Surat Ad-Duha, Bacaan, Keutamaan, dan Isi Kandungannya

Surat Ad-Duha merupakan surat dalam Alquran yang tergolong dalam surat Makkiyah.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 24 Apr 2023, 16:30 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2023, 16:30 WIB
Ayat Tentang Puasa
Alquran / Sumber: iStockphoto

Liputan6.com, Jakarta Surat Ad-Duha merupakan surat dalam Alquran yang tergolong dalam surat Makkiyah. Surat Ad-Duha adalah surat ke-93 dalam mushaf Alquran, terdiri dari 11 ayat. Surat ini secara umum membahas tentang nikmat yang Allah berikan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama berupa nikmat zahir.

Sebagaimana surat-surat dalam Alquran, ada suatu persitiwa yang melatarbelakangi turunnya surat Ad-Duhua, atau yang disebut sebagai asbabun nuzul.

Ada banyak riwayat yang menyebutkan tentang peristiwa-peristiwa tersebut. Semua riwayat itu mengerucut pada satu kondisi, yakni kegundahan nabi Muhammad saw akibat terhentinya wahyu dari Allah swt dalam beberapa waktu.

Di samping latar belakang turunnya surat Ad-Duha, surat ini juga memiliki berbagai keutamaan dan manfaat yang luar biasa bagi siapa saja yang membaca dan mengamalkannya.

Untuk lebih memahami surat Ad-Duha, berikut adalah penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (17/4/2023).

Asbabun Nuzul Surat Ad-Duha

Sama seperti sebagian besar surat dalam Alquran, surat Ad-Duha turun secara bertahap. Ada sejumlah peristiwa yang melatarbelakangi turunnya surat Ad-Duha. Sejumlah riwayat menyebutkan bahwa sebagian ayat dari surat Ad-Duha turun sebagai tanggapan dari kata-kata istri Abu Lahab, yang mengatakan bahwa Malaikat Jibril telah meninggalkan Nabi Muhammad SAW.

Diriwayatkan oleh Al Aswad bin Qais, bahwa Jundub bin Sufyan mengisahkan, seorang dari kaum kafir tersebut, Ummu Jamil binti Harb, istri Abu Lahab, berkata kepada Muhammad, " Wahai Muhammad, aku benar-benar berharap setanmu (yang dimaksud malaikat Jibril) telah meninggalkanmu. Sebab, aku tidak lagi melihatnya sejak dua hari atau tiga hari ini." (H.R. Bukhari 4569).

Sebagai tanggapan atas ucapan istri Abu Lahab tersebut, turunlah surat Ad-Duha. Melalui surat Ad-Duha, Allah SWT menegaskan bahwa Dia tidak akan pernah meninggalkan Nabi Muhammad SWT. Untuk menegaskan hal tersebut, bahkan Allah sampai bersumpah demi waktu duha dan demi malam yang sunyi.

Kandungan Isi Surat Ad-Duha

[Bintang] Mahasiswa Termuda Asal Surabaya Ini Juga Penghafal Alquran Lho
Mahasiswa Termuda Asal Surabaya Ini Juga Penghafal Alquran Lho. (Ilustrasi: static.independent.co.uk)

Surat Ad-Duha secara umum membahas tentang nikmat yang Allah berikan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama. Secara detail, surat Ad-Duha memiliki isi kandungan bahwa pemeliharaan Allah SWT terhadap Nabi Muhammad SAW dengan cara yang tak putus-putusnya, larangan berbuat buruk terhadap anak yatim dan orang yang meminta-minta dan mengandung pula perintah kepada Nabi supaya mensyukuri segala nikmat.

Yang dimaksud pemeliharaan Allah SWT terhadap Nabi Muhammad SAW yang tak terputus-putus terkait dengan peristiwa ketika Nabi Muhammad SAW sudah lama sekali tidak menerima wahyu.

Karena itu, seorang wanita dari kaum kafir Quraisy mengatakan bahwa malaikat Jibril telah meninggalkan Nabi Muhammad SAW. Kemudian malaikat datang dan menyampaikan wahyu kepada Beliau, “ Wadh Dhuhaa-Wallaili bidzaa sajaa.” Yakni surah Ad Duha sampai akhirnya.

Di samping menunjukkan bahwa Allah SWT tidak akan meninggalkan Nabi Muhammad SAW, surat Ad-Duha juga memiliki kandung mengenai isyarat dari Allah bahwa kehidupan Nabi Muhammad Saw. dan dakwahnya akan berkembang.

Dalam surat Ad-Duha juga mengandung larangan untuk menghina anak yatim, menghardik orang-orang yang meminta-minta. Dalam surat Ad-Duha juga terdapat perintah untuk menyebut nikmat Allah sebagai tanda rasa syukur.

Keutamaan dan Fadilah Surat Ad-Duha

Melihat Lebih Dekat Para Santri Menghafal Alquran
Seorang santri mengaji menggunakan Alquran di pondok pesantren kawasan Tangerang, Senin, (26/4/2021). Bulan Ramdhan banyak dimanfaatkan para santri tersebut untuk mematangkan hafalan Alquran hingga khatam. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Surat Ad-Duha memiliki sejumlah keutamaan dan fadilah bagi pembacanya. Adapun keutamaan dan Fadilah dari surat Ad-Duha adalah sebagai berikut:

Senilai 360 Sedekah

Surat Ad-Duha merupakan surat yang dianjurkan untuk dibaca ketika melaksanakan sholat sunnah duha. Dan melaksanakan sholat sunah duha sebanyak dua rakaat senilai 360 sedekah.

 

"Di dalam tubuh manusia terdapat tiga ratus enam puluh sendi, yang seluruhnya harus dikeluarkan sedekahnya." Mereka (para sahabat) bertanya, " Siapakah yang mampu melakukan itu wahai Nabiyullah?"

Beliau menjawab, " Engkau membersihkan dahak yang ada di dalam masjid adalah sedekah, engkau menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan adalah sedekah. Maka jika engkau tidak menemukannya (sedekah sebanyak itu), maka dua rakaat Dhuha sudah mencukupimu." (HR. Abu Dawud).

 

Mencukupi Kebutuhan dan Dicukupkan Rezekinya

Keutamaan dan fadilah dari surat dhuha yang dibaca dalam sholat duha adalah dapat mencukupi kebutuhan, sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut.

Allah Ta'ala berfirman, " Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu." (HR. Ahmad).

Di samping dicukupkan kebutuahnnya, dengan membaca surat Ad-Duha, maka akan dicukupkan rezekinya.

"Wahai anak Adam, janganlah engkau merasa lemah dari empat rekaat dalam mengawali harimu, niscaya Aku (Allah) akan mencukupimu di akhir harimu" (HR. Abu Darda).

Diampuni Segala Dosanya

Melaksanakan sholat duha juga dapat menghapus dosa, sebagaimana disebutkan dalam hadits,

"Orang yang sholat dhuha akan di ampuni dosa-dosanya oleh Allah, barang siapa yang selalu mengerjakan sholat dhuha niscaya akan di ampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan" (HR. Tarmidzi).

Bacaan Surat Ad-Duha Lengkap dengan Tulisan Latin dan Artinya

Ilustrasi Seseorang Sedang Meraih Pahala Ramadan dengan Berdoa dan Membaca Alquran
Ilustrasi Seseorang Sedang Meraih Pahala Ramadan dengan Berdoa dan Membaca Alquran (freepik)

وَالضُّحٰىۙ

Waḍ-ḍuḥā.

1. Demi waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah),

 

وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ

Wal-laili iżā sajā.

2. dan demi malam apabila telah sunyi,

 

مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ

Mā wadda‘aka rabbuka wa mā qalā.

3. Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu,

 

وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ

Wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ūlā.

4. dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan.

 

وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ

Wa lasaufa yu‘ṭīka rabbuka fa tarḍā.

5. Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.

 

اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ

Alam yajidka yatīman fa āwā.

6. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu),

 

وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ

Wa wajadaka ḍāllan fa hadā.

7. dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk,

 

وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ

Wa wajadaka ‘ā'ilan fa agnā.

8. dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.

 

فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْۗ

Fa ammal-yatīma falā taqhar.

9. Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang.

 

وَاَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْ

Wa ammas-sā'ila falā tanhar.

10. Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardik(nya).

 

وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ ࣖ

Wa ammā bini‘mati rabbika fa ḥaddiṡ.

11. Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya