Liputan6.com, Jakarta Media sosial mendadak dibuat heboh dengan aksi kekerasan yang dialami oleh seorang perawat. Beredar video yang terekam di sebuah rumah sakit itu memperlihatkan seorang perawat mendapatkan perlakuan kasar oleh seorang pria.
Diduga pria itu adalah salah satu orang tua pasien yang ditangani oleh perawat tersebut. Kejadian itu dialami oleh seorang perawat di Rumah Sakit (RS) Siloam Sriwijaya Palembang Sumatera Selatan.
Baca Juga
Advertisement
Peristiwa menghebohkan itu langsung mendapatkan perhatian masyarakat Indonesia. Bahkan, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) pusat pun turut mengecam aksi pelaku yang diketahui berinisal JT tersebut.
Usai alami penganiayaan, korban langsung melapor ke pihak polisi. Korban mengalami memar dan bengkak di area wajahnya. Pelaku pun kabarnya sudah ditangkap oleh pihak polisi. Untuk lebih lengkapnya, berikut ini Liputan6.com rangkum 5 fakta perawat di Palembang dianiaya orang tua pasien dari berbagai sumber, Sabtu (17/4/2021).
1. Videonya Viral
Kejadian itu meluas dan mencrui perhatian publik usai viral di media soisal. Penganiayaan itu terjadi pada hari Kamis (15/4/2021) di ruang IPD 6 Kamar 6026 RS Siloam Sriwijaya Palembang, dilakukan JT, ayah pasien anak yang dirawat oleh korban.
Pelaku diduga emosi karena terdapat darah saat korban mencabut selang infus dari tangan anaknya. Aksi kekerasan pun dilakukan pelaku berinisial JT ke korban di depan rekan medis lainnya. Tindakan tersebut direkam oleh salah satu petugas RS Siloam Sriwijaya Palembang, hingga akhirnya video tersebut menyebar dan viral di media sosial.
Advertisement
2. Pelaku Mengaku Anggota Polisi
Dalam video yang beredar, dengan jelas beberapa percakapan dari aksi penganiayaan tersebut. Salah satunya ketika menganiaya dan menghardik korban dan rekannya, pelaku sempat mengaku sebagai seorang anggota polisi.
Hal tersebut pun dibenarkan oleh Direktur Keperawatan RS Siloam Sriwijaya Palembang Benedikta Beti Bawaningtyas, saat menggelar konferensi pers di ruang MCU RS Siloam Sriwijaya Palembang.
“Yang membantu itu mengingatkan ke pelaku, jangan main hakim sendiri. Karena dia juga polisi. Pelaku awalnya mengaku sebagai polisi, tapi kita sudah dapat informasi, jika dia bukan (polisi),” ujar Direktur Keperawatan RS Siloam Sriwijaya Palembang tersebut.
3. Dukungan Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Korban yang mengalami penganiayaan, akhirnya melaporkan peristiwa yang dialaminya ke SPKT Polrestabes Palembang di hari yang sama. Kasubag Humas Polrestabes Palembang, Kompol Moch Abdullah membenarkan adanya laporan perawat Christina Ramauli Simatupang dan sedang dalam proses penyelidikan.
Mendengar adanya penganiayaan yang dialami salah satu tenaga kesehatan (nakes) di Palembang, PPNI Sumsel pun turut geram.
“Saya sangat menyayangkan kekerasan yang dilakukan oknum keluarga pasien di RS Siloam Sriwijaya Palembang. Kita akan dampingi dan kawal ke jalur hukum,” tuturnya.
Dukungan pun turut hadir dari Pemuda Batak Bersatu dari Banyuasin dan Palembang. Komunitas tersebut, mendatangi Polrestabes Palembang, untuk menanyakan terkait kasus yang dialami oleh korban, pada hari Jumat siang.
Advertisement
4. Kondisi Korban Kini
Sempat alami penganiayaan seperti ditendang dan dijambak, Direktur Umum (Dirut) RS Siloam Sriwijaya Palembang Bona Fernando mengungkapkan jika korban sedang dirawat di rumah sakit. Pascakejadian, korban mengalami luka fisik dan psikis.
“Korban sedang dirawat di rumah sakit ini, sempat mengalami trauma yang cukup hebat,” katanya.
Bona mengatakan, kondisi Christina Ramauli Simatupang sudah berangsur membaik dan pelan-pelan bisa kembali bekerja melayani pasien lagi.
5. Pelaku Sudah Diamanakan Polisi
Pelaku penganiayaan tersebut sudah berhasil diamankan pihak polisi. Pelaku berinisial JT masih menjalani pemeriksaan di Mapolrestabes Palembang. Kanit Pidum Satreskrim Polrestabes Palembang AKP Robert Sihombing mengatakan, pelaku diamankan di rumahnya di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Jumat (16/4) pukul 20.00 WIB.
"Benar, pelaku sudah diamankan di rumahnya malam ini," ungkap Robert, dikutip dari Merdeka.
"Tidak ada penolakan dari pelaku saat kami bawa, sekarang masih diperiksa,"tambahnya.
Kasus ini rencananya segera dirilis ke awak media. Kronologis kejadian dan motif penganiayaan akan diungkap sesegera mungkin oleh pihak kepolisian.
Advertisement