Wama Kholaqtul Jinna Wal Insa Illa Liya Budun, Berikut Ulasan QS Az-Zariyat Ayat 56

Surah Az-Zariyat, seperti banyak surah di Al-Quran, mengandung pesan-pesan moral, ajaran-ajaran agama, dan peringatan bagi umat manusia, termasuk juga dengan wama kholaqtul jinna wal insa illa liya budun.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 22 Sep 2023, 16:08 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2023, 16:00 WIB
Ilustrasi Al-qur'an
Ilustrasi Al-Qur'an (sumber: GR Stocks)

Liputan6.com, Jakarta Wama kholaqtul jinna wal insa illa liya budun merupakan ayat 56 dari surah  Az-Zariyat. Surah Az-Zariyat (الذاريات) adalah surah ke-51 dalam Al-Quran. Surah ini adalah surah Makkiyah, yang berarti bahwa surah ini diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW di Mekkah sebelum hijrahnya ke Madinah. Surah Az-Zariyat terdiri dari 60 ayat dan termasuk dalam Juz 26 dan 27 dari Al-Quran.

Nama surah Az-Zariyat berasal dari perkataan yang terdapat pada ayat pertama surah ini, yaitu kata "الذاريات" (Az-Zariyat), yang bisa diterjemahkan sebagai "angin yang menerbangkan". Surah Az-Zariyat, seperti banyak surah di Al-Quran, mengandung pesan-pesan moral, ajaran-ajaran agama, dan peringatan bagi umat manusia, termasuk juga dengan wama kholaqtul jinna wal insa illa liya budun.

Wama kholaqtul jinna wal insa illa liya budun menekankan pentingnya beriman kepada Allah dan menjalankan kewajiban-kewajiban agama. Berikut ulasan tentang surah Az-Zariyat ayat 56 yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (22/9/2023).

QS Az-Zariyat ayat 56 Beserta Artinya

Ilustrasi Al-Quran
Ilustrasi Al-Quran. (Foto oleh GR Stocks dari Pexels)

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Wama kholaqtul jinna wal insa illa liya budun

Artinya: Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. 

Isi Kandungan QS Az-Zariyat Ayat 56

Ayat 56 Surah Az-Zariyat menyatakan dengan jelas tujuan utama penciptaan manusia dan jin, yaitu untuk beribadah kepada Allah semata. Ini menggarisbawahi pentingnya tauhid (keimanan kepada Allah yang Maha Esa) dalam ajaran Islam. 

Tauhid yang dimaksud dalam ayat ini adalah tauhid uluhiyyah, yaitu memurnikan ibadah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Hal ini menekankan bahwa ibadah seharusnya hanya ditujukan kepada Allah, tanpa menyembah selain-Nya.

Ayat ini menunjukkan pentingnya manusia dan jin menyadari hakikat penciptaan mereka oleh Allah. Kesadaran ini harus menggerakkan mereka untuk taat dan patuh kepada-Nya. Az-Zariyat ayat 56  juga mencerminkan pesan tentang pentingnya pendidikan dalam Islam. Pendidikan seharusnya membantu manusia memahami diri mereka sendiri, mengenali Tuhan, dan mengantarkan mereka pada keimanan yang mendalam, yang kemudian menjaga mereka dalam ketaatan kepada Allah.

Ayat ini menegaskan bahwa tauhid adalah perintah Allah yang paling agung, sedangkan syirik (menyekutukan Allah) adalah larangan Allah yang paling besar. Ini menunjukkan betapa pentingnya keimanan kepada Allah dan menjauhi segala bentuk syirik dalam praktik keagamaan.

Dalil yang Berkaitan dengan QS Az-Zariyat Ayat 56

Ilustrasi membaca Al-Qur'an
Ilustrasi membaca Al-Qur'an. (Foto oleh Alena Darmel: https://www.pexels.com/id-id/foto/tangan-gadis-duduk-dalam-ruangan-8164742/)

Selain Az-Zariyat ayat 56, terdapat dalil lain berupa hadits maupun ayat lain yangjuga membahas tentang tauhid dan tujuan keberadaan manusia dan jin, berikut diantaranya.

QS Al-Baqarah Ayat 21

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya: Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.

HR Abu Hurairah

Nabi Muhammad ﷺ bersabda, "Allah berfirman, 'Aku adalah yang paling tidak membutuhkan sekutu. Barangsiapa melakukan amal shalih karena Aku dan mencari sekutu dalam amal perbuatannya, maka Aku tinggalkan dia dengan sekutunya itu.'"

Dalam riwayat hadits lain Rasulullah juga menjelaskan, "Sebaik-baik perkataan yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan ialah, 'La ilaha illallah, wahdahu la sharika lah, lahul-mulku wa lahul-hamdu wa huwa 'ala kulli syai'in qadir.' (Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala pujian. Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu)"

QS Al-An'am Ayat 19 

قُلْ اَيُّ شَيْءٍ اَكْبَرُ شَهَادَةً ۗ قُلِ اللّٰهُ ۗشَهِيْدٌۢ بَيْنِيْ وَبَيْنَكُمْ ۗوَاُوْحِيَ اِلَيَّ هٰذَا الْقُرْاٰنُ لِاُنْذِرَكُمْ بِهٖ وَمَنْۢ بَلَغَ ۗ اَىِٕنَّكُمْ لَتَشْهَدُوْنَ اَنَّ مَعَ اللّٰهِ اٰلِهَةً اُخْرٰىۗ قُلْ لَّآ اَشْهَدُ ۚ قُلْ اِنَّمَا هُوَ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ وَّاِنَّنِيْ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تُشْرِكُوْنَ

Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang lebih kuat kesaksiannya?” Katakanlah, “Allah, Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Al-Qur'an ini diwahyukan kepadaku agar dengan itu aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang yang sampai (Al-Qur'an kepadanya). Dapatkah kamu benar-benar bersaksi bahwa ada tuhan-tuhan lain bersama Allah?” Katakanlah, “Aku tidak dapat bersaksi". Katakanlah, “Sesungguhnya hanya Dialah Tuhan Yang Maha Esa dan aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)".

QS An-Nisa’ Ayat 36

وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ

Artinya: Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri,

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya