Liputan6.com, Jakarta ADHD adalah singkatan dari istilah attention deficit hyperactivity disorder. Dari istilah tersebut dapat diketahui bahwa ADHD adalah suatu kondisi sulit untuk fokus. Kondisi ini biasanya muncul ketika masih kanak-kanak.
ADHD adalah salah satu gangguan perkembangan saraf yang paling umum pada masa kanak-kanak. Biasanya pertama kali didiagnosis pada masa kanak-kanak dan sering berlangsung hingga dewasa.
Advertisement
Baca Juga
Anak-anak dengan ADHD mungkin mengalami kesulitan memperhatikan, mengendalikan perilaku impulsif (mungkin bertindak tanpa memikirkan apa akibatnya), atau terlalu aktif.
Sebenarnya, adalah normal jika anak-anak akan kesulitan untuk fokus dan sulit untuk mengendalikan perilaku. Namun, ADHD adalah kondisi yang berbeda dan lebih parah. ADHD adalah kondisi yang gejalanya bisa berlanjut ketika anak menjadi lebih dewasa, bahkan bisa menyebabkan menyebabkan kesulitan di sekolah, di rumah, atau dengan teman.
ADHD pun juga dibedakan menjadi beberapa jenis. Berikut adalah pengertian ADHD, macam-macam, penyebab dan gejalanya seperti yang telah dikutip Liputan6.com dari Centers for Disease Control and Prevention, Selasa (30/8/2022).
Macam-Macam ADHD
Berdasarkan gejalanya, ADHD dibedakan menjadi tiga, yakni Predominantly Inattentive Presentation, Predominantly Hyperactive-Impulsive Presentation, dan Combined Presentation.
Predominantly Inattentive Presentation adalah jenis ADHD di mana individu kesulitan untuk mengatur atau menyelesaikan tugas, memperhatikan detail, atau mengikuti instruksi atau percakapan. Orang tersebut mudah terganggu atau lupa detail rutinitas sehari-hari.
Predominantly Hyperactive-Impulsive Presentation adalah jenis ADHD di mana gejala yang timbul adalah gelisah dan banyak bicara. Selain itu, anak dengan ADHD jenis ini akan sulit untuk duduk diam dalam waktu yang lama, meski hanya sekadar untuk makan.
Anak-anak yang lebih kecil bisa saja akan sering berlari, melompat, atau memanjat terus-menerus. Individu merasa gelisah dan bersifat impulsif. Seseorang yang impulsif mungkin sering mengganggu orang lain, mengambil barang dari orang lain, atau berbicara pada waktu yang tidak tepat.
Sulit bagi orang tersebut untuk menunggu giliran atau mendengarkan arahan. Seseorang yang impulsif rentan terhadap risiko kecelakaan dan cedera.
Jenis yang terakhir adalah Combined Presentation atau gabungan dari keduanya. Sederhananya, seseorang dengan ADHD jenis ini akan mengalami gejala yang terjadi pada ADHD Hyperactive-Impulsive dan ADHD Predominantly Inattentive.
Advertisement
Penyebab ADHD
Ada banyak faktor yang menjadi penyebab seseorang bisa hidup dengan ADHD. Mengetahui penyebab ADHD adalah hal yang perlu dilakukan untuk mengelola dan mengurangi kemungkinan seseorang menderita ADHD.
Sampai saat ini, faktor penyebab paling utama adalah faktor genetika. Namun selain faktor tersebut, ada sejumlah faktor yang dapat menyebabkan ADHD.
Penyebab dan faktor risiko ADHD adalah sebagai berikut:
a. Kerusakan otak
b. Paparan risiko lingkungan (misalnya, timbal) selama kehamilan atau pada usia muda
c. Konsumsi alkohol dan tembakau selama kehamilan
d. Kelahiran prematur
e. Berat badan lahir rendah
Diagnosa
Hanya karena sejumlah gejala muncul, bukan berarti seseorang menderita ADHD. ADHD adalah sesuatu yang tidak bisa didiagnosis hanya dengan melihat gejalanya saja. Ada sejumlah langkah yang diperlukan bagi dokter untuk memutuskan apakah seorang anak menderita ADHD atau tidak.
Apa lagi, kondisi lain seperti kecemasan, depresi, masalah tidur, dan jenis ketidakmampuan belajar juga memiliki gejala yang mirip dengan ADHD.
Satu langkah dari proses ini melibatkan pemeriksaan medis, termasuk tes pendengaran dan penglihatan, untuk menyingkirkan masalah lain dengan gejala seperti ADHD. Mendiagnosis ADHD biasanya mencakup daftar periksa untuk menilai gejala ADHD dan mengambil riwayat anak dari orang tua, guru, dan kadang-kadang, anak.
Advertisement
Pengobatan
ADHD adalah suatu kondisi gangguan perkembangan saraf. Faktor terbesar yang menimbulkan kondisi ini adalah genetika. ADHD biasanya didiagnosis muncul ketika usia kanak-kanak, dan dapat berlanjut hingga usia dewasa.
Hal itu tampak begitu mengganggu dan sulit. Namun, ADHD adalah suatu kondisi yang dapat diatasi dengan perawatan yang tepat.
Dalam banyak kasus, ADHD diatasi dengan kombinasi terapi perilaku dan obat. Untuk anak usia 4-5 tahun, terapi perilaku lebih dianjurkan untuk dilakukan, sebelum berlanjut ke terapi obat.
Ada banyak faktor yang memengaruhi tingkat keberhasilan terapi ini, yang utama adalah keluarga. Pastika keluarga untuk membuat rencana perawatan yang baik, termasuk melakukan pemantauan ketat, tindak lanjut, dan membuat perubahan, jika diperlukan, di sepanjang jalan.
Selain terapi perilaku dan pengobatan, memiliki gaya hidup sehat dapat memudahkan anak Anda untuk mengatasi gejala ADHD. Berikut adalah beberapa perilaku sehat yang dapat membantu:
a. Menerapkan pola makan sehat seperti makan banyak buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, serta memilih sumber protein tanpa lemak.
b. Tingkatkan aktivitas fisik harian berdasarkan usia.
c. Kurangi waktu nonton TV, komputer, telepon, dan perangkat elektronik lainnya.
d. Tidur cukup.
ADHD pada Orang Dewasa
ADHD dapat bertahan hingga dewasa. Beberapa orang dewasa menderita ADHD tetapi tidak pernah didiagnosis.
Gejalanya dapat menyebabkan kesulitan di tempat kerja, di rumah, atau dengan hubungan. Gejala mungkin terlihat berbeda pada usia yang lebih tua, misalnya, hiperaktif dapat muncul sebagai kegelisahan yang ekstrem. Gejala bisa menjadi lebih parah ketika tuntutan dewasa meningkat.
Advertisement