CO2 adalah Senyawa Karbon dan Oksigen yang Terikat Secara Kovalen, Pahami Sifatnya

Karbon Dioksida disebut juga dengan zat asam arang, yaitu senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon.

oleh Husnul Abdi diperbarui 08 Feb 2022, 15:15 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2022, 15:15 WIB
Ilustrasi Karbon Dioksida (CO2).
Ilustrasi Karbon Dioksida (CO2) Kredit: Gerd Altmann via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta CO2 adalah senyawa kimia yang dikenal juga dengan Karbon Dioksida. Karbon Dioksida disebut juga dengan zat asam arang, yaitu senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon.

Senyawa kimia satu ini berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar, dan hadir di atmosfer bumi. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena ia menyerap gelombang inframerah dengan kuat. 

Karbon dioksida atau CO2 adalah gas cair tidak berwarna, tidak berbau, tidak mudah terbakar, dan sedikit asam. CO2 lebih berat daripada udara dan larut dalam air.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (8/2/2022) tentang CO2 adalah.

CO2 adalah

CO2 adalah
CO2 adalah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Karbon Dioksida atau CO2 adalah senyawa karbon dengan oksigen yang berupa gas tanpa warna, lebih berat dari udara, tidak erbakar, dan larut dalam air (digunakan dalam alat pemadam kebakaran).  Seperti yang disebutkan sebelumnya, CO2 adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon.  

CO2 berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar, dan hadir di atamosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan volume, walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu. CO2 adalah gas rumah kaca yang penting karena dapat menyerap gelombang infrared dengan kuat. Dalam pembelajaran kimia, CO2 adalah oksida asam, di mana larutan CO2 mengubah warna lakmus dari biru menjadi merah muda.

CO2 dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh karena itu, CO2 adalah komponen penting dalam siklus karbon. Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan proses geotermal lainnya seperti pada mata air panas.

Karbon dioksida tidak mempunyai bentuk cair pada tekanan di bawah 5,1 atm namun langsung menjadi padat pada temperatur di bawah -78 °C. Dalam bentuk padat, karbon dioksida umumnya disebut sebagai es kering.

Sifat-Sifat Kimia dan Fisika CO2

Karbon dioksida atau CO2 adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Saat dihirup pada konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi karbon dioksida di atmosfer, senyawa ini akan terasa asam di mulut dan mengengat di hidung dan tenggorokan. Efek ini disebabkan oleh pelarutan gas di membran mukosa dan saliva, membentuk larutan asam karbonat yang lemah.

Sensasi ini juga dapat dirasakan ketika seseorang bersendawa setelah meminum air berkarbonat (misalnya Cola). Konsentrasi yang lebih besar dari 5.000 ppm tidak baik untuk kesehatan, sedangkan konsentrasi lebih dari 50.000 ppm dapat membahayakan kehidupan hewan.

Pada keadaan STP, rapatan karbon dioksida berkisar sekitar 1,98 kg/m³, kira kira 1,5 kali lebih berat dari udara. Molekul karbon dioksida (O=C=O) mengandung dua ikatan rangkap yang berbentuk linear. Ia tidak bersifat dipol. Senyawa ini tidak begitu reaktif dan tidak mudah terbakar, tetapi bisa membantu pembakaran logam seperti magnesium.

Pada suhu −78,51° C, karbon dioksida langsung menyublim menjadi padat melalui proses deposisi. Bentuk padat karbon dioksida biasa disebut sebagai "es kering". Fenomena ini pertama kali dipantau oleh seorang kimiawan Prancis, Charles Thilorier, pada tahun 1825. Es kering biasanya digunakan sebagai zat pendingin yang relatif murah. Sifat-sifat yang menyebabkannya sangat praktis adalah karbon dioksida langsung menyublim menjadi gas dan tidak meninggalkan cairan.

Peran CO2 dalam Pemanasan Global

Proses Efek Rumah Kaca
Ilustrasi Atmosfer Credit: pexels.com/Arthur

CO2 adalah salah satu faktor yang berpengaruh dalam pemanasan global. Pemanasan global atau Global Warming merupakan proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Terjadinya pemanasan global dapat dipengaruhi oleh adanya aktivitas manusia maupun aktivitas alam itu sendiri (alamiah).

Aktivitas manusia yang diperkirakan berkontribusi pada kenaikan suhu bumi antara lain adalah aktivitas yang meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) maupun aktivitas yang mempercepat terjadinya penipisan lapisan ozon.

Mengutip dari sumber.belajar.kemdikbud, berikut beberapa aktivitas yang melibatkan CO2 yang dapat menghasilkan gas rumah kaca:

- Aktivitas yang menghasilkan CO2 seperti kegiatan penggunaan bahan bakar kayu (biomass), batu bara, minyak bumi, dan gas alam oleh industri, kendaraan bermotor dan rumah tangga, serta pembakaran hutan. Gas CO2 menyerap radiasi pada panjang gelombang yang sedikit lebih panjang dari panjang gelombang cahaya tampak atau pada daerah inframerah.

Sebenarnya gas karbon dioksida bukanlah suatu masalah. Tanpa gas karbon dioksida di dalam atmosfer, temperatur bumi akan terlalu dingin dan semua air akan membeku. Gas CO2 adalah peredam kuat sinar inframerah, sehingga akan menyerap panas yang dipancarkan bumi dan dipantulkan kembali.

Proses tersebut merupakan suatu proses alami yang sangat penting bagi terbentuknya kehidupan di bumi. Namun, kadar CO2 yang berlebihan akan menyebabkan semakin banyaknya panas yang diserap dan dipantulkan kembali ke bumi sehingga temperatur bumi meningkat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya