Mobilitas Sosial Vertikal Adalah Peralihan Individu, Kenali Bentuk, Contoh dan Dampaknya

Mobilitas sosial vertikal adalah peralihan individu, dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 13 Apr 2023, 09:05 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2023, 09:05 WIB
Ilustrasi mobilitas sosial
Ilustrasi mobilitas sosial. (Photo by rawpixel.com on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Mobilitas sosial vertikal adalah salah satu aspek, yang merujuk pada perpindahan seseorang dari satu lapisan sosial ke lapisan sosial yang lebih tinggi, atau lebih rendah dalam suatu masyarakat. Perpindahan tersebut bisa terjadi karena faktor-faktor seperti pendidikan, pekerjaan, dan kekayaan.

Dalam masyarakat yang bersifat kasta, mobilitas sosial vertikal sangat terbatas. Seseorang terlahir dalam suatu kasta tertentu dan memiliki sedikit kemungkinan untuk berpindah ke kasta yang lebih tinggi. Namun, dalam masyarakat modern yang lebih egaliter, mobilitas sosial vertikal lebih mungkin terjadi.

Mobilitas sosial vertikal adalah peralihan individu yang positif, ketika seseorang berpindah ke lapisan sosial yang lebih tinggi, misalnya dari kelas pekerja menjadi kelas menengah atau dari kelas menengah menjadi kelas atas. Di mana bisa terjadi jika seseorang memiliki pendidikan yang lebih tinggi, keterampilan atau pengalaman yang lebih baik dalam pekerjaan. 

Mobilitas sosial vertikal adalah bentuk perpindahan individu, yang memainkan peran penting dalam memastikan adanya kemajuan sosial dan ekonomi dalam suatu masyarakat. Ini memungkinkan individu untuk mencapai tujuan mereka dan meningkatkan kualitas hidup, serta memberikan kesempatan bagi orang lain untuk mengambil tempat mereka di tingkat sosial yang lebih tinggi.

Berikut ini bentuk dan dampak mobilitas sosial vertikal yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (13/4/2023). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bentuk dan Contoh

Mobilitas dan Interaksi Sosial
Ilustrasi Mudik Credit: pexels.com/NegativeSpace

Mobilitas sosial adalah perubahan posisi sosial seseorang dalam suatu masyarakat. Perubahan ini dapat terjadi karena faktor-faktor seperti pendidikan, kemampuan, keberuntungan, dan koneksi sosial. Terdapat beberapa bentuk mobilitas sosial yang dapat terjadi, meliputi mobilitas sosial vertikal naik, mobilitas sosial vertikal turun, mobilitas sosial horizontal, mobilitas sosial intragenerasi, mobilitas sosial intergenerasi, dan mobilitas sosial struktural.

Mobilitas Sosial Vertikal Naik

Mobilitas sosial vertikal naik terjadi ketika seseorang pindah ke posisi yang lebih tinggi dalam struktur sosial atau kekayaan. Salah satu contohnya adalah seorang karyawan yang awalnya bekerja sebagai kasir di sebuah toko, kemudian memperoleh pendidikan dan keterampilan yang diperlukan untuk bekerja sebagai manajer di perusahaan tersebut. Ia mungkin telah menyelesaikan pendidikan yang lebih tinggi, atau mengambil kursus tambahan untuk meningkatkan keterampilannya dalam manajemen. Sebagai hasil dari usahanya, ia berhasil dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi dalam perusahaan.

Contoh lain dari mobilitas sosial vertikal naik adalah seorang pemuda dari keluarga miskin, yang berhasil mendapatkan beasiswa dan menyelesaikan studi di perguruan tinggi. Setelah lulus, ia berhasil mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan naik ke posisi yang lebih tinggi dalam perusahaan. Dalam kasus ini, pendidikan menjadi kunci untuk memungkinkan mobilitas sosial vertikal naik terjadi.

Mobilitas Sosial Vertikal Turun

Mobilitas sosial vertikal turun terjadi ketika seseorang pindah ke posisi yang lebih rendah, dalam struktur sosial atau kekayaan. Salah satu contohnya adalah seorang pebisnis yang awalnya sukses dalam bisnisnya, namun mengalami kerugian besar dan kemudian kehilangan seluruh kekayaannya. Ia mungkin menghadapi kesulitan finansial dan terpaksa bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah, atau bahkan tidak memiliki pekerjaan sama sekali.

Contoh lain dari mobilitas sosial vertikal turun adalah seorang manajer yang kehilangan pekerjaannya, karena perusahaan tersebut bangkrut dan kemudian memutuskan untuk bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah, atau pada posisi yang lebih rendah. Dalam kasus ini, perubahan dalam keadaan ekonomi menjadi faktor kunci untuk memungkinkan mobilitas sosial vertikal turun terjadi.

 


Mobilitas Sosial Vertikal Turun dan Naik

Peningkatan Mobilitas Masyarakat di Jakarta
Sejumlah pekerja berjalan saat jam pulang kerja di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (3/11/2021). Salah satu aturan kerja pada sektor non esensial diizinkan bekerja dari kantor atau 'work from office' (WFO) 75 persen dan sektor esensial 100 persen. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Mobilitas sosial vertikal turun dan naik terjadi ketika seseorang pindah ke posisi yang lebih rendah, kemudian naik ke posisi yang lebih tinggi dalam struktur sosial atau kekayaan. Salah satu contohnya adalah seorang manajer yang kehilangan pekerjaannya karena perusahaan tersebut bangkrut, dan kemudian memutuskan untuk memulai usaha kecil-kecilan. Dalam kasus ini, ia turun ke posisi yang lebih rendah karena tidak lagi bekerja sebagai manajer di perusahaan besar, tetapi kemudian naik ke posisi yang lebih tinggi sebagai pemilik usaha kecil-kecilan yang sukses.

Contoh lain dari mobilitas sosial vertikal turun dan naik adalah seorang atlet yang awalnya bermain untuk tim amatir dan kemudian bermain untuk tim profesional. Pada awalnya, ia mungkin tidak memiliki status dan pendapatan yang tinggi, karena bermain untuk tim amatir. Tetapi kemudian setelah bermain untuk tim profesional, ia dapat memperoleh status dan pendapatan yang lebih tinggi. Dalam kasus ini, keahlian dan prestasi atletik menjadi kunci untuk memungkinkan mobilitas sosial vertikal turun dan naik terjadi.

Mobilitas Sosial Vertikal Antar-Generasi

Mobilitas sosial vertikal antar-generasi terjadi ketika seseorang pindah ke posisi yang lebih tinggi, atau lebih rendah dalam struktur sosial atau kekayaan dibandingkan dengan orang tua dan anggota keluarga lainnya. Salah satu contohnya adalah seorang anak dari keluarga miskin, yang berhasil mendapatkan pendidikan dan kemudian menjadi dokter yang sukses. Dalam kasus ini, mobilitas sosial vertikal antar-generasi terjadi karena anak tersebut berhasil memperoleh pendidikan dan keahlian yang memungkinkannya untuk naik ke posisi yang lebih tinggi, daripada orang tua atau anggota keluarga lainnya.

Contoh lain dari mobilitas sosial vertikal antar-generasi adalah seorang anak dari keluarga kaya yang memilih untuk menjadi relawan di daerah pedesaan yang kurang berkembang. Dalam kasus ini, meskipun ia berasal dari keluarga kaya, ia memilih untuk bekerja pada posisi yang lebih rendah dan pada daerah yang kurang berkembang, untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Mobilitas sosial vertikal antar-generasi terjadi karena anak tersebut memilih untuk turun ke posisi yang lebih rendah, dibandingkan dengan orang tuanya untuk membantu orang lain.

Mobilitas Sosial Vertikal Internal

Mobilitas sosial vertikal internal terjadi ketika seseorang pindah ke posisi yang lebih tinggi, atau lebih rendah dalam struktur sosial di suatu kelompok sosial yang sama. Salah satu contohnya adalah seorang karyawan yang awalnya bekerja pada posisi yang rendah di perusahaan, dan kemudian dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi dalam perusahaan yang sama. Dalam kasus ini, mobilitas sosial vertikal internal terjadi karena karyawan tersebut berhasil menunjukkan kinerja yang baik, dan mendapatkan pengakuan dari perusahaan.

Contoh lain dari mobilitas sosial vertikal internal adalah seorang anggota kelompok masyarakat tertentu, yang awalnya berada pada posisi yang rendah dalam kelompok tersebut, tetapi kemudian berhasil menjadi pemimpin atau pengambil keputusan dalam kelompok tersebut. Dalam kasus ini, mobilitas sosial vertikal internal terjadi karena anggota kelompok tersebut berhasil memperoleh status yang lebih tinggi dalam kelompok sosial yang sama.


Dampak

perempuan bekerja
ilustrasi interaksi/Photo by mentatdgt from Pexels

Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Hidup

Salah satu dampak positif dari mobilitas sosial vertikal adalah peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup. Ketika seseorang pindah ke posisi yang lebih tinggi, ia dapat memperoleh penghasilan yang lebih besar, status sosial yang lebih tinggi, dan akses yang lebih baik ke sumber daya seperti pendidikan, perawatan kesehatan, dan layanan publik lainnya. Ini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup dan kebahagiaan individu dan keluarganya.

Perubahan Struktur Sosial

Mobilitas sosial vertikal juga dapat mempengaruhi struktur sosial secara keseluruhan. Ketika banyak orang pindah ke posisi yang lebih tinggi dalam struktur sosial, hal ini dapat mengurangi kesenjangan sosial dan menghasilkan masyarakat yang lebih merata. Sebaliknya, ketika orang-orang pindah ke posisi yang lebih rendah, ini dapat menyebabkan ketimpangan sosial yang lebih besar.

Perubahan Nilai dan Norma Sosial

Mobilitas sosial vertikal juga dapat mempengaruhi nilai dan norma sosial. Ketika seseorang pindah ke posisi yang lebih tinggi, ia mungkin mengadopsi nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berbeda daripada kelompok sosialnya sebelumnya. Sebaliknya, ketika seseorang pindah ke posisi yang lebih rendah, ia mungkin mengalami perubahan dalam nilai dan norma sosial yang diadopsinya sebelumnya.

Peningkatan Pendidikan dan Keterampilan

Mobilitas sosial vertikal dapat mendorong orang untuk memperoleh pendidikan dan keterampilan yang lebih tinggi. Ketika seseorang menyadari bahwa mobilitas sosial vertikal memungkinkannya untuk memperoleh posisi yang lebih tinggi, ia mungkin termotivasi untuk meningkatkan pendidikan dan keterampilannya. Ini dapat berdampak positif pada kemajuan sosial dan ekonomi individu dan masyarakat secara keseluruhan.

Perubahan dalam Struktur Keluarga

Mobilitas sosial vertikal juga dapat mempengaruhi struktur keluarga. Ketika seseorang pindah ke posisi yang lebih tinggi, ia mungkin memiliki lebih banyak sumber daya untuk membantu keluarganya. Sebaliknya, ketika seseorang pindah ke posisi yang lebih rendah, ini dapat menyebabkan ketidakstabilan dan masalah dalam keluarga.

Dampak Ekonomi dan Politik

Mobilitas sosial vertikal juga dapat mempengaruhi perekonomian dan politik masyarakat. Ketika lebih banyak orang memperoleh pendidikan dan keterampilan yang lebih tinggi, mereka mungkin dapat memberikan kontribusi yang lebih besar pada ekonomi dan politik masyarakat. Ini dapat membantu mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, ketika lebih banyak orang memperoleh posisi yang lebih tinggi dalam struktur sosial, mereka mungkin memiliki akses yang lebih besar ke kekuasaan politik dan dapat membawa perubahan positif pada masyarakat.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya