapun, sehingga sulit untuk disadari.
Ukuran tumor ini biasanya bervariasi. Benjolan bisa sangat kecil dan sulit dilihat mata telanjang hingga berukuran besar. Tumor yang besar akan berisiko membuat rahim rusak.
Gejala penyakit yang bisa dialami, yakni:
- Menstruasi yang deras dan lebih dari seminggu.
- Nyeri atau rasa tertekan pada panggul saat haid dan setelahnya.
- Sering buang air kecil.
- Sembelit.
- Nyeri punggung atau kaki.
Penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Namun, bisa dipicu oleh perubahan genetik, hormon estrogen dan progesteron, serta faktor pertumbuhan lain. Wanita yang memiliki keluarga dengan riwayat penyakit ini, lebih berisiko mengalaminya. Termasuk puber dini, alat kb, kegemukan, kekurangan vitamin D, dan sering mengonsumsi daging merah.
Faktor genetik memang tidak bisa dihindari. Solusinya, harus menjaga betul asupan makanan yang dikonsumsi. Kurangi asupan daging merah dan perbanyak sayuran hijau. Rajin berolahraga agar berat badan tetap ideal.
Radang Panggul
Penyakit radang panggul adalah infeksi pada organ reproduksi wanita. Infeksi dapat muncul ketika bakteri yang ditularkan lewat hubungan seks tanpa kondom masuk dari vagina ke rahim, tuba fallopi, atau ovarium. Termasuk salah satu penyakit penyebab nyeri saat haid yang sangat kuat.
Penyakit ini paling sering disebabkan oleh gonore (kencing nanah) dan klamidia. Namun, nyeri panggul yang dialami saat haid juga harus diwaspadai. Lebih waspada karena wanita dengan penyakit ini akan lebih sulit hamil. Segera periksakan ke dokter jika merasa mengalaminya.
Berikut tanda dan gejala lain penyakit radang panggul:
- Nyeri di perut bagian bawah dan panggul.
- Mengalami keputihan tidak normal dengan bau yang sangat menyengat.
- Pendarahan pada rahim yang tidak normal, terutama selama atau setelah berhubungan intim.
- Sakit saat berhubungan intim.
- Demam terkadang disertai dengan menggigil.
- Sakit saat kencing.
Wanita yang berisiko tinggi terkena penyakit radang panggul:
- Sudah aktif berhubungan seks di usia kurang dari 25 tahun.
- Gonta-ganti pasangan seks.
- Berhubungan seks tanpa kondom.
- Sering membersihkan vagina dengan menggunakan sabun kewanitaan.
- Memiliki infeksi menular seksual.
Advertisement
Adenomiosis
Adenomiosis adalah kondisi saat sel-sel yang biasanya tumbuh di luar rahim justru tumbuh di dalam otot rahim. Selama siklus menstruasi, sel-sel yang terperangkap akan merangsang pendarahan lebih parah dari biasanya. Hingga menjadi salah satu penyebab nyeri saat haid yang begitu hebat dan tidak tertahankan. Gejalanya beragam karena dipengaruhi naik turunnya tingkat estrogen.
Berikut gejala yang muncul saat memiliki adenomiosis:
- Perdarahan yang lebih berat dari biasanya.
- Sakit saat berhubungan seks.
- Perdarahan di antara periode.
- Kram rahim yang sangat menyiksa.
- Rahim yang membesar dan lunak jika disentuh.
- Sakit di daerah panggul.
- Terasa seperti ada tekanan di kandung kemih dan dubur.
- Sakit saat buang air besar.
Penyebab adenomiosis tidak diketahui secara pasti. Diduga kondisi ini sudah dapat muncul sejak janin masih dalam kandungan. Peradangan/cedera fisik pada rahim akibat operasi juga bisa memicu kemunculannya. Jika merasa mengalaminya, lebih baik segera periksakan ke dokter. Agar bisa mendapat pengobatan dan penanganan yang tepat.
Wanita yang berisiko terkena adenomiosis:
- Wanita hamil yang duduk sambil memangku smartphone.
- Pernah hamil anak kembar.
- Berusia 40 sampai 50-an.
Stenosis Serviks
Serviks atau leher rahim adalah gerbang penghubung antara vagina dengan rahim. Serviks akan melembut dan terbuka sendiri setiap kali menstruasi. Refleks ini untuk memberi jalan lapisan rahim yang luruh melalui vagina. Namun, ada beberapa wanita yang justru serviksnya menutup/menyempit setiap waktu. Kondisi ini disebut stenosis serviks.
Stenosis serviks adalah kondisi langka di mana diameter serviks sangat kecil. Diameter yang kecil ini akan membuat aliran darah haid lebih lambat. Sehingga menyebabkan tekanan dalam rahim meningkat dan menyebabkan rasa sakit.
Kondisi ini juga dapat memicu penumpukan darah di uterus (hematometra). Membuat darah menstruasi yang bercampur dengan sel-sel rahim mengalir ke panggul. Sehingga memicu kemunculan endometriosis.
Nanah juga bisa menumpuk di dalam rahim yang disebut dengan pyometra. Kondisi ini bisa membuat rahim membesar. Terkadang sebagian wanita juga merasakan nyeri atau benjolan di daerah panggul.
Sebelum usia menopause, stenosis serviks bisa menyebabkan masalah menstruasi. Kondisi inilah yang menjadi salah satu penyebab nyeri saat haid yang luar biasa sakit. Bahkan, stenosis serviks juga bisa menyebabkan wanita tidak haid (amenore) atau pendarahan yang abnormal.
Stenosis serviks bisa disebabkan oleh kondisi atau masalah lain:
- Menopause, akibat jaringan serviks yang mulai tipis dan kaku.
- Kanker serviks atau kanker endometrium (lapisan rahim).
- Pembedahan atau operasi yang melibatkan serviks.
- Prosedur yang menghilangkan lapisan rahim pada wanita. Hingga mengakibatkan pendarahan tidak normal yang terus-menerus.
- Terapi radiasi untuk mengobati kanker serviks atau endometrium.
Â
Advertisement