Tradisi Islam di Nusantara yang Bernilai Budaya, Ciri-Ciri Hingga Contohnya

Tradisi Islam di nusantara biasanya mencakup nilai-nilai keagamaan, budaya, dan sosial.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 04 Agu 2023, 20:00 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2023, 20:00 WIB
Masyarakat adat dan penganut Islam Kejawen di Kalikudi, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, menggelar tradisi Pudunan.  (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Masyarakat adat dan penganut Islam Kejawen di Kalikudi, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, menggelar tradisi Pudunan. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta Tradisi Islam di Nusantara mengacu pada cara-cara unik, di mana agama Islam dihayati, dipraktikkan, dan diinterpretasikan oleh masyarakat Indonesia dan wilayah Nusantara secara keseluruhan. Nusantara adalah istilah yang digunakan, untuk merujuk pada wilayah kepulauan Indonesia dan negara-negara di sekitarnya.

Tradisi Islam di Nusantara mencakup nilai-nilai keagamaan, budaya, dan sosial yang telah berkembang selama berabad-abad, sejak Islam masuk ke wilayah Indonesia. Adaptasi dan perkembangan Islam tentu melibatkan proses akulturasi dengan budaya lokal, tradisi pra-Islam, dan kepercayaan adat setempat.

Islam telah memberikan kontribusi yang signifikan pada seni, arsitektur, musik, dan sastra di Nusantara. Beberapa seni dan budaya tradisional memiliki nuansa Islam, yang kental dalam representasi mereka. Tradisi Islam di Nusantara adalah hasil dari interaksi yang kompleks antara agama, budaya, dan masyarakat selama berabad-abad.

Berikut ini penjelasan tentang tradisi Islam di Nusantara yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (4/8/2023). 

Asal Usul Tradisi Islam di Nusantara

Festival Tradisi Islam Nusantara Bawa Berkah Bagi Ratusan UMK Banyuwangi
Ratusan pedagang UMK berbagai jenis berjejer memadati area dan jalanan sekitar di Stadion Diponegoro Banyuwangi.

Melansir dari laman Kemenag, tradisi Islam adalah kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan turun temurun oleh masyarakat, dan di dalamnya mengandung ajaran-ajaran Islam. Tradisi Islam di Nusantara sebagai peninggalan dari agama Hindu atau Buddha di mana digunakan sebagai metode dakwah para ulama zaman itu. 

Asal usul tradisi Islam Nusantara dapat ditelusuri, dari awal penyebaran agama Islam di wilayah kepulauan Indonesia dan sekitarnya. Islam mulai masuk ke Nusantara sejak abad ke-7 Masehi, melalui jalur perdagangan dan hubungan diplomatik dengan pedagang Arab dan Asia, yang berlayar di wilayah maritim Indonesia. Proses penyebaran Islam ini secara perlahan-lahan membentuk tradisi agama yang unik dan khas di wilayah ini.

Peran para pedagang Arab dan Asia dalam menyebarkan Islam sangat penting, dalam membentuk awal tradisi Islam Nusantara. Para pedagang ini tidak hanya berdagang, tetapi juga membawa serta ajaran Islam yang mereka yakini. Melalui kontak dan interaksi dengan masyarakat setempat, mereka mulai menyebarkan ajaran agama dan membentuk komunitas Muslim awal di wilayah tersebut.

Selama berabad-abad, melalui proses akulturasi, asimilasi, dan adaptasi, tradisi Islam Nusantara terus berkembang menjadi bentuk Islam yang unik. Tradisi ini mencerminkan semangat keberagaman dan toleransi, yang telah menjadi ciri khas masyarakat Indonesia dan wilayah Nusantara secara keseluruhan.

Perkembangan Islam di Nusantara juga didukung oleh peran pesantren, sebagai pusat pendidikan Islam tradisional. Pesantren telah menjadi sarana utama, untuk menyebarkan dan meneruskan nilai-nilai Islam, moralitas, dan etika kepada generasi muda di wilayah ini.

 

Ciri-Ciri Khas Tradisi Islam Indonesia

Ritual lampah dalam rangkaian tradisi pudunan komunitas Islam Kejawen, yakni jalan kaki dari Desa Kalikudi ke Daun Lumbung, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ritual lampah dalam rangkaian tradisi pudunan komunitas Islam Kejawen, yakni jalan kaki dari Desa Kalikudi ke Daun Lumbung, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Tradisi Islam di Nusantara mencerminkan keunikan dan kekayaan agama Islam yang tumbuh dan berkembang di wilayah kepulauan Indonesia dan sekitarnya. Secara khas, ciri-ciri berikut menggambarkan tradisi Islam Nusantara:

  1. Islam Nusantara adalah konsep yang menekankan pendekatan Islam yang moderat, toleran, dan inklusif. Ini berarti Islam di wilayah ini mencari keseimbangan dalam pelaksanaan agama dan menolak pandangan ekstrem.
  2. Salah satu ciri paling menonjol dari tradisi Islam di Nusantara, adalah akulturasi budaya yang menggabungkan ajaran agama Islam dengan tradisi pra-Islam dan kearifan lokal. Proses akulturasi ini menciptakan bentuk-bentuk unik, dari pelaksanaan Islam di setiap wilayah dan etnis di Nusantara.
  3. Tradisi Islam di Nusantara menonjolkan semangat toleransi antarumat beragama. Masyarakat Muslim di wilayah ini cenderung hidup berdampingan secara harmonis, dengan masyarakat non-Muslim.
  4. Pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional, memiliki peran krusial dalam menyebarkan Islam di Nusantara. Pesantren menjadi pusat pembelajaran agama, etika, dan nilai-nilai kehidupan dalam Islam.
  5. Adat istiadat dan ritual keagamaan di Nusantara, sering mencerminkan adaptasi Islam dengan kearifan lokal. 
  6. Masyarakat Muslim di Nusantara umumnya menerima dan menghargai perbedaan mazhab dan aliran keagamaan. Kerukunan antarmazhab telah menjadi ciri khas, yang mewarnai komunitas Islam di wilayah ini.
  7. Islam telah memberikan kontribusi besar dalam seni, arsitektur, musik, dan sastra di Nusantara. Arsitektur masjid kuno, seni kaligrafi, seni tari, dan musik gambus merupakan contoh nyata dari pengaruh Islam dalam menghiasi budaya Nusantara.

 

Contoh Tradisi Islam Indonesia

Ilustrasi santri, Islam
Ilustrasi santri, Islam. (Photo by Irgi Nur Fadil on Pexels.com)

Paduan Islam dan Adat Istiadat dalam Pernikahan

Dalam tradisi Islam Nusantara, upacara pernikahan seringkali menggabungkan unsur-unsur Islam dengan adat istiadat lokal. Misalnya, sebelum akad nikah, ada adat istiadat berupa "siraman" atau mandi bersama, yang merupakan simbol penyucian diri sebelum menikah. Selain itu, acara akad nikah dilakukan di masjid atau rumah dengan penghulu yang memimpin ijab kabul. 

Perayaan Hari Raya Islam

Hari raya Islam, seperti Idul Fitri dan Idul Adha, dirayakan dengan meriah di Nusantara. Masyarakat Muslim berbondong-bondong menuju masjid, untuk melaksanakan salat Idul Fitri atau Idul Adha. Setelah itu, mereka saling bersilaturahmi, memberikan salam, dan bermaaf-maafan sebagai bagian dari tradisi keagamaan. Perayaan hari raya ini juga melibatkan berbagai tradisi seperti berziarah ke makam leluhur, menyantuni kaum fakir miskin, dan berbagi makanan kepada tetangga dan keluarga.

Tradisi Bersholawat dan Marhaban

Salah satu ciri khas tradisi Islam Nusantara adalah tradisi bersholawat dan marhaban. Di berbagai daerah di Indonesia, masyarakat Muslim sering mengadakan acara bersholawat bersama, di mana mereka berkumpul untuk membaca dan mendengarkan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Selain itu, marhaban adalah pertemuan keagamaan di rumah-rumah atau masjid, untuk mengenang dan memuji Nabi Muhammad SAW. 

Seni Kaligrafi dan Seni Ukir pada Bangunan

Seni kaligrafi dan seni ukir menjadi bagian integral dari seni Islam Nusantara. Kaligrafi Arab dan aksara Jawi (aksara Arab yang diadaptasi menjadi huruf Jawa) digunakan untuk menghiasi masjid, mushala, dan bangunan Islam lainnya. Selain itu, seni ukir yang rumit dan indah sering dijumpai pada pintu masjid, mimbar, dan mihrab. 

Tradisi Maulid Nabi 

Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia juga memiliki ciri khas tersendiri. Di beberapa daerah, masyarakat mengadakan acara pawai karnaval, yang dikenal sebagai "Tabligh Akbar" atau "Maulid Nabi Bersholawat," dengan mengenakan pakaian tradisional dan membawa replika makam Nabi Muhammad. 

Tradisi Tahlilan

Tahlilan merupakan tradisi doa-doa, dan dzikir yang dilakukan untuk mengenang dan mendoakan arwah orang yang telah meninggal. Di beberapa daerah, masyarakat mengadakan acara tahlilan secara berkala, seperti tujuh hari, empat puluh hari, atau seratus hari setelah kematian seseorang. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya