Siklon Tropis Koinu Picu Hujan Lebat hingga Gelombang Tinggi di RI Awal Oktober 2023

Siklon Tropis Koinu berpotensi memicu kondisi cuaca buruk, termasuk hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi disebagian wilayah Indonesia.

oleh Laudia Tysara diperbarui 01 Okt 2023, 17:00 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2023, 17:00 WIB
Jalanan Banjir di Kuba Setelah Idalia
Angin kencang dan hujan lebat berlanjut pada Selasa pagi saat badai tersebut menjauh dari pulau tersebut. (AP Photo/Ramon Espinosa)

Liputan6.com, Jakarta - Siklon Tropis Koinu adalah sebuah fenomena cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Indonesia awal Oktober 2023 ini menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Fenomena ini berpotensi memicu kondisi cuaca buruk, termasuk hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi.

Pada hari Minggu, tanggal 1 Oktober 2023, BMKG mengonfirmasi Siklon Tropis Koinu. Siklon ini memiliki kecepatan angin maksimum mencapai sekitar 40 knots dan tekanan udara minimum sekitar 996 mb.

Meskipun Siklon Tropis Koinu memicu cuaca buruk, tetapi BMKG saat ini tidak memberikan status siaga untuk provinsi manapun terkait Siklon Tropis Koinu. Pihak BMKG hanya mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap dampak terburuk yang berpotensi terjadi.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang fenomena Siklon Tropis Koinu dan potensi terjadinya di Indonesia hari ini, Minggu (1/10/2023).


Siklon Tropis Koinu

Badai Tropis Okinawa Jepang
Badai tropis yang sangat kuat diperkirakan mendekati Okinawa antara 1 Juni 2023 sore hingga 2 Juni 2023. Badan cuaca mengimbau warga agar mewaspadai angin kencang yang merusak, ombak tinggi, dan hujan lebat. (AP Photo/Hiro Komae)

Siklon Tropis Koinu adalah salah satu contoh fenomena cuaca ekstrem yang terbentuk di lautan tropis. Fenomena ini memiliki kemampuan untuk menciptakan kondisi cuaca yang sangat buruk, termasuk hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi.

BMKG menjelaskan bahwa siklon tropis adalah jenis badai cuaca yang memiliki kekuatan besar dan seringkali menjadi perhatian utama dalam pemantauan cuaca dan peringatan dini.

Siklon tropis memiliki karakteristik yang khas. Radius rata-rata siklon tropis ini mencapai sekitar 150 hingga 200 kilometer. Di pusatnya, terdapat pusaran angin kencang yang berputar searah jarum jam (di belahan utara) atau berlawanan arah jarum jam (di belahan selatan). Kecepatan angin di sekitar pusat siklon tropis ini mencapai lebih dari 63 kilometer per jam, yang membuatnya menjadi salah satu gejala cuaca paling kuat di dunia.

Penting untuk dicatat bahwa siklon tropis umumnya terbentuk di atas lautan tropis yang memiliki suhu permukaan air laut yang tinggi, lebih dari 26.5 °C. Suhu air yang hangat ini menyediakan energi yang diperlukan untuk memicu pembentukan dan pertumbuhan siklon. Ketika kondisi atmosfer dan oseanografi yang sesuai terpenuhi, siklon tropis seperti Koinu dapat berkembang dengan cepat.

Siklon tropis Koinu, yang dikonfirmasi oleh BMKG pada Minggu (1/10/2023), memiliki kecepatan angin maksimum sekitar 40 knots dan tekanan udara minimum sekitar 996 mb. Selain itu, siklon ini bergerak ke arah barat, menunjukkan karakteristik perjalanan yang dapat berdampak signifikan pada wilayah-wilayah yang berada dalam jalurnya.

Penyebab terbentuknya siklon tropis Koinu adalah hasil dari interaksi yang kompleks antara berbagai faktor cuaca dan oseanografi. Proses ini mencakup pemanasan permukaan laut, perubahan angin, dan kondisi atmosfer yang mendukung pembentukan dan pertumbuhan siklon.

Namun, siklon tropis Koinu dapat menjadi ancaman serius, terutama ketika mereka mendekati wilayah pesisir. Oleh karena itu, pemantauan terus-menerus dan peringatan dini yang tepat waktu dari badan meteorologi dan lembaga terkait sangat penting. Tindakan ini bertujuan untuk memberikan perlindungan dan memitigasi dampak negatif yang mungkin timbul akibat siklon tropis ini pada masyarakat dan lingkungan.


Potensi Terjadinya di Indonesia

Cuaca Buruk, Nelayan Tradisional Libur Melaut
Sejumlah perahu saat bersandar di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Senin (26/12/2022). Akibat angin barat dan gelombang tinggi menyebabkan nelayan tradisional di Muara Angke libur melaut. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menurut laporan dari BMKG, Siklon Tropis Koinu adalah fenomena cuaca yang berdampak signifikan di beberapa wilayah Indonesia mulai awal Oktober 2023. Cuaca ini memiliki potensi untuk memicu hujan lebat di beberapa wilayah. Dari data yang telah dianalisis, hujan ini diperkirakan akan terjadi di beberapa daerah, terutama di Sumatera, dengan fokus khusus pada kota-kota seperti Medan dan Tanjungpinang.

Hujan yang intens ini memiliki potensi untuk menciptakan genangan air yang dapat mengakibatkan potensi banjir di wilayah-wilayah tersebut. Meskipun demikian, perlu ditekankan bahwa BMKG saat ini tidak memberikan status siaga untuk provinsi manapun.

BMKG mengimbau masyarakat juga perlu waspada terhadap potensi angin kencang di beberapa wilayah, termasuk Jawa Timur, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan Sulawesi Selatan. Angin kencang dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada struktur bangunan dan pohon, serta dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari.

Selain itu, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini terkait gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada tanggal 1 hingga 2 Oktober 2023.

Siklon Tropis Koinu berpotensi memicu gelombang dengan ketinggian, berkisar antara 2,5 hingga 4 meter, di wilayah Samudra Hindia Barat. Wilayah yang mungkin terpengaruh mencakup Sumatera bagian utara hingga selatan, serta pesisir selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur. Gelombang tinggi ini dapat menjadi ancaman serius bagi pelayaran dan aktivitas perairan lainnya.

Khususnya di di Samudra Hindia barat Kepulauan Simeulue hingga Lampung, perairan barat Kepulauan Simeulue hingga Lampung, perairan Pulau Enggano-Bengkulu, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten hingga Pulau Sumbawa, Selat Bali–Lombok-Alas bagian selatan dan Samudra Hindia selatan Banten hingga Pulau Sumba.

Ini dipengaruhi pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari tenggara-barat daya dengan kecepatan angin berkisar 8–25 knot. Sementara di wilayah Indonesia bagian selatan bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan 8-25 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara dan perairan Merauke.

Terlepas dari potensi cuaca yang ekstrem, BMKG memberikan informasi cuaca sejumlah kota besar di Indonesia. Perubahan cuaca berawan, berawan hingga cerah, serta berawan hingga berawan terjadi di berbagai kota, seperti Banda Aceh, Padang, Pekanbaru, Bengkulu, Bandar Lampung, Semarang, DKI Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar, Mataram, dan Kupang.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya