Shalat Istiqa Adalah Doa Meminta Turunnya Hujan, Begini Tata Caranya

Shalat Istiqa adalah doa untuk meminta turunnya hujan kepada Allah SWT.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 27 Feb 2023, 12:20 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2023, 12:20 WIB
Shalat Istiqa Adalah Doa Meminta Turunnya Hujan, Begini Tata Caranya
Ilustrasi Ibadah Ramadhan Credit: pexels.com/Chattrapal

Liputan6.com, Jakarta Shalat Istiqa sudah tak asing lagi ditelinga umat Muslim. Shalat Istiqa adalah doa untuk meminta turunnya hujan. Biasanya shalat ini dilaksanakan apabila suatu wilayah telah mengalami musim kemarau yang berkepanjangan.

Akibatnya banyak tanah yang tandus, air bersih sulit ditemukan, hingga kehidupan para petani akan terancam. Untuk mengatasinya, anda bisa melaksanakan shalat Istiqa dan membaca banyak doa, supaya dapat terkabul.

Dalam pelaksanaannya, shalat Istiqa dikerjakan pada saat matahari mulai beranjak naik setinggi satu anak panah, yaitu sepertiga jam setelah terbitnya matahari seperti waktu shalat Id. Shalat Istiqa dianjurkan dilakukanb dengan berjamaah.

Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai definisi shalat istiqa dan tata caranya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Senin (27/2/2023).

Definisi Shalat Istiqa

Shalat Istiqa Adalah Doa Meminta Turunnya Hujan, Begini Tata Caranya
Sejumlah prajurit TNI Polri beserta masyarakat mengikuti sholat istisqo di Mandala Krida, Yogyakarta, Jumat (30/10/2015).Sholat di gelar untuk memohon doa kepada Allah SWT agar di berikan hujan pada musim kemarau yang berkepanjangan. (Boy T Harjanto)

Dikutip dari buku Ensiklopedia Fiqih Indonesia 3: Shalat (2019) karya Ahmad Sarwet yang menjelaskan bahwa shalat Istiq berasal dari kata saqaa. Di dalam Kamus Lisanul Arab, kata Istiqa bermakna meminta air. Sedangkan secara istilah, shalat Istiqa adalah ibadah shalat yang secara khusus dilakukan agar Allah SWT segera menurunkan air hujan. Biasanya shalat ini dilakukan bila terjadi kemarau berkepanjangan yang mengakibatkan keringnya sumber-sumber air, mati tanaman, hewan kehausan, dan manusia kesusahan.

Secara umum, shalat Istiqa adalah shalat sunah yang dilakukan untuk meminta diturunkannya hujan. Shalat ini dilakukan bila terjadi kemarau yang panjang atau karena dibutuhkannya hujan untuk keperluan atau hajat tertentu.

Shalat Istiqa tertuang dalam potongan surat Al-Qur’an dan hadis. Dalam Al-Qur’an di jelaskan dalam potongan surat An Nuh ayat 10-12, yang berbunyi:

Maka aku katakan kepada mereka, "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, se- sungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hu- jan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untuk- mu sungai-sungai." (QS. Nuh: 10-12)

Sedangkan dalam hadis diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, yang berbunyi:

Orang-orang mengalami kekeringan pada masa Rasulullah saw. Maka ada se- orang masuk dari pintu masjid sedangkan Rasulullah saw. sedang berkhotbah Orang itu berkata, "Ya Rasulullah, hewan ternak telah binasa dan kami takut kebinasaan itu juga akan menimpa kami. Mintalah kepada Allah untuk memberi kami air. "Maka Rasulullah saw. mengangkat kedua tangganya dan berdoa, "Ya Allah, Ya Allah siramilah kami dengan hujan yang menyuburkan dan yang baik kesudahannya yang bertapis-tapis yang memberi manafaat tidak memberi mudharat segera tidak berlambat-lambat."

Tata Cara Shalat Istiqa

Shalat Istiqa Adalah Doa Meminta Turunnya Hujan, Begini Tata Caranya
Sejumlah prajurit TNI Polri beserta masyarakat mengikuti sholat istisqo di Mandala Krida, Yogyakarta, Jumat (30/10/2015).Sholat di gelar untuk memohon doa kepada Allah SWT agar di berikan hujan pada musim kemarau yang berkepanjangan. (Boy T Harjanto)

Berikut ini terdapat beberapa tata cara shalat Istiqa menurut ajaran Islam, yakni:

1. Membaca bacaan niat shalat Istiqa

Ushallii sunnatal istisqaa'i rak'ataini ma'muuman lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Aku menyengaja sholat sunnah meminta hujan dua rakaat sebagai makmum karena Allah SWT."

Sholat istisqa serupa dengan sholat dua rakaat sholat ied. Tetapi, ada perbedaan sedikit dalam hal penempatan khutbah, pembacaan takbir dan arah khatib pada khutbah kedua.

2. Membaca Takbiratul Ihram

3. Membaca Doa Iftitah

Allaahu Akbaru kabiiraa-walhamdu lillaahi katsiiran, wa subhaanallaahi bukrataw-waashiila. Wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas-samaawaati wal ardha haniifam-muslimaw-wamaa anaa minal musyrikiina. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi Rabbil ‘aalamiina. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin.

4. Rakaat pertama takbir tujuh kali dan membaca

Subhanallah walhamdulillah wala ilaaha illallahu wallahu akbar wala haulawala quwwata illa billahil 'aliyyil 'adzim

Setelah itu, baca Al-Fatihah yang diikuti surat pendek Al-Qur’an seperti biasa. Ingat, gerakan dan bacaan selanjutnya hingga rakaat pertama selesai sama dengan salat lainnya.

5. Rakaat kedua takbir lima kali dan membaca,

Subhanallah walhamdulillah wala ilaaha illallahu wallahu akbar wala haulawala quwwata illa billahil 'aliyyil 'adzim

6. Setelah itu, baca Al-Fatihah yang diikuti surat pendek Al-Qur’an seperti biasa. Ingat, gerakan dan bacaan selanjutnya hingga rakaat kedua selesai sama dengan salat lainnya lalu diakhiri dengan salam.

7. Setelah salam, khatib menyampaikan khutbah dua kali. Sebelum atau sesudah shalat. (Khutbah sesudah shalat Istiqo yang utama)

8. Lantunan takbir diganti dengan ucapan istighfar.

9. Sebelum masuk khutbah pertama, khatib membaca istighfar sembilan kali. Begini lafadznya,

Astagfirullahal'adhiimal ladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyumu wa atuubu ilahi.

Artinya: "Saya mohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung. Tidak ada Tuhan kecuali Dia Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri dan saya bertaubat kepada-Nya."Sebelum masuk khutbah kedua, khatib membaca istighfar tujuh kali."

Dalam khutbah kedua banyak menganjurkan istighfar, merendahkan diri serta penuh keyakinan bahwa Allah akan mengabulkan permohonan untuk menurunkan hujan. Ketika berdoa pada khutbah yang kedua, khatib menghadap kiblat sambil berdoa bersama-sama dengan suara yang nyaring dan mengangkat tangan yang setinggi-tingginya.

Bacaan Doa Setelah Shalat Istiqa

Shalat Istiqa Adalah Doa Meminta Turunnya Hujan, Begini Tata Caranya
Ilustrasi doa, Islami, Muslim. (Photo by Masjid MABA on Unsplash)

Adapun beberapa doa yang dilantunkan setelah shalat Istiqa adalah sebagai berikut ini:

1. Allaahummaj'al suqyaa rahmatin wa laa taj'alhaa suqyaa 'adzaabin wa laa muhqin wa laa balaa'in wa laa hadamin wa laa gharaqin.

Artinya: “Wahai Allah, Jadikanlah hujan ini sebagai siraman rahmat, janganlah Engkau jadikan sebagai siraman siksa, memusnahkan harta, bencana, menghancurkan dan menenggelamkan."

2. Allahumma inna bil ‘ibadi wal biladi wal baha-imi wal khalqi minal bala-i wal juhdi wad dhanki maa la nasyku illa ilaika.

Artinya: “Ya Allah, sungguh banyak hamba, negeri, dan jenis hewan, dan segenap makhluk lainnya mengalami bencana, paceklik, dan kesempitan di mana kami tidak mengadu selain kepada-Mu.”

3. Allahumma 'alath-thiroobi wal akaami wa manaabitisy-syajari wa buthuunil audiyati allaahumma hawaalainaa wa laa 'alainaa. Allaahumma asqinal ghoitsa wa laa taj'alnaa minal qoonithiina.

Artinya: “Ya Allah, curahkanlah hujan di atas gundukan tanah, bukit-bukit, tempat tumbuh-tumbuhan pohon, dan pada waduk-waduk lembah. Ya Allah curahkanlah hujan di sekitar kami dan jangan di atas kami. Ya Allah, curahkanlah hujan pada kami dan janganlah Engkau jadikan kami termasuk orang-orang yang putus asa."

4. Allahummasqina ghaitsan mughitsan hani’an mari‘an (riwayat lain dibaca muri‘an) ghadaqan mujallalan thabaqan sahhan da’iman.

Artinya: “Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan yang menolong, mudah, menyuburkan, yang lebat, banyak, merata, menyeluruh, dan bermanfaat abadi.”

5. Allahumma anbit lanaz zar‘a, wa adirra lanad dhar‘a, wasqina min barakatis samaa-i, wa anbit lana min barakatil ardhi.

Artinya: “Ya Allah, tumbuhkan tanaman kami, deraskan air susu ternak kami, turunkan pada kami air hujan karena berkah langit-Mu, dan tumbuhkan tanaman kami dari berkah bumi-Mu.”

6. Allahummarfa’ ‘annal jahda wal juu‘a wal ‘ura, waksyif ‘annal bala-a ma la yaksyifuhu ghairuka.

Artinya: “Ya Allah, angkat dari bahu kami kesusahan paceklik, kelaparan, ketandusan. Hilangkan dari kami bencana yang hanya dapat diatasi oleh-Mu.”

7. Allahumma inna nastaghfiruka, innaka kunta ghaffara, fa arsilis sama-a ‘alaina midrara.

Artinya: “Ya Allah, sungguh kami memohon ampun kepada-Mu, karena Kau adalah maha pengampun. Maka turunkan pada kami hujan deras dari langit-Mu.”

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya