Mengenal Flu Tomat, Penyakit Menular Baru yang Terjadi pada Anak-Anak di India

Flu Tomat atau Tomato Flu adalah virus yang ditandai dengan kondisi lepuh atau bintik-bintik merah seperti tomat yang muncul di kulit seseorang.

oleh Husnul Abdi diperbarui 20 Agu 2022, 15:50 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2022, 15:50 WIB
Ilustrasi penyebaran flu tomat. Foto: Anil Sharma from Pexels.
Ilustrasi penyebaran flu tomat. Foto: Anil Sharma from Pexels.

Liputan6.com, Jakarta Flu Tomat merupakan penyakit infeksi baru yang perlu diwaspadai. Pasalnya, penyakit ini dialami oleh beberapa anak berusia di bawah 5 tahun di India. Padahal, perjuangan dunia melawan COVID-19 belum usai, namun kini muncul penyakit baru yang cukup meresahkan, yaitu flu tomat ini.

Flu Tomat atau Tomato Flu adalah penyakit yang ditandai dengan kondisi lepuh atau bintik-bintik merah seperti tomat yang muncul di kulit seseorang. Penyakit baru ini juga disertai dengan gejala demam dan nyeri sendi.

Melansir The Lancet Respiratory Medicine, flu tomat pertama kali diidentifikasi di India pada 6 Mei lalu. Kemudian, penyakit ini juga ditemui pada 26 Juli 2022. Sejauh ini flu tomat telah menginfeksi 82 ​​anak berusia di bawah 5 tahun.

Berikut Liputan6.com rangkum dari The Lancet Respiratory Medicine, Sabtu (20/8/2022) tentang flu tomat.

Mengenal Flu Tomat

Ilustrasi anak India kena flu tomat
Ilustrasi anak India kena flu tomat. Foto: Ars Creation/Pexels.

Penyakit Flu Tomat menginfeksi anak-anak berusia di bawah 5 tahun di India. Mengutip dari laporan The Lancet Respiratory Medicine, virus sejauh ini telah terdeteksi di distrik Kollam di Kerala, India, dan daerah terdekat lainnya, yaitu Anchal, Aryankavu dan Neduvathur.

Selain itu, 26 anak (usia 1–9 tahun) telah dilaporkan menderita penyakit ini di Odisha oleh Pusat Penelitian Medis Regional di Bhubaneswar. Hingga saat ini, selain Kerala, Tamilnadu, dan Odisha, tidak ada wilayah lain di India yang terkena virus tersebut. Namun, tindakan pencegahan sedang diambil oleh Departemen Kesehatan Kerala untuk memantau penyebaran infeksi virus dan mencegah penyebarannya di bagian lain India.

Anak-anak lebih risiko terkena flu tomat karena infeksi virus ini umumnya terjadi pada kelompok usia ini dan penyebarannya kemungkinan melalui kontak dekat. Anak kecil juga rentan terhadap infeksi ini melalui penggunaan popok, menyentuh barang-barang yang tidak bersih, serta memasukkan suatu barang langsung ke mulut.

Walaupun lebih rentan dialami oleh anak-anak, penularan juga dapat terjadi kepada orang dewasa. Hal ini karena infeksi ini mirip dengan jenis influenza, jadi flu tomat sangat menular.

Flu Tomat dan COVID-19

Gejala flu tomat cukup mirip dengan COVID-19, yaitu penderita mengalami demam, kelelahan, nyeri tubuh, dan kondisi ruam pada kulit. Namun, infeksi Flu Tomat ini tidak berkaitan dengan COVID-19. Flu Tomat bisa jadi merupakan efek lanjutan dari demam berdarah atau chikungunya pada anak-anak.

Infeksi flu tomat ini juga bisa menjadi menjadi varian baru dari virus penyakit tangan, kaki, dan mulut, penyakit menular umum yang dialami sebagian besar anak-anak berusia 1-5 tahun dan orang dewasa dengan gangguan kekebalan tubuh. Bahkan, beberapa studi kasus menunjukkan penyakit tangan, kaki, dan mulut pada orang dewasa yang imunokompeten.

Gejala Flu Tomat

ilustrasi anak
ilustrasi anak (Pexels/Scott McNiel)

Gejala utama flu tomat yang diamati pada anak-anak yang mengalaminya mirip dengan chikungunya, meliputi demam tinggi, ruam, dan nyeri hebat pada persendian. Nama flu tomat sendiri diambil dari gejala penyakit ini yang akan menimbulkan lepuh merah dan menyakitkan di seluruh tubuh yang perlahan-lahan membesar hingga seukuran tomat. Lepuh ini menyerupai gejala yang dialami orang-orang dengan virus cacar monyet. Ruam juga muncul pada kulit dengan flu tomat, yang menyebabkan iritasi kulit.

Selain itu, gejala flu tomat lebih lanjut dapat menyebabkan kelelahan, mual, muntah, diare, demam, dehidrasi, pembengkakan sendi, nyeri tubuh, dan gejala seperti influenza umum, yang mirip dengan gejala demam berdarah.

Flu tomat mirip dengan demam berdarah serta penyakit tangan, kaki, dan mulut. Pengobatannya juga serupa, yaitu dengan isolasi, istirahat, mengonsumsi banyak cairan, dan kompres air panas untuk menghilangkan iritasi dan ruam. Terapi suportif parasetamol untuk demam dan sakit badan dan pengobatan simtomatik lainnya juga diperlukan.

“Ini bukan penyakit fatal, tetapi menular dan dapat menyebar dari orang ke orang, meskipun cara penyebaran sebenarnya masih dipelajari,” kata Dr. Subhash Chandra, asisten profesor Penyakit Dalam di Rumah Sakit Amrita.

“Pasien yang mengalami flu tomat harus minum banyak cairan dan beristirahat di tempat tidur, seperti yang juga disarankan untuk demam virus lainnya, untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dan cukup istirahat.”

Penanganan Flu Tomat

Ilustrasi penanganan flu tomat. Foto: Anna pou from Pexels.
Ilustrasi penanganan flu tomat. Foto: Anna pou from Pexels.

Infeksi virus langka ini merupakan penyakit endemik yang dianggap tidak mengancam jiwa. Namun, menilik pada penanganan pandemi COVID-19, tentunya diperlukan manajemen yang baik untuk mencegah wabah lebih lanjut terkait penyakit ini.

Penanganan flu tomat ini yaitu dengan wajib mengikuti isolasi untuk mencegah berjangkitnya virus flu tomat dari Kerala ke bagian lain India. Isolasi harus diikuti selama 5-7 hari sejak timbulnya gejala untuk mencegah penyebaran infeksi ke anak-anak lain atau orang dewasa.

Selain itu, solusi terbaik untuk pencegahan flu tomat adalah pemeliharaan kebersihan dan sanitasi yang layak dari kebutuhan dan lingkungan sekitar serta mencegah anak yang terinfeksi dari berbagi mainan, pakaian, makanan, atau barang-barang lainnya dengan anak lain yang tidak terinfeksi.

Penggunaan obat-obatan dan vaksinasi adalah salah satu pendekatan yang paling manjur dan hemat biaya untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat dari infeksi virus ini, terutama pada anak-anak, orang tua, orang dengan gangguan kekebalan, dan mereka yang memiliki masalah kesehatan yang mendasarinya.

Sampai saat ini, tidak ada obat antivirus atau vaksin yang tersedia untuk pengobatan atau pencegahan flu tomat. Tindak lanjut dan pemantauan lebih lanjut untuk hasil dan gejala sisa yang serius diperlukan untuk lebih memahami perlunya perawatan potensial.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya