Doa Salat Istisqa dan Terjemahannya, Meminta Hujan Saat Dilanda Kekeringan

Sholat istisqa dapat diartikan sebagai meminta curahan air penghidupan atau hujan.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 05 Okt 2023, 14:20 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2023, 14:20 WIB
Doa Salat Istisqa dan Terjemahannya, Meminta Hujan Saat Dilanda Kekeringan
Para petani melaksanakan salat meminta hujan (Istisqa) di Peukan Bada. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Salat istisqa merupakan ibadah salat sunnah yang dilakukan sebagai bentuk permohonan untuk meminta diturunkannya hujan. Salah ini biasanya dilakukan apabila terjadi kemarau yang panjang ataupun karena dibutuhkannya hujan untuk keperluan tertentu.

Para ulama Fiqh mendefinisikan istisqa dapat diartikan sebagai meminta curahan air penghidupan. Salat istisqa sendiri dilaksanakan sebanyak dua rakaat dengan niat yang dikerjakan secara berjamaah.

Setelah menjalankan ibadah salat istisqa, para jemaah wajib membaca doa salat istisqa dan memasrahkan segalanya kepada Allah SWT. Hal ini sebagai bentuk ikhtiar memohon hujan saat dilanda kekeringan panjang.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai bacaan doa salat istisqa dan artinya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (5/10/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mengenal Salat Istisqa

Doa Salat Istisqa dan Terjemahannya, Meminta Hujan Saat Dilanda Kekeringan
Para petani berdoa usai melaksanakan salat meminta hujan (Istisqa) di Peukan Bada. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Menurut Kementerian Agama (Kemenag) RI, kata istisqa memiliki arti yakni meminta curahan air penghidupan atau hujan. Sedangkan para ulama Fiqh mendefinisikan salat Istisqa sebagai salat Sunnah muakkadah yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan air hujan.

Dikutip dari buku Panduan Lengkap Shalat Sunah Rekomendasi Rasulullah oleh Zezen Zainal Alim, salat istisqa adalah ibadah sholat sunnah yang memiliki tata cara yang mirip dengan shalat Id. Yang membedakan dari keduanya adalah bacaan niat sholat istisqa.

Bacaan niat sholat istisqa berbeda dengan niat sholat pada lima waktu dan sholat sunnah hari raya lainnya. Selain itu, ada perbedaan lainnya dari salat wajib yakni jumlah takbir yang dilakukan pada rakaat pertama, dilakukan tujuh kali takbir, dan pada rakaat kedua, dilakukan lima kali takbir. Selama sholat, imam dianjurkan untuk membaca surat yang agak panjang dari Al-Qur'an dalam setiap rakaatnya, dan bacaan sholat dilakukan dengan keras (jahar), agar jamaah dapat mendengarnya.

Sedangkan untuk waktu pelaksanaan salat istisqa adalah pada siang hari, hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari istri beliau, Aisyah Ra.:

“Rasulullah Saw mengerjakan salat istisqa' setelah matahari muncul di atas permukaan bumi, seperti waktu dimulainya salat Idul Fitri atau idul Adha.”

Para ulama berpendapat salat istisqa' dapat dikerjakan hingga sore hari, asalkan tidak pada waktu diharamkan mengerjakan salat, yaitu pas matahari di atas kepala dan pas terbenam matahari.


Tata Cara Salat Istisqa

Doa Salat Istisqa dan Terjemahannya, Meminta Hujan Saat Dilanda Kekeringan
Ilustrasi Shalat Istisqa' di Lapangan Raden Arya Yudha Negara Puspemkab Tangerang, Tigaraksa. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Berikut ini tata cara melaksanakan salat istisqa, yakni:

1. Sholat dimulai dengan takbiratul ihram yang dilakukan bersamaan dengan membaca niat sholat istisqa. Sama seperti membaca niat-niat salat lima waktu, bacaan niat istisqa juga dianjurkan dibaca di dalam hati.

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الاِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Ushallī sunnatal istisqā’i rak‘ataini (imaaman/ma’mūman) lillāhi ta‘ālā

Artinya: “Aku menyengaja salat sunnah minta hujan dua rakaat (sebagai imam/makmum) karena Allah.”

2. Setelah itu, melakukan tujuh kali takbir pada rakaat pertama dan lima kali takbir pada rakaat kedua, mirip dengan tata cara sholat hari raya.

3. Sama seperti mengerjakan salat lima waktu, pada rakaat pertama dan kedua imam dianjurkan membaca surat yang agak panjang dalam Al-Qur'an. Bacaan sholat pada kedua rakaat dibaca dengan keras (jahar), sehingga seluruh jamaah dapat mendengarnya.

4. Setelah selesai melaksanakan sholat dua rakaat, imam menghadap ke makmum dan membaca istighfar dan bacaan doa sebagai bentuk permohonan ampun kepada Allah.

5. Usai berdoa, dilanjutkan dengan dua kali khutbah. Pada khutbah pertama, khatib membaca istighfar sebanyak sembilan kali, sedangkan pada khutbah kedua sebanyak tujuh kali.

6. Terakhir, posisi selendang (rida’) yang dipakai oleh imam diajurkan untuk dirubah setelah sholat. Usai berdoa, hendaknya memindahkan letak rida' yang semula diletakkan di kanan menjadi di kiri atau sebaliknya.


Doa Setelah Salat Istisqa dan Terjemahannya

Doa Salat Istisqa dan Terjemahannya, Meminta Hujan Saat Dilanda Kekeringan
Ilustrasi sholat istisqo. (Boy T Harjanto)

Doa sholat istisqa dan artinya dibaca setelah menjalankan sholat istisqa.Sebelum membaca doa sholat istisqa, disarankan pula membaca doa qurab sebagaimana doa yang dibaca oleh Nabi Muhammad SAW ketika berhadapan dengan kesulitan yang umum. Berikut adalah bacaannya:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ العَظِيمُ الحَلِيمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ العَرْشِ العَظِيمِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ الأَرْضِ وَرَبُّ العَرْشِ الكَرِيمِ

Arab Latin: Lā ilāha illallāhul ‘azhīmul halīmu, lā ilāha illallāhu rabbul ‘arsyil ‘azhīmi, lā ilāha illallāhu rabus samāwāti wa rabbul ardhi wa rabbul ‘arsyil karīmi.

Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah yang agung dan santun. Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan Arasy yang megah. Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan langit, bumi, dan Arasy yang mulia.”

Doa Mohon Turun Hujan

Setelah membaca doa qurab di atas, kemudian dilanjutkan dengan bacaan doa mohon turun hujan di bawah ini:

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ

Arab Latin: Yā hayyu, ya qayyūmu, bi rahmatika astaghītsu.

Artinya: “Wahai Zat yang maha hidup dan maha tegak, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan,”

Doa Setelah Salat Istisqa

Doa setelah menunaikan salat istisqa menurut hadis riwayat Imam As-Syafi'i, Abu Dawud, dan lainnya:

اللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيثًا مَرِيئًا هَنِيئًا مَرِيعًا غَدَقًا مُجَلَّلًا عَامَّا طَبَقًا سَحًّا دَائِمًا

اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ

اللَّهُمَّ إِنَّ بِالْعِبَادِ وَالْبِلَادِ وَالْبَهَائِمِ وَالْخَلْقِ مِنَ الْبَلَاءِ وَالْجَهْدِ وَالضَّنْكِ مَا لَا نَشْكُو إِلَّا إِلَيْكَ

اللَّهُمَّ أَنْبِتْ لَنَا الزَّرْعَ وَأَدِرَّ لَنَا الضَّرْعَ وَاسْقِنَا مِنْ بَرَكَاتِ الْسَمَاءِ وَأَنْبِتْ لَنَا مِنْ بَرَكَاتِ الْأَرْضِ

اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الْجَهْدَ وَالْجُوعَ وَالْعُرْيَ وَاكْشِفْ عَنَّا الْبَلَاءَ مَا لَا يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ

اللَّهُمَّ إِنَا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفَّارًا فَأَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا مِدْرَارًا

Arab Latin: Allāhummasqinā ghaitsan mughītsan hanī'an marī'an (lan riwayat murī'an) ghadaqan mujallalan thabaqan sahhan dā'iman. Allāhummasqināl ghaitsa, wa lā taj'alnā minal qānithīn. Allāhumma inna bil 'ibādi wal bilādi wal bahā'imi wal khalqi minal balā'i wal juhdi wad dhanki mā lā nasykū illā ilaika. Allāhumma anbit lanaz zar'a, wa adirra lanad dhar'a, wasqinā min barakātis samā'i, wa anbit lanā min barakātil ardhi. Allāhummarfa' 'annal jahda wal jū'a wal 'urā, waksyif 'annal balā'a mā lā yaksyifuhū ghairuka. Allāhumma innā nastaghfiruka, innaka kunta ghaffārā, fa arsilis samā'a 'alainā midrārā.

Artinya: "Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan yang menolong, mudah, menyuburkan, yang lebat, banyak, merata, menyeluruh, dan bermanfaat abadi. Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan. Jangan jadikan kami termasuk orang yang berputus harapan.

Ya Allah, sungguh banyak hamba, negeri, dan jenis hewan, dan segenap makhluk lainnya mengalami bencana, paceklik, dan kesempitan di mana kami tidak mengadu selain kepada-Mu. Ya Allah, tumbuhkan tanaman kami, deraskan air susu ternak kami, turunkan pada kami air hujan karena berkah langit-Mu, dan tumbuhkan tanaman kami dari berkah bumi-Mu.

Ya Allah, angkat dari bahu kami kesusahan paceklik, kelaparan, ketandusan. Hilangkan dari kami bencana yang hanya dapat diatasi oleh-Mu. Ya Allah, sungguh kami memohon ampun kepada-Mu, karena Kau adalah maha pengampun. Maka turunkan pada kami hujan deras dari langit-Mu."

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya