Biografi Umar bin Abdul Aziz, Pemimpin Antikorupsi dan Sempat Menolak Jadi Khalifah

Umar bin Abdul Aziz merupakan khalifah kedelapan dari 14 khalifah yang memimpin Bani Umayyah.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 26 Feb 2023, 17:30 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2023, 17:30 WIB
Ilustrasi ucapan tahun baru Islam
Ilustrasi ucapan tahun baru Islam (Photo by Khusen Rustamov on Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Umar bin Abdul Aziz merupakan khalifah kedelapan dari 14 khalifah yang memimpin Bani Umayyah. Kepemimpinannya dianggap yang paling sukses di sepanjang kekhalifahan. Bahkan, Umar bin Abdul Aziz sampai mendapatkan gelar Khalifah Rasyid yang ke lima karena memerintah sesuai dengan sistem Khulafaur Rasyidin. 

Tidak terlalu berlebihan jika menyebut Khalifah Umar bin Abdul Aziz merupakan khalifah tersukses di sepanjang sejarah kekhalifahan. Sebab, di bawah kepemimpinannya, rakyat menjadi semakin sejahtera karena pajak semakin ringan, serta pembangunan infrastruktur yang mendukung aktivitas ekonomi.

Umar bin Abdul Aziz juga merupakan sosok pemimpin yang sangat menentang tindak korupsi. Bahkan, Khalifah umar bin Abdul Aziz sampai mau mengembalikan harta hasil tindak korupsi dari pemerintah sebelumnya. Tentu saja, sosok Umar bin Abdul Aziz merupakan sosok yang wajib diteladani oleh siapa pun, terutama bagi para pemimpin yang memegang amanah untuk memerintah sebuah negara.

Lalu bagaimana kehidupan sang Khalifah Rasyid? Berikut adalah biografi singkat dari Umar bin Abdul Aziz serta semua pencapaiannya selama masa singkat kepemimpinannya, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (26/2/2023).

Masa Kecil Umar bin Abdul Aziz

Umar bin Abdul Aziz merupakan cicit dari sahabat Nabi Muhammad SAW, yakni Umar bin Khattab. Ayahnya adalah Abdul Aziz bin Marwan, salah seorang dari gubernur Klan Umayah. Ia seorang yang pemberani lagi suka berderma.

Ia menikah dengan seorang wanita solehah dari kalangan Quraisy lainnya, wanita itu merupakan keturunan Umar bin Khattab. Dari ibunya, darah Umar bin Khattab mengalir dalam diri Umar bin Abdul Aziz.

Banyak ahli sejarah mengungkapkan bahwa Umar bin Abdul Aziz lahir di di Hulwan, sebuah desa di Mesir, tahun 61 H atau sekitar 681 M. Umar bin abdul Aziz besar di lingkungan istana, di mana dia hidup dengan kekayaan yang melimpah.

Meski demikian, kedua orang tua Umar bin Abdul Aziz tidak lupa untuk membekalinya dengan ilmu agama. Ayahandanya mengirim Umar ke Madinah untuk berguru kepada Ubaidillah bin Abdullah. Bahkan sejak kecil, Umar bin Abdul Aziz bergaul dengan para pemuka agama, ahli fikih, dan ulama.

Maka tidak mengherankan jika Umar bin Abdul Aziz dikenal sebagai sosok yang saleh. Bahkan Zaid bin Aslam berkata, “Saya tidak pernah melakukan shalat di belakang seorang imam pun yang hampir sama shalatnya dengan shalat Rasulullah saw. daripada anak muda ini, yaitu Umar bin Abdul Aziz. Dia sempurna dalam melakukan ruku’ dan sujud, serta meringankan saat berdiri dan duduk.” (Zaid bin Aslam dari Anas).

Umar bin Abdul Aziz Dipenjara

Ilustrasi masjid, Islam
Ilustrasi masjid, Islam. (Foto oleh David McEachan: https://www.pexels.com/id-id/foto/siluet-masjid-di-bawah-langit-berawan-pada-siang-hari-87500/)

Ketika ayahnya meninggal dunia, Umar bin Abdul Aziz diminta untuk datang ke Damaskus. Di sana dia dinikahkan dengan Fathimah, putri dari Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Setelah itu, ketika Abdul Malik bin Marwan meninggal, kekhalifahan diwariskan kepada Al-Walid bin Abdul Malik.

Kemudian pada tahun 86 H, Khalifah Al-Walid mengangkat Umar bin abdul Aziz sebagai Gubernur Madinah. Namun, pada tahun 93 H Khalifah Al-Walid memberhentikannya karena kebijakan Umar tidak sejalan dengan kebijakannya.

Al-Walid juga berusaha mencopot kedudukan saudaranya, Sulaiman bin Abdul Malik, dari posisi Putra Mahkota. Ia ingin anaknya yang menjadi Putra Mahkota. Namun, Umar bin Abdul Aziz menolak, yang menyebabkannya dijebloskan ke dalam penjara sempit dengan jendela tertutup.

Setelah dikurung tiga hari, Umar bin Abdul Aziz dibebaskan dalam kondisi memprihatinkan. kemudian Sulaiman bin Abdul Malik berwasiat bahwa selanjutnya yang akan menggantikan posisinya adalah Umar bin Abdul Aziz.

Umar bin Abdul Aziz Menolak Jadi Khalifah

Ilustrasi Islam
Ilustrasi (iStock)

Setelah Sulaiman bin Abdul Malik meninggal, Umar bin Abdul Aziz dibaiat  menjadi khalifah, sebagaimana telah diwasiatkan. Meski demikian, Umar bin Abdul Aziz tidak menyukai pembaitannya sebagai khalifah. Umar bin Abdul Aziz kemudian mengumpulkan orang-orang di masjid untuk salat berjamaah lalu menyampaikan rasa keberatannya atas pengangkatannya sebagai khalifah.

Setelah menyampaikan pujian kepada Alloh dan bersalawat kepada Nabi, dalam pidatonya dia mengatakan, “Wahai manusia! Saya telah diuji untuk mengemban tugas ini tanpa dimintai pendapat, permintaan dari saya, atau musyawarah kaum Muslimin. Maka sekarang ini saya membatalkan baiat yang kalian berikan kepada diri saya dan untuk selanjutnya pilihlah khalifah yang kalian suka!”

Namun orang-orang yang telah ia kumpulkan tetap memilihnya sebagai khalifah. Lalu Umar bin Abdul Aziz pun memberikan perintah pertamanya sebagai khalifah, dengan meminta orang untuk bertakwa, untuk tidak menyukai dunia dan menyukai akhirat.

Umar bin Abdul Aziz juga mengatakan bahwa hanya orang yang menaati Allah saja yang layak untuk ditaati. Oleh karena itu, Umar bin Abdul Aziz meminta orang-orang untuk menaatinya selama dia taat pada Allah SWT.

Pemimpin Antikorupsi

Ilustrasi Korupsi
Ilustrasi Korupsi

Setelah menjadi khalifah, Umar bin Abdul Aziz sempat terlibat percakapan dengan putranya yang bernama Abdul Malik. Abdul Malik yang pada saat itu masih berusia 17 tahun bertanya kepada ayahnya. Dia mengatakan, “Apa yang hendak engkau lakukan wahai Amirul Mukminin?”

Umar bin Abdul Aziz pun menjawab, “Oh putraku, aku hendak istirahat sebentar, dalam tubuhku tidak ada kekuatan lagi.”

Abdul Malik berkata lagi, “Apakah engkau istirahat sebelum mengembalikan hak yang dirampas dengan jalan curang kepada yang punya?”

Umar menjawab, “Putraku, tadi malam saya bergadang untuk mengurus pamanmu, Sulaiman dan nanti waktu Zuhur saya akan salat bersama orang-orang dan insya Allah akan mengembalikan hak-hak yang diambil secara curang itu kepada yang punya.”

Abdul Malik berkata lagi, “Siapa yang bisa menjamin dirimu akan hidup sampai Zuhur wahai Amirul Mukminin?”

Sejak percakapan tersebut, Umar bin Abdul Aziz kemudian mengumpulkan para ahli fikih dan ulama. Umar bin Abdul Aziz kemudian bertanya, “Saya mengumpulkan tuan-tuan ini untuk meminta pendapat mengenai hasil tindak curang yang berada pada keluargaku.”

Para ulama pun menjawab, “Itu semua terjadi sebelum masa pemerintahanmu. Maka dosanya berada pada yang merampasnya."

Jawaban para ulama tidak membuat Umar bin Abdul Aziz merasa puas. Kemudian Umar pun bertanya kepada putranya, Abdul Malik. Abdul Malik pun berpendapat bahwa hasil yang didapatkan dengan cara curang itu harus dikembalikan. Mendengar itu Umar puas dan langsung berdiri untuk mengembalikan hasil-hasil tindak kecurangan itu.

Pencapaian Umar bin Abdul Aziz

Ilustrasi Islam
Ilustrasi Islam. (Bola.com/Pixabay)

Masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz hanya  berlangsung sebentar. Hanya dua tahun setengah. Meski hanya dalam waktu singkat, namun Umar bin Abdul Aziz telah menjadi pemimpin yang mampu menyejahterakan rakyat. Setidaknya ada sejumlah daftar pencapaian membanggakan yang diraih oleh Umar bin Abdul Aziz, antara lain sebagai berikut:

1. Pencapaian Umar bin Abdul Aziz di Bidang Agama

Di bawah kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz, ajaran Islam kembali menjadi rujukan mengenai cara hidup dan caranya memerintah. Dia menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah nabi menjadi ajaran lagi.

Dalam membuat agenda kerja, Umar bin Abdul Aziz melibatkan  para ulama besar seperti Sulaiman bin Umar dan Hasan Al Basri. Umar bin Abdul Aziz juga menetapkan hukum yang berlandaskan syariat Islam.

Umar bin Abdul Aziz juga mengumpulkan sejumlah hadits dan kemudian dipilah antara hadits yang shahih dan palsu. Pemilihan hadits tersebut dikerjakan oleh Imam Muhammad bin Muslim bin Syihab Az-Zuhri.

Prestasi Umar bin Abdul Aziz Pada Masanya memiliki orientasi dalam kepemimpinanya. Ia berhasil memperluas wilayah dengan metode dakwah serta penekanan amar ma'ruf nahi mungkar. Bahkan dalam perluasan wilayah, ia tidak menggunakan kekuatan militer.

2. Pencapaian Umar bin Abdul Aziz di Bidang Ilmu Pengetahuan

Selama masa pemerintahannya, Umar bin Abdul Aziz mengadakan sebuah pertemuan pendalaman pada ilmu pengetahuan, salah satunya adalah dengan memindahkan sekolah kedokteran dari Iskandariyah (Mesir) ke Antioke dan Harran (Turki).

3. Pencapaian Umar bin Abdul Aziz di Bidang Sosial dan Politik

Umar bin Abdul Aziz juga memiliki gebrakan besar pada bidang sosial politik. Diantara gebrakannya adalah:

a. Menggunakan perilaku politik yang dilandasi dari nilai kebenaran dan keadilan

b. Mengutus delegasi dalam mengawasi kinerja para gubernur. Hal ini dilakukan di sejumlah daerah, supaya bisa menerapkan kebenaran dan keadilan dalam menjadi pemimpin.

c. Memecat para gubernur yang tidak melaksanakan perintah agama dan senang menzalimi rakyatnya. Kemudian diganti dengan gubernur yang takwa dan bersih.

d. Di bidang ekonomi, Khalifah Umar bin Abdul Aziz juga menurunkan pajak sehingga rakyat tidak terbebani. Selain itu, Umar bin Abdul Aziz juga menerapkan aturan aturan terkait dengan pelaksanaan timbangan dan takaran; memberantas model kerja paksa; memberdayakan lahan pertanian, membangun irigasi, sumur, dan jalan raya; serta memprioritaskan fakir miskin dan anak yatim.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya