Waktu Pelaksanaan Zakat Fitrah Adalah pada Bulan Ramadhan: Anjuran, Keutamaan, dan Pahalanya

Waktu pelaksanaan zakat fitrah adalah pada bulan Ramadhan. Paling utama untuk menunaikan zakat fitrah adalah sebelum hari raya Idul Fitri tiba.

oleh Laudia Tysara diperbarui 27 Jan 2025, 14:10 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2023, 17:10 WIB
Pembayaran Zakat Fitrah
Petugas bersama seorang pria berdoa usai membayarkan zakat fitrah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (23/6). Waktu pembayaran dibuka hingga malam takbiran dengan pembayaran zakat senilai Rp50ribu dan beras 3,5 liter. (Liputan6.com/Helmi Afandi)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Zakat fitrah merupakan kewajiban dalam agama Islam yang harus dibayarkan oleh setiap muslim pada bulan Ramadhan. Waktu pelaksanaan zakat fitrah adalah pada bulan Ramadhan. Paling utama untuk menunaikan zakat fitrah adalah sebelum hari raya Idul Fitri tiba.

"Ambillah zakat dari harta mereka (guna) menyucikan) dan membersihkan mereka, dan doakanlah mereka karena sesungguhnya doamu adalah ketenteraman bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS At-Taubah ayat 103)

Lalu, bagaimana dengan mereka yang melaksanakannya setelah Idul Fitri?

Mayoritas ulama dari berbagai mazhab, seperti Syafii, Maliki, Hanafi, dan Hanbali, sepakat bahwa membayar zakat fitrah setelah sholat Idul Fitri adalah diperbolehkan dalam situasi tertentu. Namun, tetap diutamakan untuk membayar sebelum waktu tersebut.

Meskipun ada toleransi dalam pembayarannya, mengutamakan pelaksanaan zakat fitrah sebelum sholat Idul Fitri adalah prinsip yang dijunjung tinggi dalam agama Islam. Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang waktu pelaksanaan zakat fitrah adalah pada bulan Ramadhan, Jumat (25/8/2023).

Bulan Ramadhan Sebelum Hari Raya Idul Fitri

Jelang Lebaran, Masjid Istiqlal Buka Layanan Pembayaran Zakat Fitrah
Petugas amil zakat melayani warga yang membayar zakat fitrah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (18/4/2023). (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Zakat fitrah merupakan salah satu kewajiban dalam agama Islam yang harus ditunaikan oleh setiap muslim pada bulan Ramadhan sebagai tanda syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menjelaskan pentingnya zakat fitrah sebagai wujud pengakuan terhadap karunia yang diberikan.

Waktu pelaksanaan zakat fitrah menjadi hal yang sangat penting, kapan waktu yang paling utama untuk menunaikannya? Waktu pelaksanaan zakat fitrah adalah pada bulan Ramadhan, tepatnya sebelum hari raya Idul Fitri tiba.

“Barangsiapa yang menunaikan zakat fitrah sebelum salat Id maka zakatnya diterima dan barangsiapa yang menunaikannya setelah salat Id maka itu hanya dianggap sebagai sedekah di antara berbagai sedekah.” (HR. Abu Daud).

Jika seseorang belum sempat melakukannya sebelum hari raya, waktu yang paling utama selanjutnya adalah setelah terbenamnya matahari pada malam takbiran. Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW mengwajibkan zakat fitrah untuk dibayar sebelum umat keluar untuk melaksanakan shalat Idul Fitri.

Sejarah mengungkapkan bahwa zakat fitrah diwajibkan saat tahun kedua setelah Nabi hijrah, bersamaan dengan munculnya kewajiban puasa bulan Ramadhan. Zakat fitrah tidak terkait dengan baligh atau belumnya seseorang, melainkan diwajibkan pada setiap individu. Ini termasuk anak-anak yang masih bayi, di mana orang tua wajib membayarkan zakat fitrah untuk mereka.

"Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah atau satu sha' kurma atau satu sha' gandum atas umat Muslim, baik hamba sahaya maupun merdeka, laki-laki maupun perempuan, kecil maupun besar. Beliau SAW memerintahkannya dilaksanakan sebelum orang-orang keluar untuk salat (Id)." (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud)

Zakat fitrah memiliki tujuan yang mulia, yaitu menyucikan harta dan menyempurnakan ibadah puasa. Setiap muslim diingatkan akan hak orang lain atas harta yang dimilikinya. Oleh karena itu, kualitas makanan pokok yang dijadikan zakat fitrah harus sebanding dengan makanan yang biasa dikonsumsi sehari-hari oleh orang yang berzakat. Kehalalan harta seseorang juga terkait dengan kualitas kehidupan yang mereka tinggali.

Di Indonesia, perhitungan zakat fitrah menggunakan beras sebagai patokan. Besarannya setara dengan 2,5 kg kurma. Konversi ini menghasilkan besaran zakat fitrah sebanyak 1 sha’, yang setara dengan 2,5 kg beras atau 3,5 liter beras. Namun, kualitas beras yang digunakan harus sesuai dengan standar beras yang dikonsumsi sehari-hari.

Meskipun terdapat toleransi dalam pengukuran, zakat fitrah tidak boleh kurang dari ukuran tersebut. Bagi yang kesulitan membayar zakat fitrah dengan beras, ada pilihan atau opsi untuk menggantinya dengan uang sesuai dengan nilai yang telah ditetapkan. Hal ini memberikan kemudahan kepada masyarakat yang mungkin lebih mudah memberikan kontribusi dalam bentuk uang.

Bagaimana yang Melaksanakan Setelah Idul Fitri?

Jelang Lebaran, Masjid Istiqlal Buka Layanan Pembayaran Zakat Fitrah
Petugas memindahkan zakat fitrah warga di Masjid Istiqlal. (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Mayoritas ulama dari berbagai mazhab, seperti Syafii, Maliki, Hanafi, dan Hanbali, sepakat bahwa waktu pelaksanaan zakat fitrah setelah sholat Idul Fitri adalah diperbolehkan dan sah. Meski begitu, tetap dengan beberapa syarat dan ketentuan yang perlu diperhatikan. Dalam buku berjudul Dalil-Dalil dan Keutamaan Zakat, Infak, Sedekah karya Gus Arifin, diberikan penjelasan lebih rinci tentang pandangan-pandangan ini, diantaranya:

1. Mazhab Syafii dan Hanbali 

Mazhab Syafii dan Hanbali memiliki pandangan yang lebih kritis terhadap waktu pembayaran zakat fitrah setelah sholat Idul Fitri. Meskipun mereka mengizinkannya, kedua mazhab ini menganggap perbuatan ini sebagai makruh atau sebaiknya tidak dilakukan. Namun, pendapat mayoritas ulama adalah bahwa orang yang membayar zakat fitrah setelah sholat Idul Fitri secara umumnya diperbolehkan dan sah.

2. Mazhab Maliki 

Pandangan Mazhab Maliki memberikan perhatian khusus pada kondisi seseorang yang tidak mampu membayar zakat fitrah sebelum sholat Idul Fitri. Jika seseorang memiliki alasan sah, seperti kehilangan harta, maka pembayaran setelah sholat Idul Fitri tetap dianggap sah dan diperbolehkan.

Namun, dalam pandangan Mazhab Maliki, meskipun diperbolehkan, membayar zakat fitrah setelah waktu yang dianggap paling utama (sebelum sholat Idul Fitri) dihukumi sebagai makruh atau tidak dianjurkan.

3. Mazhab Hanafi 

Mazhab Hanafi memiliki pandangan yang lebih fleksibel terkait waktu pembayaran zakat fitrah. Mereka memandang bahwa pembayaran dapat dilakukan sebelum hari raya (1 Syawal) atau bahkan sebelum masuknya bulan Ramadhan.

Mazhab Hanafi juga memandang bahwa kendati terlambat dalam membayar zakat fitrah dan melewati tanggal 1 Syawal, kewajiban pembayaran tetap berlaku.

Pandangan-pandangan tersebut mencerminkan pentingnya waktu pelaksanaan zakat fitrah, terutama sebelum sholat Idul Fitri. Meskipun mayoritas ulama mengizinkan pembayaran setelah sholat Idul Fitri dalam situasi tertentu, tetap diutamakan untuk membayar sesuai waktu yang ditetapkan dalam agama.

Meski diperbolehkan, pembayaran setelah waktu yang dianjurkan dapat dianggap sebagai sedekah biasa dan kurang mendapatkan keberkahan sebagaimana yang dinyatakan dalam hadis riwayat Abu Daud. Ditegaskan oleh Gus Arifin, waktu pelaksanaan zakat fitrah yang tepat adalah mulai dari 2 (dua) hari sebelum hari raya Ramadhan hingga terbenamnya matahari pada tanggal 1 Syawal.

 

Keutamaan Zakat Fitrah di Bulan Ramadhan

Ini keutamaan zakat fitrah melansir dari Kemenag RI, Baznas, dan Rumah Zakat:

1. Menyucikan Jiwa dan Harta

Zakat fitrah membersihkan diri dari dosa-dosa kecil yang mungkin dilakukan selama Ramadhan dan menyucikan harta dari sifat kikir dan keserakahan. Ini merupakan penyempurna ibadah puasa dan mengembalikan kita pada fitrah (kesucian) hati.

Pembayaran zakat fitrah juga diibaratkan sebagai penyucian diri dari hal-hal yang dapat mengurangi pahala puasa, sehingga ibadah kita menjadi lebih sempurna. Dengan membersihkan jiwa dan harta, kita memasuki Idul Fitri dengan hati yang lebih tenang dan lapang.

2. Menerima Penerimaan Ibadah Puasa

Membayar zakat fitrah merupakan syarat diterimanya ibadah puasa oleh Allah SWT. Hal ini diperkuat oleh hadits yang menjelaskan bahwa pahala puasa belum sempurna tanpa zakat fitrah. Dengan menunaikan zakat fitrah, kita berharap ibadah puasa kita diterima dengan sempurna oleh Allah SWT.

3. Menjaga Keseimbangan Sosial

Zakat fitrah membantu mengurangi kesenjangan sosial dengan mendistribusikan harta kepada yang membutuhkan, terutama untuk memenuhi kebutuhan makanan di hari raya. Ini menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan adil. Distribusi zakat fitrah memastikan saudara-saudara kita yang kurang mampu dapat merasakan kebahagiaan Idul Fitri seperti kita.

4. Membuka Pintu Rezeki

Allah SWT menjanjikan pahala berlipat ganda bagi mereka yang bersedekah dan menunaikan zakat. Zakat fitrah diyakini dapat membuka pintu rezeki dan keberkahan. Iman dan ketaatan kita dibalas dengan limpahan rezeki dan keberkahan dari Allah SWT.

5. Mempererat Silaturahmi dan Kepedulian

Pemberian zakat fitrah mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan kepedulian sosial. Zakat fitrah bukan hanya sekedar transfer dana, namun juga menjadi jembatan untuk menjalin hubungan yang lebih erat sesama umat muslim.

6. Berbagi Kebahagiaan

Zakat fitrah memungkinkan kita berbagi kebahagiaan dengan sesama, terutama yang kurang mampu, di hari raya. Dengan berzakat, kita turut serta dalam menyebarkan kebahagiaan dan meringankan beban saudara-saudara kita yang membutuhkan.

7. Bukti Kualitas Keimanan

Menunaikan zakat fitrah menunjukkan kualitas keimanan dan ketaatan pada ajaran Islam. Zakat fitrah merupakan salah satu bentuk nyata keimanan dan ketaatan kita kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

Zakat fitrah di bulan Ramadhan memiliki keutamaan yang sangat banyak, meliputi aspek spiritual, sosial, dan ekonomi. Ia bukan hanya kewajiban agama, tetapi juga amalan yang mendatangkan manfaat bagi diri sendiri dan masyarakat. Mari kita manfaatkan momentum Ramadhan ini untuk meningkatkan kualitas ibadah dan kepedulian sosial dengan menunaikan zakat fitrah.

 

Pahala Zakat Fitrah di Bulan Ramadhan

FOTO: Pembayaran Zakat Fitrah di Masjid Istiqlal Jakarta
Umat muslim membayar zakat fitrah kepada amil zakat di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (7/5/2021). Panitia Zakat Masjid Istiqlal mulai membuka layanan pembayaran zakat fitrah dengan pembayaran senilai Rp 50 ribu atau 3,5 liter beras. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Melansir dari Baznas dan Portal Pemerintahan Kota Jogjakarta, salah satu keutamaan utama zakat fitrah adalah membersihkan diri dari dosa-dosa kecil. Selama bulan Ramadhan, meskipun berpuasa dan berusaha meningkatkan ibadah, manusia tetap rentan melakukan kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak.

Zakat fitrah dianggap sebagai penyuci, membantu mempersiapkan diri menyambut Idul Fitri dengan hati yang suci dan bersih. Hal ini sejalan dengan tujuan utama ibadah, yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih ridho-Nya.

Lebih dari sekadar membersihkan dosa, zakat fitrah juga menyempurnakan ibadah puasa. Puasa Ramadhan yang dijalankan selama sebulan penuh akan terasa lebih bernilai dan sempurna jika diakhiri dengan menunaikan zakat fitrah. Ini menjadi puncak dari rangkaian ibadah yang telah dilakukan, sebuah simbol penyucian diri dan penyerahan diri kepada Allah SWT. Dengan demikian, pahala puasa menjadi lebih optimal dan bermakna.

Selain dua keutamaan di atas, menunaikan zakat fitrah juga merupakan bentuk nyata mendekatkan diri kepada Allah SWT. Melakukan ibadah dengan ikhlas, termasuk zakat fitrah, akan meningkatkan ketakwaan dan mempererat hubungan hamba dengan Sang Pencipta.

Zakat fitrah menjadi jembatan pahala, karena selain mendapatkan pahala dari ibadah itu sendiri, individu juga berpartisipasi dalam membantu sesama yang membutuhkan, sehingga pahala kebaikan pun berlipat ganda. Hal ini selaras dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya kepedulian sosial dan berbagi kepada sesama.

Keutamaan zakat fitrah tidak berhenti sampai di situ. Zakat fitrah juga memberikan ketenangan hati bagi yang menunaikannya dengan ikhlas. Rasa puas karena telah berbagi dan menjalankan kewajiban agama akan mengurangi beban pikiran dan meningkatkan rasa syukur. Beberapa hadis juga menyebutkan bahwa zakat fitrah dapat menjadi perlindungan di hari akhir. Lebih jauh lagi, zakat fitrah berkontribusi pada pengurangan kecemburuan sosial dan peningkatan rasa tolong menolong di tengah masyarakat, menciptakan rasa keadilan dan persaudaraan.

Waktu pembayaran zakat fitrah yang paling utama adalah sebelum shalat Idul Fitri. Pembayaran setelah Idul Fitri masih dianggap sebagai sedekah, namun pahalanya berbeda. Besaran zakat fitrah juga telah ditentukan berdasarkan ketentuan agama Islam, dan informasi detailnya dapat diperoleh dari lembaga-lembaga seperti Baznas dan situs resmi pemerintah daerah setempat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya