Liputan6.com, Jakarta Malaria merupakan penyakit menular yang apabila tidak ditangani dengan cepat dan tepat, dapat menimbulkan komplikasi berat yang dapat berujung kematian. Karena bukan penyakit sepele, maka penting untuk mengetahui penyebab penyakit malaria ini.
Baca Juga
Advertisement
Ada berbagai macam faktor penyebab penyakit malaria, mulai dari penularan gigitan nyamuk hingga lingkungan tempat tumbuhnya parasit. Penting untuk mengetahui masing-masing faktor penyebab penyakit malaria guna dapat melakukan pencegahan.
Jika telah mengetahui menyeluruh masing-masing faktor penyebab penyakit malaria, kamu bisa dengan mudah melakukan pencegahan untuk menurunkan risiko terjadinya penyakit malaria.
Berikut ini Liputan6.com telah merangkum dari berbagai sumber beberapa penyebab penyakit malaria serta pengobatannya yang bisa dilakukan, Senin (4/11/2019).
Mengenal tentang Penyakit Malaria
Penyebab penyakit malaria adalah parasit Plasmodium yang menyebar lewat gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit. Parasit ini ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi.
Infeksi malaria bisa terjadi hanya dengan satu gigitan nyamuk. Penularan penyakit malaria bisa terjadi lewat kontak darah penderita, misalnya seorang ibu hamil menularkan kepada janin yang dikandungnya.
Ada banyak jenis Plasmodium, tetapi hanya lima yang dapat menyebabkan infeksi di tubuh manusia. Nyamuk ini biasanya menggigit manusia pada malam hari. Ketika nyamuk yang terinfeksi mengigit manusia, parasit masuk ke tubuh melalui aliran darah.
Penyebab penyakit malaria oleh parasit Plasmodium ini ada lima jenis yang dapat menginfeksi manusia. Namun, kasus yang paling sering terjadi di Indonesia hanya ada dua jenis, seperti:
Plasmodium Falciparum
Jenis parasit ini merupakan penyebab penyakit malaria yang laing umum dan menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian etrbesar yang diakibatkan oleh malaria.
Plasmodium Vivax
Jenis parasit ini akan menimbulkan gejala yang sedikit lebih ringan daripada malaria yang disebabkan Plasmodium falciparum. Namun, jenis parasit ini dapat membuat malaria kambuh kembali karena parasitnya dapat bertahan di dalam organ hati selama tiga tahun.
Advertisement
Orang yang Berisiko Terkena Penyakit Malaria
Sebenarnya siapa saja bisa mengalami penyakit malaria. Namun, sebagian besar kasus memang terjadi pada seseorang yang tinggal di wilayah endemis malaria.
Seseorang yang bersal dari wilayah bebas malaria pun dapat terinfeksi ketika bepergian ke wilayah timur Indonesia seperti Papua, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku.
Selain itu, ada kelompok tertentu yang juga rentan tertular penyakit malaria dan mengalami infeksi penyakit malaria berat yang mengancam nyawa. Kelompok ini seperti bayi di bawah 1 tahu, anak balita, ibu hamil, dan pengidap HIV/AIDS.
Hal ini dikarenakan kelompok ini memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih rendah ketimbang orang sehat dan karenanya, lebih mudah terinfeksi penyakit malaria. Selain itu, pada sebagian kasus juga penyakit malaria bisa menular melalui transgusi darah atau dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya, baik sebelum atau selama proses persalinan.
Lingkungan Juga Menjadi Faktor Penyebab Penyakit Malaria
Selain faktor di atas, ada faktor penyebab penyakit malaria bisa menyerang seseorang. Di mana faktor lingkungan juga berperan dalam menularkan malaria. Lingkungan yang banyak genangan air lebih disukai nyamuk pembawa parasit malaria, sehingga mudah berkembang biak.
Selain itu, minimnya penggunaan pakaian yang bersifat protektif, kelambu, losion antinyamuk, serta obat pencegah akan meningkatkan risiko seseorang tertular malaria. Oleh karena itu, untuk menurunkan risiko tertular penyakit malaria, carilah informasi tentang daerah tujuan sejak jauh-jauh hari.
Advertisement
Gejala Penyakit Malaria
Setelah mengetahui berbagai macam faktor penyebab penyakit malaria, penting untuk mengenali gejala penyakit malaria agar bisa segera ditangani. Gejala penyakit malaria paling cepat muncul sekitar satu minggu setelah penderita digigit nyamuk Anopheles yang terinfeksi.
Umumnya, masa inkubasi atau waktu antara gigitan nyamuk malaria dan dimulainya gejala berlangsung selama 7-18 hari. Lamanya masa inkubasi tergantung jenis parasit yang menginfeksi.
Bahkan, terdapat kasus penyakit malaria yang gejalanya baru muncul setahun setelah terinfeksi. Gejala yang timbul sering kali ringan dan sulit diidentisikasi sebagai penyakit malaria, kecuali dilakukan pemeriksaan darah.
Beberapa gejala penyakit malaria mirip dengan gejala flu, seperti demam tinggi, sakit kepala, berkeringat, menggigil, muntah hingga nyeri otot dan diare. Pada beberapa jenis malaria, demam muncul setiap 48 jam.
Di saat suhu tubuh sedang turun, penderita kerap merasa kedinginan dan menggigil. Kondisi ini dapat menimbulkan demam disertai keringat berlebihan dan rasa lelah. Gejala tersebut dapat berlangsung selama 6-12 jam.
Diagnosis Penyakit Malaria
Diagnosis penyakit malaria bisa dipastikan dengan memerhatikan gejala yang dialami, pemeriksaan fisik, serta tes diagnostik cepat atau Rapid Diagnostic Test atau RDT. RDT dilakukan untuk mengetahui keberadaan dan jenis parasit apa yang menyebabkan penyakit malaria.
Biasanya, pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan sampel darah penderita. Dalam 20 menit, biasanya hasilnya sudah bisa didapat. Hasil RDT ini sangat penting guna menentukan tipe pengobatan antimalaria yang akan diberikan kepada penderita.
Pemeriksaan darah yang dilakukan juga berguna untuk mengatahui apakah penderita juga menderita amnesia atau tidak. Anemia merupakan salah satu komplikasi yang dapat terjadi sebagai akibat dari penyakit malaria.
Advertisement
Cara Mengatasi Penyakit Malaria
Apabila kamu terdeteksi mengalami penyakit malaria, penderitanya bisa sembuh total jika diobati dan ditangani dengan benar. Proses pengobatan harus segera dimulai setelah diagnosis diketahui.
Pemberian obat antimalaria biasanya diberikan dokter tergantung pada faktor seperti jenis parasit yang menyebabkan malaria, tingkat keparahan malaria yang dideria, dan kehamilan penderita.
Beberapa jenis malaria diketahui resisten terhadap obat-obatan tertentu. Misalnya, pada penyakit malaria yang banyak ditemukan di Indonesia tidak akan bisa sembuh jika diberikan obat antimalarial chloroquine. Biasanya, dokter akan memberikan kombinasi obat antimalaria.
Pada ibu hamil yang menderita penyakit malaria, risiko terjadinya malaria parah akan semakin meningkat. Baik ibu maupun janin yang dikandung dapat mengalami komolikasi serius.