Penyebaran Islam di Indonesia, Sejarah dan 7 Jalur Masuknya

Sejarah penyebaran Islam di Indonesia dan cara penyebarannya

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 03 Agu 2023, 10:25 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2023, 10:25 WIB
Ilustrasi santri, Islam
Ilustrasi santri, Islam. (Photo by Irgi Nur Fadil on Pexels.com)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia, sebagai salah satu negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia, memiliki sejarah panjang dan menarik mengenai penyebaran agama Islam. Dari waktu ke waktu, Islam telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Indonesia, mencakup berbagai aspek budaya, sosial, dan politik. 

Kisah penyebaran Islam di Indonesia melibatkan peran pedagang dari tanah Arab dan Gujarat, wali-wali yang bijaksana, tarekat Sufi yang membawa ajaran Islam yang lembut, hingga peran kesultanan-kesultanan Islam yang ikut serta dalam membangun masyarakat yang berbasis Islam. 

Penyebaran Islam di Indonesia dari Jawa hingga Sumatera, Sulawesi hingga Papua, dan dari pulau-pulau kecil di timur hingga pulau-pulau besar di barat, Islam telah meresap dalam kehidupan dan kebudayaan masyarakat Indonesia dengan cara yang berbeda-beda. 

Untuk lebih memahami bagaimana penyebaran Islam di Indonesia, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Kamis (3/8/2023). Sejarah penyebaran Islam di Indonesia dan jalurnya.

Sejarah penyebaran Islam di Indonesia

Ilustrasi muslim, Islam
Ilustrasi muslim, Islam. (Photo by Fadkhera Official on Unsplash)

Sejarah penyebaran Islam di Indonesia dimulai sejak abad ke-7 Masehi. Proses penyebaran ini berlangsung dalam beberapa tahap dan melalui berbagai jalur. Berikut adalah ringkasan sejarah penyebaran Islam di Indonesia:

Awal Penyebaran (Abad ke-7 hingga Abad ke-13): Kontak awal antara Indonesia dan dunia Islam dimulai melalui jalur perdagangan. Pedagang Muslim dari Arab dan Gujarat mulai berlayar dan berdagang di wilayah Nusantara. Mereka membawa serta ajaran Islam dan berinteraksi dengan masyarakat pribumi. Penyebaran Islam pada periode ini bersifat perlahan dan tidak merujuk pada upaya dakwah besar-besaran.

Penyebaran Melalui Tarekat Sufi (Abad ke-13 hingga Abad ke-16): Pada abad ke-13, mulai muncul Tarekat Sufi seperti Tarekat Syattariyah, Tarekat Qadiriyah, dan Tarekat Naqsyabandiyah yang memainkan peran penting dalam penyebaran Islam.

Mereka mengadopsi pendekatan mistik dan keagamaan yang lebih lembut dalam menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat. Tarekat-tarekat ini membuka jalan bagi masyarakat pribumi untuk lebih mudah memahami ajaran Islam dan mengintegrasikannya dengan budaya lokal.

Masa Kesultanan Demak (Abad ke-15 hingga Abad ke-16): Kesultanan Demak, yang berpusat di wilayah Jawa Tengah, merupakan kesultanan Islam pertama di Indonesia yang berhasil menyatukan berbagai kerajaan-kerajaan di Jawa. Penguasa-penguasa Demak dan wali-wali (termasuk Walisongo) berperan aktif dalam penyebaran Islam di wilayah Jawa dan sekitarnya. Salah satu tokoh terkenal dari Kesultanan Demak adalah Sunan Kalijaga.

Penyebaran di Daerah Lain (Abad ke-16 hingga Abad ke-18): Setelah sukses menyebar di Jawa, Islam kemudian menyebar ke daerah lain di Nusantara. Kesultanan Aceh di Sumatera Utara menjadi pusat penyebaran Islam di wilayah Sumatera. Di wilayah Maluku, Islam menyebar melalui hubungan dagang dengan kaum Muslim dari timur Indonesia dan luar negeri. Sementara itu, di Sulawesi, Islam menyebar melalui Tarekat Sammaniyah dan Sufi lainnya.

Penyebaran di Wilayah Timur (Abad ke-17 hingga Abad ke-19): Pada abad ke-17 hingga ke-19, Islam menyebar di wilayah timur Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Penyebaran Islam di wilayah ini terjadi melalui jalur perdagangan, perkawinan campur, dan melalui tarekat Sufi.

Penyebaran di Kalimantan dan Sulawesi Utara (Abad ke-19 hingga Abad ke-20): Islam menyebar di Kalimantan dan Sulawesi Utara pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 melalui proses konversi suku-suku Dayak dan Minahasa. Pendeta-pendeta Muslim dan pedagang memainkan peran penting dalam proses ini.

Penyebaran pada Era Modern: Setelah Indonesia meraih kemerdekaan pada tahun 1945, Islam menjadi agama mayoritas di negara ini. Peran organisasi-organisasi Islam dan pesantren menjadi lebih terlihat dalam menyebarkan ajaran Islam dan membentuk karakter Islam yang moderat dan toleran.

Penyebaran Islam di Indonesia tidaklah seragam karena berbagai faktor seperti keberagaman budaya, adat istiadat, dan kondisi geografis. Proses penyebaran ini berlangsung selama berabad-abad dan telah membentuk identitas Islam yang kaya dan unik di Indonesia.

 

Cara penyebaran Islam di Indonesia dan contohnya

Ilustrasi sholat Idul Fitri (Istimewa)
Ilustrasi sholat Idul Fitri (Istimewa)

Penyebaran Islam di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan beragam. Berikut adalah tujuh cara penyebaran Islam di Indonesia beserta contohnya:

1. Melalui Jalur Perdagangan

Sejak abad ke-7, pedagang Arab Muslim telah berlayar ke Nusantara untuk melakukan perdagangan. Dalam perjalanan mereka, mereka juga membawa ajaran Islam. Misalnya, Walisongo yang merupakan sembilan wali yang merupakan pionir penyebaran Islam di Pulau Jawa, banyak di antaranya adalah keturunan pedagang Arab.

2. Melalui Jalur Kawin Campur

Perkawinan campur antara pedagang Muslim dari luar dengan penduduk pribumi juga menjadi salah satu cara penyebaran Islam. Dengan adanya perkawinan ini, ajaran Islam mulai menyebar ke keluarga-keluarga pribumi. Contohnya adalah perkawinan antara pasangan Sunan Ampel (Walisongo) dengan Dewi Kadita (putri raja Hindu).

3. Melalui Jalur Pendidikan

Pendidikan Islam dan pesantren memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di Indonesia. Santri (murid pesantren) diajarkan tentang ajaran Islam, dan pesantren menjadi tempat pusat penyebaran Islam. Salah satu contoh pesantren yang berperan dalam penyebaran Islam adalah Pesantren Tebuireng di Jawa Timur.

4. Melalui Jalur Mataram

Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha seperti Kerajaan Majapahit telah menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan Muslim seperti Kesultanan Demak. Saat Islam menyebar di Jawa, tidak ada perang besar yang terjadi. Hal ini berbeda dengan penyebaran Islam di wilayah lain di dunia. Kesultanan Demak sendiri memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Jawa.

5. Melalui Jalur Kesultanan

Kesultanan-kesultanan Islam seperti Kesultanan Aceh, Mataram, dan Banten adalah pusat-pusat penyebaran Islam. Kesultanan Aceh, misalnya, dikenal sebagai pusat pembelajaran Islam yang menarik banyak pelajar dari berbagai daerah untuk belajar tentang ajaran Islam.

6. Melalui Jalur Sufisme

Tarekat-tarekat Sufi juga membantu penyebaran Islam di Indonesia. Mereka menggunakan pendekatan mistik dan keagamaan yang mendalam untuk menarik hati masyarakat dan menyebarkan ajaran Islam dengan lebih lembut. Contohnya, Tarekat Naqsyabandiyah yang memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Sumatera Barat.

7. Melalui Jalur Sastra dan Budaya

Karya sastra, seperti kitab-kitab religius, hikayat, dan syair-syair Islam, juga membantu penyebaran Islam di Indonesia. Cerita-cerita tersebut mengandung nilai-nilai keagamaan dan moral Islam yang disampaikan melalui bahasa dan budaya setempat. Salah satu contohnya adalah Hikayat Amir Hamzah yang menjadi bagian dari tradisi kesenian Jawa dan memberikan pesan-pesan keislaman.

Dalam sejarah penyebaran Islam di Indonesia, berbagai faktor tersebut berperan secara bersama-sama. Keterbukaan dan toleransi masyarakat Indonesia terhadap ajaran-ajaran baru juga merupakan faktor kunci yang memfasilitasi penyebaran agama Islam di wilayah ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya