Liputan6.com, Jakarta Kerajaan Islam tertua di Indonesia adalah suatu hal yang sudah seharusnya kamu ketahui. Pasalnya, hal ini telah dipelajari di sekolah, terutama pada tingkat sekolah menengah. Kamu mengenali pembelajaran kerajaan Islam ini dalam mata pelajaran Sejarah.
Kerajaan Islam tertua di Indonesia adalah Samudera Pasai sesuai dengan buku-buku sejarah yang kamu pelajari di sekolah. Kerajaan ini terletak di pantai utara Aceh, tepatnya pada muara Sungai Pasangan (Pasai).
Pada muara sungai tersebut terdapat dua kota, yaitu Samudra yang agak jauh dari laut dan Pasai yang merupakan kota di pesisir pantai. Kedua kota yang masyarakatnya sudah memeluk Islam ini disatukan oleh raja pertama Samudera Pasai.
Advertisement
Berikut Liputan6.com rangkum dari emodul.kemdibud.go.id, Senin (10/4/2023) tentang kerajaan Islam tertua di Indonesia.
Kerajaan Islam Tertua di Indonesia adalah Samudera Pasai
Melansir buku Kejayaan Islam di Nusantara, kerajaan Islam tertua di Indonesia adalah Samudera Pasai. Kerajaan Samudera Pasai terletak di pantai utara Aceh, tepatnya di muara Sungai Pasangan (Pasai) yang terletak dua kota, yaitu Samudera (agak jauh dari laut) dan Pasai (kota pesisir). Kedua kota yang masyarakatnya sudah masuk Islam tersebut disatukan oleh Marah Silu atau Merah Selu yang masuk Islam berkat pertemuannya dengan Syekh Ismail, seorang utusan Syarif Mekah. Merah Selu kemudian dinobatkan menjadi sultan (raja) dengan gelar Sultan Malik al Saleh.
Kerajaan Islam tertua di Indonesia adalah Samudera Pasai, yang kesultanannya memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara. Malaka menjadi kerajaan yang bercorak Islam karena amat erat hubungannya dengan Kerajaan Samudera Pasai. Hubungan tersebut semakin erat dengan diadakannya pernikahan antara putra-putri sultan dari Pasai dan Malaka, sehingga di awal abad-15 atau sekitar 1414 M tumbuhlah Kesultanan Islam Malaka, yang dimulai dengan pemerintahan Parameswara.
Advertisement
Aspek Politik Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Islam tertua di Indonesia adalah Samudera Pasai yang pada masanya menjadi pusat perdagangan dan pusat studi Islam. Setelah resmi menjadi kerajaan bercorak Islam pertama di Indonesia, Samudera Pasai berkembang pesat dan banyak didatangi pedagang dari India, Benggala, Gujarat, Arab, Cina, serta daerah di sekitarnya.
Samudera Pasai meluaskan kekuasaannya ke daerah pedalaman, meliputi Tamiang, Balek Bimba, Samerlangga, Beruana, Simpag, Buloh Telang, Benua, Samudera, Perlak, Hambu Aer, Rama Candhi, Tukas, Pekan, dan Pasai. Dalam rangka islamisasi, Sultan Malik al Saleh menikah dengan putri Raja Perlak. Kerajaan Islam tertua di Indonesia adalah Samudera Pasai dipimpin Sultan Malik al Saleh telah menggabungkan keseluruhan daerah sekitarnya untuk masuk menjadi daerah kerajaan.
Sultan Malik al Saleh wafat pada tahun 1297 dan dimakamkan di Kampung Samudera Mukim Blang Me dengan nisan makam berciri Islam. Nisan inilah yang kemudian menjadi salah satu acuan kapan kerajaan pertama Islam mulai ada. Jadi, kerajaan Islam tertua di Indonesia adalah Samudera Pasai.
Jabatan Sultan Pasai kemudian diteruskan oleh putranya, Sultan Malik al Thahir. Sultan ini memiliki dua orang putra, Malik al Mahmud dan Malik al Mansur. Saat masih kecil, keduanya diasuh oleh Sayid Ali Ghiatuddin dan Sayid Asmayuddin, kemudian saat dewasa menjadi pewarisi tahta kerajaan, dan kedua pengasuhnya tersebut diangkat menjadi perdana menteri. Ibu kota kerajaan pernah dipindahkan ke Lhokseumawe.
Pemegang kekuasaan Samudera Pasai selanjutnya adalah Sultan Ahmad Perumadal Perumal. Pada masa pemerintahannya, Samudera Pasai sudah menjalin hubungan dengan Kesultanan Delhi (India). Buktinya, ketika Muhammad Tughluq dari India pada tahun 1345 mengirimkan utusan yang bernama Ibnu Battuta ke Cina, utusan tersebut sempat singgah dahulu di Samudera Pasai. Sekembalinya dari Cina (1346), Ibnu Battuta singgah lagi dan diterima baik oleh Sultan Ahmad Perumadal Perumal.
Aspek Sosial Budaya dan Ekonomi Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Islam tertua di Indonesia adalah Samudera Pasai tentunya juga perlu kamu ketahui dari aspek sosial budaya dan ekonominya. Letaknya yang sangat setrategis, membuat Samudra Pasai berkembang dengan cepat menjadi pusat perdagangan dengan pusat studi Islam yang ramai.
Banyak pedagang dari berbagai daerah seperti di Benggala, Gujarat, Arab, dan Cina yang berdatangan di Samudra Pasai. Selama waktu interaksi tersebut sekaligus digunakan oleh pedagang Islam dari Gujarat, Persia, dan Arab untuk penyebaran agama Islam.
Kerajaan Samudera Pasai sangat dipengaruhi oleh Islam, terbukti adanya perubahan aliran Syiah menjadi aliran Syafi’i di Samudera Pasai yang ternyata mengikuti perubahan di Mesir. Saat itu di Mesir sedang terjadi pergantian kekuasaan dari Dinasti Fatimah yang beraliran Syiah kepada Dinasti Mameluk yang beraliran Syafi’i. Dalam perkembangannya, aliran Syafi’i di Pasai disesuaikan dengan adat- istiadat setempat sehingga kehidupan sosial masyarakatnya merupakan campuran Islam dengan adat setempat.
Kerajaan Samudra Pasai mengalami kemunduran setelah mendapat serangan dari Majapahit yang ingin menyatukan Nusantara. Setelah majapahit meyakini adanya hubungan antara Samudra Pasai dengan Kesultanan Delhi di India, pada tahun 1349 Samudra Pasai diserang dan mengalami kehancuran. Sejak itu, kerajaan Islam tertua di Indonesia adalah Samudera Pasai statusnya makin mundur dan diperparah dengan berpindahnya pusat perdagangan ke Pulau Bintan dan Aceh Utara. Pada akhirnya Samudra Pasai dapat ditaklukkan oleh Kesultanan Aceh.
Advertisement