5 Cara Menyimpan Daging Sapi di Kulkas, Awet dan Nutrisi Tetap Terjaga

Perhatikan cara menyimpan daging sapi di kulkas yang benar.

oleh Laudia TysaraSilvia Estefina Subitmele diperbarui 21 Jun 2024, 16:40 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2020, 14:45 WIB
Warna Daging Sapi Asli Lebih Pekat
Ilustrasi Daging Sapi Asli Credit: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta Daging sapi atau yang sering disebut sebagai daging merah, merupakan sumber nutrisi yang kaya dan padat gizi, terutama zat besi. Meski kolesterol dalam daging sapi cukup tinggi, hal ini tidak mengurangi jumlah penggemarnya. Namun, penting bagi Anda untuk mengetahui cara menyimpan daging sapi di kulkas, agar kualitas dan keamanannya tetap terjaga. 

Bila cara menyimpan daging sapi di kulkas tidak dilakukan dengan benar, nutrisi yang terkandung dalam daging bisa hilang. Tidak hanya itu, rasa daging juga dapat berubah menjadi buruk dan bakteri yang menempel pada daging dapat berkembang biak, menjadikannya tidak layak konsumsi. Contoh bakteri berbahaya yang sering ditemukan pada daging sapi adalah E. coli dan Salmonella, di mana dapat menyebabkan penyakit serius.

Untuk penyimpanan jangka panjang, daging sapi dapat dibekukan lalu bungkus dengan kertas aluminium, atau plastik wrap sebelum dimasukkan ke dalam freezer. Suhu ideal untuk membekukan daging adalah -18 derajat Celsius atau lebih rendah. Perlu diketahui, bahwa daging beku bisa bertahan hingga beberapa bulan tanpa kehilangan kualitas jika disimpan dengan benar.

Cara menyimpan daging sapi di kulkas dengan benar sangat penting agar menjaga kualitas, rasa dan keamanan konsumsinya. Dengan memperhatikan pemilihan wadah penyimpanan, suhu yang tepat, teknik pemotongan, pencucian yang benar, pelabelan dan penyimpanan di freezer, kita dapat mencegah hilangnya nutrisi dan berkembangnya bakteri berbahaya.

Berikut ini cara menyimpan daging sapi di kulkas yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (21/6/2024).

1. Perhatikan Warna dan Teknik Mencuci

Tekstur Daging Sapi Lebih Padat dan Keras
Ilustrasi Daging Sapi Credit: freepik.com

Sebelum mempraktikkan cara menyimpan daging sapi di kulkas yang benar, penting untuk memperhatikan warna dagingnya terlebih dahulu. Daging sapi yang segar umumnya memiliki warna merah cerah, tidak berlendir dan memiliki bau khas yang tidak menyengat. Jika daging yang akan disimpan tidak sesuai dengan kriteria ini, maka daging tersebut mungkin sudah tidak layak untuk dikonsumsi.

Namun, jika daging sapi tampak berwarna gelap meskipun baru saja dipotong, hal ini tidak selalu berarti bahwa daging tersebut tidak layak konsumsi. Perubahan warna menjadi lebih gelap bisa terjadi karena hewan tidak mendapatkan istirahat yang cukup sebelum dipotong. Oleh karena itu, perubahan warna saja tidak selalu menandakan bahwa daging sudah rusak.

Setelah memeriksa warna dan kondisi daging sapi, langkah selanjutnya adalah memperhatikan teknik pencucian. Sangat penting untuk tidak mencuci daging sapi sebelum menyimpannya di kulkas. Mencuci daging sebelum penyimpanan justru dapat menyebabkan bakteri berbahaya menempel lebih mudah pada permukaan daging, yang bisa mempercepat proses pembusukan. Selain itu, air yang tersisa pada daging bisa menjadi media berkembangnya bakteri.

2. Potong Daging Sapi

Ilustrasi
Ilustrasi daging sapi. (dok. pixabay.com/PDPhotos)

Setelah memastikan bahwa daging sapi yang Anda miliki dalam kondisi baik, langkah berikutnya adalah melakukan pemotongan daging sapi sebelum menyimpannya di kulkas. Memotong daging sapi menjadi potongan kecil sesuai dengan standar konsumsi adalah langkah penting dalam penyimpanan.

Potongan kecil ini memudahkan proses pengolahan daging setelah disimpan di kulkas. Selain itu, potongan kecil memungkinkan penyimpanan yang lebih efisien dan memastikan bahwa setiap bagian daging terpapar suhu dingin dengan merata.

Pastikan untuk tidak menggunakan talenan dan pisau yang sama, untuk memotong bahan makanan lain tanpa mencucinya terlebih dahulu. Ini penting untuk mencegah kontaminasi silang yang bisa menyebabkan keracunan makanan. Setelah daging dipotong, bungkus setiap potongan dalam plastik wrap atau masukkan ke dalam wadah kedap udara. Pengemasan yang baik mencegah udara masuk dan menjaga daging tetap segar lebih lama.

3. Wadah Penyimpanan Daging Sapi

Setelah daging dipotong, hindari menaruhnya secara asal-asalan dalam wadah. Pilih wadah plastik yang bisa ditutup rapat untuk menjaga daging tetap segar dan bebas dari kontaminasi. Wadah plastik yang transparan juga dapat digunakan agar mudah melihat isinya.

Jangan gunakan kantong plastik kresek berwarna-warni untuk menyimpan daging sapi. Kantong plastik ini bukan termasuk wadah food grade dan tidak terjamin keamanannya. Plastik kresek dapat mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan dan dapat merusak kualitas daging.

Pisahkan juga setiap porsi potongan daging sapi ke dalam wadah yang berbeda. Memisahkan porsi ini memudahkan Anda untuk mengambil dan mengolah daging sesuai kebutuhan tanpa harus membuka seluruh wadah penyimpanan. Hal ini juga membantu menjaga daging lainnya tetap beku dan segar.

4. Pisahkan Daging dan Jeroan Sapi

Daging sapi
Ilustrasi Daging Sapi Credit: freepik.com

Pastikan untuk menyimpan daging sapi dan jeroan dalam wadah atau kantong yang berbeda. Ini membantu mencegah kontaminasi silang dan menjaga kebersihan daging. Selain itu, jika Anda menggunakan freezer untuk penyimpanan jangka panjang, pisahkan daging sapi dengan jeroan dengan menggunakan sekat atau kantong plastik terpisah. Hal ini penting untuk menjaga daging tetap segar dan mencegah terjadinya kerusakan atau pembusukan.

5. Pembekuan Daging Sapi

Pembekuan daging sapi harus dilakukan dengan memperhatikan suhu yang tepat, untuk memaksimalkan cara menyimpan daging sapi di kulkas yang benar. Pastikan suhu freezer berada di bawah -18 derajat Celsius untuk pembekuan optimal. Suhu ini memastikan bahwa daging sapi akan membeku dengan sempurna, menjaga kualitasnya, dan mencegah pertumbuhan mikroba yang dapat merusak daging.

Daging sapi yang disimpan pada suhu freezer di bawah -18 derajat Celsius dapat bertahan hingga enam bulan tanpa mengubah kandungan nutrisinya. Ini membuatnya tetap aman untuk dikonsumsi dan tetap segar dalam jangka waktu yang lama.

Saat akan mengeluarkan daging sapi dari pembekuan, perhatikan teknik yang tepat. Pindahkan daging dari freezer ke dalam bagian kulkas terlebih dahulu, dan biarkan mencair secara perlahan di dalam kulkas. Langkah ini membantu menghindari kontaminasi bakteri, karena daging tidak mengalami perubahan suhu secara tiba-tiba.

Setelah daging sapi dicairkan, hindari untuk menyimpannya kembali di dalam kulkas. Daging yang sudah dicairkan rentan terkontaminasi oleh bakteri berbahaya dan dapat membusuk dengan cepat. Sebaiknya, pastikan untuk mengolah daging setelah dicairkan untuk meminimalkan risiko kontaminasi.

Dampak Buruk Konsumsi Daging Sapi Berlebihan

Daging Sapi Mentah
Ilustrasi Daging Sapi (iStockphoto)

Konsumsi daging sapi dalam jumlah berlebihan dapat memiliki berbagai dampak negatif pada kesehatan tubuh. Berikut ini adalah beberapa efek yang perlu diperhatikan terkait dengan mengonsumsi daging sapi secara berlebihan:

1. Meningkatkan Kolesterol

Daging sapi adalah salah satu sumber utama lemak jenuh, yang dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL ("kolesterol jahat") dalam darah. Kolesterol tinggi merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung koroner dan aterosklerosis. Konsumsi berlebihan daging sapi, terutama yang mengandung lemak tinggi, dapat memperburuk masalah kesehatan jantung dan pembuluh darah.

2. Sakit Kepala dan Tekanan Darah Tinggi

Lemak jenuh dalam daging sapi dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, yang pada gilirannya dapat menyebabkan sakit kepala dan meningkatkan risiko hipertensi. Hipertensi kronis dapat merusak pembuluh darah, meningkatkan risiko stroke, dan mempengaruhi kesehatan otak secara keseluruhan.

3. Peradangan dalam Tubuh

Lemak jenuh dalam daging sapi dapat merangsang produksi senyawa pro-inflamasi dalam tubuh, yang memicu proses peradangan kronis. Peradangan kronis telah terkait dengan berbagai penyakit kronis seperti arthritis, penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan bahkan kanker. Oleh karena itu, membatasi konsumsi lemak jenuh dapat membantu mengurangi risiko peradangan yang tidak diinginkan dalam tubuh.

4. Risiko Dehidrasi

Protein dalam daging sapi dapat mempengaruhi keseimbangan cairan dalam tubuh. Konsumsi berlebihan daging sapi tanpa cukup asupan cairan dapat menyebabkan ginjal memproduksi urine yang lebih pekat, yang pada gilirannya dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi kronis dapat mempengaruhi fungsi tubuh secara keseluruhan, termasuk kulit yang kering dan nafsu makan yang tidak terkontrol.

5. Masalah Pencernaan

Daging sapi memiliki kandungan lemak yang tinggi dan seringkali kurang serat dibandingkan dengan makanan lainnya seperti buah-buahan dan sayuran. Lemak yang sulit dicerna oleh tubuh dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti konstipasi, kembung, atau gangguan pencernaan lainnya. Konsumsi berlebihan lemak hewani juga telah terkait dengan peningkatan risiko kanker usus besar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya