Liputan6.com, Jakarta Endometriosis adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita. Kondisi ini dapat menyebabkan jaringan dari lapisan dalam dinding rahim tumbuh di luar rongga rahim. Jaringan yang disebut endometrium ini dapat tumbuh di indung telur, usus, tuba falopi (saluran telur), vagina, atau di rektum (bagian akhir usus yang terhubung ke anus).
Sebelum menstruasi, endometrium akan menebal sebagai tempat untuk menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Bila tidak dalam kondisi hamil, endometrium tersebut akan luruh, lalu keluar dari tubuh sebagai darah menstruasi.Â
Baca Juga
Advertisement
Pada kasus endometriosis, jaringan endometrium di luar rahim tersebut juga ikut menebal, tetapi tidak dapat luruh dan keluar dari tubuh. Kondisi tersebut dapat menimbulkan keluhan nyeri, bahkan dapat menyebabkan kemandulan atau infertilitas wanita. Maka, wanita penting untuk mengetahui penyebab dan gejalanya.
Berikut ini ulasan mengenai penyebab endometriosis beserta gejala dan pengobatannya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbaga sumber, Kamis (30/9/2021).
Definisi Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan ketika sel-sel endomentrium berpindah dari uterus (rahim) ke anggota tubuh lainnya. Sel-sel endometrium adalah sel-sel yang membentuk pelapis uterus, sehingga ketika sel-sel tersebut berada tidak pada tempatnya, akan timbul masalah pada sistem reproduksi wanita.
Pada umumnya, sel-sel tersebut kemudian akan membentuk jaringan pada ovarium, bagian luar dari uterus, atau tuba falopii. Jaringan tersebut juga dapat berkembang pada usus, berbagai bagian dari perut, dan bahkan lebih lanjut.
Meskipun penempatan dari sel-sel tersebut tidak pada tempatnya, sel-sel ini tetap merespon terhadap stimulasi dari hormon-hormon reproduksi. Hal ini akan menyebabkan pendarahan menstruasi setiap bulannya, sehingga pendarahan ini akan terjadi diluar uterus.Â
Darah ini tidak akan bisa keluar dari tubuh setiap bulannya. Simpanan darah yang tidak normal ini, dalam jangka panjang, dapat berakumulasi dan membentuk jaringan parut. Meskipun hal tersebut tidak berbahaya, akan terasa nyeri dan dapat mencegah terjadinya kehamilan.
Advertisement
Penyebab Endometriosis
Secara pasti, penyebab endometriosis belum diketahui. Namun, beberapa faktor sudah diketahui dapat memicu terjadinya endometriosis adalah :
1. Menstruasi Refluks
Terjadi ketika darah menstruasi mengalir kembali ke dalam tuba falopii, dan bukan keluar dari tubuh.
2. Fungsi Tidak Normal dari Hormon Estrogen
Beberapa ahli ilmuan menyatakan bahwa endometriosis umumnya menyerang wanita pada usia childbearing, yaitu diantara usia remaja dan usia empat-puluhan. Sebab pada usia ini wanita memiliki tingkat estrogen yang tinggi dan gejala dari endometriosis menghilang setelah menopause, diyakini bahwa estrogen memegang peranan dalam terjadinya endometriosis.
3. Hereditas
Beberapa penelitian membuktikan bahwa dengan adanya anggota keluarga inti (first degree relative) yang mengidap endometriosis, meningkatkan risiko hingga sepuluh kali lipat untuk berkembangnya endometriosis. Penelitian lain meningkatkan risiko ini hingga hampir 50%, dengan menyatakan bahwa wanita yang memiliki riwayat keluarga endometriosis memiliki risiko 59% untuk mengembangkan kondisi tersebut.
4. Berat yang Tidak Normal
Sejumlah penelitian telah menetapkan sebuah relasi antara kondisi kegemukan (overweight), khususnya pada tahap lanjut dari anak dan tahap awal dari remaja, dengan risiko yang lebih tinggi untuk memiliki kondisi endometriosis.
5. Siklus Menstruasi yang Ireguler
Wanita yang memiliki siklus menstruasi kurang dari 28 hari atau menstruasi lebih dari seminggu dalam sebulan, memiliki risiko yang meningkat untuk berkembangnya kondisi endometriosis.
6. Kelainan pada Organ Reproduksi
Dalam beberapa kasus bentuk dari uterus, vagina, atau serviks wanita dapat menghambat aliran darah menstruasi. Hal ini dapat menyebabkan endometriosis dalam jangka panjang.
7. Perubahan Sel Embrio yang Belum Matang
Hormon estrogen dapat mengubah sel embrionik, yaitu sel pada tahap awal perkembangan, menjadi implan sel endometrium selama masa pubertas. Dengan kata lain, endometriosis terangsang oleh kadar hormon estrogen yang tidak seimbang. Hormon estrogen berperan penting dalam reproduksi wanita, mulai dari siklus menstruasi sampai menopause. Estrogen terbentuk dari ovarium yang memproduksi sel telur dan kelenjar adrenal yang terletak pada bagian atas ginjal.
8. Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh
Kondisi terganggunya sistem kekebalan tubuh juga bisa menjadi penyebab endometriosis pada wanita. Ini artinya, sistem kekebalan tubuh tidak dapat mengenali dan menghancurkan jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim. Sistem kekebalan tubuh yang tidak baik berperan penting karena memungkinkan sel-sel abnormal terus tumbuh bukan dalam rahim.
9. Bekas Luka Bedah
Setelah operasi seperti histerektomi atau bersalin dengan operasi caesar, sel endometrium dapat menempel pada sayatan bedah. Pada kasus endometriosis, sel endometrium yang menempel pada sayatan bedah bisa mengalami penebalan yang menetap. Penebalan tersebut akan mengiritasi jaringan sekitarnya sehingga menyebabkan peradangan, kista, jaringan parut, dan pada akhirnya menimbulkan gejala.
Gejala Endometriosis
Endometriosis dapat memberikan gejala yang bervariasi. Beberapa wanita bahkan dapat merasakan gejala yang parah. Sehingga mereka tidak dapat beraktivitas normal dan terkadang sampai depresi. Namun, banyak juga yang justru tidak merasakan gejala apapun. Berikut gejala dari endometriosis adalah:
1. Nyeri haid yang tidak membaik dengan obat antinyeri.
2. Darah menstruasi yang banyak sampai perlu sering mengganti pembalut atau sering bocor.
3. Nyeri panggul yang dapat dirasakan hanya saat haid atau terus-terusan.
4. Nyeri ketika dan setelah berhubungan seksual.
5. Nyeri atau rasa tidak nyaman ketika ke toilet.
6. Darah pada BAB.
7. Merasa lelah setiap saat.
Advertisement
Pengobatan Endometriosis
Tidak ada pengobatan untuk menyembuhkan endometriosis. Namun ada cara pengobatan untuk mengurangi gejala endometriosis adalah:
1. Obat antinyeri contohnya ibuprofen dan parasetamol.
2. Kontrasepsi dan obat hormon seperti pil kombinasi, gonadotrophin-releasing hormone (GnRH) analogues.
3. Pembedahan untuk menyingkirkan jaringan endometriosis.
4. Operasi besar untuk mengangkat seluruh orang yang terkena endometriosis seperti pengangkatan seluruh rahim atau histerektomi
Pencegahan Endometriosis
Endometriosis tidak dapat dicegah. Meski demikian, risiko akan berkembangnya endometriosis bisa dikurangi dengan menurunkan kadar hormon estrogen dalam tubuh. Estrogen itu sendiri berfungsi untuk membantu menebalkan lapisan rahim selama masa menstruasi. Begitu pula pada endometriosis. Untuk menjaga agar kadar estrogen tidak meningkat, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan:
1. Menggunakan kontrasepsi hormonal, seperti pil KB.
2. Berolahraga secara rutin.
3. Menghindari kebiasaan buruk seperti konsumsi minuman beralkohol.
Advertisement