14 Penyebab Ibu Harus Melahirkan Secara Caesar

Operasi caesar jadi pilihan aman untuk kondisi tertentu.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 17 Jun 2023, 10:20 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2023, 10:20 WIB
Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Ada banyak penyebab ibu harus melahirkan secara caesar. Prosedur kelahiran caesar atau C-Section merupakan proses pembedahan untuk melakukan persalinan. Proses ini melibatkan satu sayatan di perut dan rahim untuk mengeluarkan bayi.\

Pada beberapa kondisi, dokter akan menyarankan persalinan caesar. Penyebab ibu harus melahirkan secara caesar dapat dilakukan karena kondisi medis tertentu. Beberapa caesar harus dilakukan dalam situasi darurat untuk mencegah situasi kritis pada ibu dan bayi.

C-section mungkin direncanakan sebelumnya jika ibu mengalami komplikasi kehamilan. Prosedur kelahiran caesar memang memilki kelebihan dan kelemahan. Namun, jika Anda mengalami salah satu dari penyebab ibu harus melahirkan secara caesar, prosedur ini tetap aman dilakukan selama memperoleh perawatan intensif.

Berikut penyebab ibu harus melahirkan secara caesar, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (29/11/2019).

 

Masalah plasenta dan tali pusat

Ilustrasi bayi menangis (Pixabay)
Ilustrasi bayi (Pixabay)

Placenta previa

Penyebab ibu harus melahirkan secara caesar yang pertama adalah masalah pada plasenta. Placenta previa terjadi ketika plasenta berada rendah di dalam rahim dan sebagian atau seluruhnya menutupi serviks. Satu dari setiap 200 wanita hamil akan mengalami plasenta previa selama trimester ketiga.

Solusio plasenta

Solusio plasenta adalah pemisahan plasenta dari lapisan rahim yang biasanya terjadi pada trimester ketiga. Sekitar 1% wanita hamil akan mengalami solusio plasenta. Sang ibu akan mengalami pendarahan dari situs perpisahan dan rasa sakit di rahim. Pemisahan ini dapat mengganggu oksigen sampai ke bayi, dan tergantung pada tingkat keparahannya, caesar darurat dapat dilakukan.

Prolaps tali pusat

Prolaps tali pusat terjadi ketika tali pusat menyusup melalui serviks dan menjulur dari vagina sebelum bayi lahir. Ketika rahim berkontraksi, kondisi ini menyebabkan tekanan pada tali pusat yang mengurangi aliran darah ke bayi.

Kondisi persalinan normal yang tidak memungkinkan

Kontraksi Mengandung dan Melahirkan
Ilustrasi Foto Mengandung dan Melahirkan (iStockphoto)

Posisi sungsang

Agar kelahiran normal berhasil, kepala bayi harus diposisikan lebih dulu di dekat saluran kelahiran. Tapi posisi bayi terkadang tidak berada pada posisi normal. Bayi dapat memposisikan kaki atau bokong mereka ke arah saluran kelahiran, yang dikenal sebagai kelahiran sungsang. Ketika bayi dalam posisi sungsang, persalinan caesar sering jadi satu-satunya pilihan. Operasi caesar mungkin merupakan cara paling aman untuk melahirkan dalam kasus-kasus ini

Persalinan normal yang berjalan sangat lambat

Persalinan normal yang lama adalah alasan untuk hampir sepertiga dari operasi caesar. Kondisi ini terjadi ketika seorang ibu tak kunjung melahirkan selama 20 jam atau lebih.

Ini dapat terjadi ketika serviks belum membesar sepenuhnya, persalinan melambat atau berhenti, atau bayi tidak dalam posisi kelahiran yang optimal. Bayi yang terlalu besar, penipisan serviks yang lambat, dan bayi kembar semua dapat memperpanjang waktu persalinan. Dalam kasus ini, dokter mempertimbangkan caesar untuk menghindari komplikasi.

Panggul ibu terlalu kecil

Cephalopelvic disproportion (CPD) atau Disproporsi sefalopelvic (CPD) dalah ketika panggul ibu terlalu kecil untuk melahirkan bayi. Ini juga bisa terjadi jika kepala bayi terlalu besar untuk jalan lahir. Dalam kedua kasus tersebut, bayi tidak dapat melewati vagina dengan aman.

Masalah kesehatan pada ibu

Kontraksi Mengandung dan Melahirkan
Ilustrasi Foto Mengandung dan Melahirkan (iStockphoto)

Herpes genital aktif

Jika ibu memiliki penyakit aktif herpes genital, caesar mungkin dijadwalkan untuk mencegah bayi dari terpapar virus saat melewati jalan lahir.

Diabetes

Penyebab ibu harus melahirkan secara caesar selanjutnya adalah diabetes pada ibu. Jika ibu menderita diabetes gestasional selama kehamilan atau menderita diabetes tipe lainnya, bayi akan berpotensi mengalami komplikasi seperti lahir dalam ukuran besar. Ini meningkatkan peluang ibu untuk menjalani caesar.

Ruptur uteri

Ruptur uteri merupakan kondisi dimana rahim robek selama kehamilan atau persalinan. Ini dapat menyebabkan pendarahan pada ibu dan mengganggu pasokan oksigen bayi. Kondisi ini bisa terjadi 1 dari setiap 1.500 kelahiran. Ruptur uterus terjadi paling sering di sepanjang garis bekas luka sembuh pada wanita yang pernah menjalani persalinan caesar sebelumnya.

Masalah pada janin

Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Preeklampsia

Preeklampsia adalah suatu kondisi yang melibatkan tekanan darah tinggi selama kehamilan. Kondisi ini dapat mencegah plasenta mendapatkan jumlah darah yang dibutuhkan dan mengurangi aliran oksigen ke bayi. Persalinan caesar kadang direkomendasikan sebagai solusi aman.

Gawat Janin

Gawat Janin adalah situasi paling umum ketiga yang mengarah ke persalinan caesar. Gawat janin adalah suatu keadaan dimana janin tidak menerima oksigen cukup. Pola jantung janin pada monitor janin elektronik mungkin menunjukkan bahwa bayi dalam bahaya kecuali ia dilahirkan dengan cepat. Salah satu cara untuk mengatasi kondisi ini adalah kelahiran secara caesar.

Cacat lahir

Untuk mengurangi komplikasi persalinan, dokter akan memilih untuk melahirkan bayi yang didiagnosis dengan cacat lahir tertentu. Kondisi ini seperti kelebihan cairan di otak atau penyakit jantung bawaan. Operasi caesar harus dilakukan untuk mengurangi komplikasi persalinan.

Kondisi bayi yang tidak memungkinkan untuk lahir normal

20151013-Ilustrasi Proses Melahirkan
Ilustrasi Proses Melahirkan (iStockphoto)

Kelahiran kembar

Bayi kembar bisa dilahirkan secara normal tergantung pada posisi, perkiraan berat, dan usia kehamilan. Kembar tiga tiga atau lebih, kecil kemungkinannya untuk dilahirkan normal.

Ukuran bayi

Jika bayi memiliki bobot lebih dari 4 kg, risiko untuk melahirkan secara normal akan berkurang. Ukuran ini menimbulkan beberapa risiko komplikasi. Bayi dengan ukuran besar atau Makrosomia dapat mempersulit persalinan pervaginam dan dapat menempatkan bayi pada risiko cedera saat lahir. Makrosomia janin dapat disebabkan oleh faktor genetik serta kondisi ibu, seperti obesitas atau diabetes.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya