Kata Konotatif adalah Makna Kiasan, Pahami Fungsi, Jenis, dan Contoh Penggunaannya

Kata konotatif adalah sebuah kata atau ungkapan yang memiliki makna tambahan atau asosiasi emosional, budaya, sosial, atau psikologis yang melekat padanya.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 21 Des 2023, 13:15 WIB
Diterbitkan 21 Des 2023, 13:15 WIB
Ilustrasi babad, sastra
Ilustrasi babad, sastra. (Gambar oleh Dariusz Sankowski dari Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Kata konotatif adalah salah satu konsep yang sangat penting dalam bahasa Indonesia. Konsep ini mengacu pada makna kiasan atau implisit yang terkandung dalam sebuah kata, selain makna denotatif yang merupakan makna literal dari kata tersebut. Memahami kata konotatif sangatlah penting karena hal ini dapat mempengaruhi cara kita memahami pesan yang disampaikan, serta bagaimana kita menafsirkan suatu kalimat atau pernyataan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kata-kata konotatif sering digunakan dalam percakapan maupun tulisan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami jenis-jenis kata konotatif, contohnya, dan bagaimana cara menggunakan kata-kata tersebut secara bijak. Dengan memahami kata konotatif, kita dapat lebih memahami nuansa dan makna yang tersirat dalam setiap komunikasi, sehingga dapat menghindari salah paham atau kesalahpahaman dalam berkomunikasi.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang makna kiasan dari kata konotatif, jenis-jenis kata konotatif beserta contohnya, serta pentingnya pemahaman akan hal ini dalam berkomunikasi sehari-hari. Untuk memahami lebih dalam tentang makna konotatif dalam bahasa Indonesia, simak penjelasan selengkapnya berikut ini, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (21/12/2023).

Pengertian Kata Konotatif

Kata konotatif adalah sebuah kata atau ungkapan yang memiliki makna tambahan atau asosiasi emosional, budaya, sosial, atau psikologis yang melekat padanya. Makna konotatif seringkali bersifat subjektif, karena dapat bervariasi tergantung pada pengalaman dan latar belakang individu yang memahaminya.

Berbeda dengan makna denotatif yang bersifat literal atau lebih dalam arti harfiah, makna konotatif lebih berkaitan dengan makna asosiatif atau implisit dari suatu kata. Contohnya, kata "rumah" secara denotatif adalah sebuah bangunan tempat tinggal, namun konotatifnya bisa berarti kehangatan, kebersamaan, atau keamanan.

Menurut ahli linguistik David Crystal, konotasi dapat bervariasi antara individu, kelompok, atau wilayah yang berbeda, dan dapat dipengaruhi oleh konteks penggunaan kata tersebut. Sementara itu, menurut George Lakoff, penggunaan kata konotatif juga dapat mencerminkan struktur pemikiran dan pandangan dunia seseorang.

Dengan demikian, kata konotatif memiliki nilai tambahan yang tidak dimiliki oleh kata denotatif, karena bisa menimbulkan reaksi emosional atau asosiasi tertentu pada pendengarnya. Oleh karena itu, pemahaman terhadap makna konotatif sangat penting dalam berkomunikasi agar pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh penerima.

Fungsi kata Konotatif

Ilustrasi Babad, Sastra
Ilustrasi babad, sastra. (Gambar oleh Dariusz Sankowski dari Pixabay)

Fungsi kata konotatif dalam sebuah percakapan atau dalam karya sastra adalah untuk memberikan kekayaan dalam karya sastra dan puisi. Dengan penggunaan kata-kata yang memiliki makna konotatif, komunikasi dapat menjadi lebih dalam dan nuansa yang disampaikan pun akan terasa lebih kaya.

Contoh dari penggunaan kata konotatif dalam karya sastra adalah dalam puisi atau kutipan sastra yang menonjolkan makna konotatif. Misalnya, dalam puisi "Aku" karya Chairil Anwar, penggunaan kata-kata dengan makna konotatif seperti "kelam" atau "sendu" dapat menyampaikan nuansa perasaan yang lebih dalam dan mendalam. Begitu pula dalam kutipan sastra dari novel "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata, penggunaan kata-kata konotatif seperti "sepi" atau "gundah" dapat memberikan warna yang lebih kaya dalam deskripsi suasana atau perasaan tokoh.

Dengan demikian, penggunaan kata konotatif dapat memperkaya komunikasi dan menyampaikan nuansa yang lebih dalam dalam sebuah karya sastra atau percakapan.

Ciri-Ciri Makna Konotatif

Ilustrasi babad, sastra
Ilustrasi babad, sastra. (Gambar oleh Georgi Dyulgerov dari Pixabay)

Makna konotatif dalam sebuah kata merupakan makna yang bersifat lebih subjektif dan cenderung memiliki nuansa perasaan atau makna yang terkait dengan aspek emosional atau personal. Beberapa ciri-ciri dari makna konotatif adalah:

1. Subjektivitas: Makna konotatif cenderung bersifat subjektif karena dipengaruhi oleh pengalaman, pandangan, atau perasaan individu terhadap suatu kata.

2. Nuansa Emosional: Kata-kata dengan makna konotatif seringkali memiliki nuansa emosional atau perasaan tertentu yang dapat mempengaruhi interpretasi yang berbeda-beda tergantung pada individu yang mendengarnya.

3. Asosiasi Personal: Makna konotatif juga dapat disebabkan oleh asosiasi personal seseorang terhadap suatu kata, sehingga kata tersebut memiliki makna tambahan yang tidak selalu tercantum dalam kamus.

Makna konotatif dapat mempengaruhi cara seseorang memahami dan menginterpretasikan suatu kata atau kalimat. Oleh karena itu, penting untuk memahami ciri-ciri dari makna konotatif agar komunikasi dapat berjalan dengan lebih efektif dalam berbagai konteks.

Jenis Makna Konotatif

Sastra
Ilustrasi membaca buku sastra (Shutterstock/arisara) 

Kata konotatif adalah kata yang memiliki makna tambahan atau konotasi yang berkaitan dengan perasaan, asosiasi, atau nilai-nilai budaya tertentu. Jenis makna konotatif dapat bervariasi tergantung pada konteks penggunaannya. Misalnya, kata "senyum" memiliki konotasi yang positif dan menyenangkan ketika digunakan dalam konteks yang ceria atau bahagia, namun dapat memiliki konotasi yang menakutkan atau mengancam jika digunakan dalam konteks yang menyeramkan.

Begitu juga dengan kata-kata lainnya, seperti "mata air" yang dapat memiliki konotasi tentang kejernihan dan keaslian ketika digunakan dalam konteks alam, namun dapat memiliki konotasi tentang keberanian dan keberanian ketika digunakan dalam konteks perjuangan. Oleh karena itu, pemahaman tentang jenis makna konotatif sangat penting dalam memahami pesan dan makna yang terkandung dalam setiap kata yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Secara umum, ada dua jenis makna konotatif, yakni sebagai berikut:

1. Konotasi positif

Konotasi positif adalah pengertian atau makna tambahan dari suatu kata yang mengandung nilai rasa sopan, menyenangkan, dan tidak menyinggung perasaan. Contoh kalimat yang mengandung konotasi positif adalah "selamat pagi" yang mengandung nilai rasa sopan dan menyenangkan karena menunjukkan bahwa seseorang peduli pada orang yang diucapkan salam.

Konotasi positif juga dapat ditemukan dalam kata-kata seperti "ramah", "pandai", "cantik", yang mengandung nilai rasa menyenangkan dan tidak menyinggung perasaan karena kata-kata tersebut memberikan gambaran positif terhadap seseorang. Hal ini membuat konotasi positif memberikan nuansa positif dalam komunikasi sehari-hari.

Dengan adanya konotasi positif, komunikasi akan terasa lebih menyenangkan dan menghindarkan kemungkinan menyakiti perasaan orang lain. Oleh karena itu, penting untuk memahami konotasi dari suatu kata agar penggunaannya dapat lebih tepat dan memperkaya makna dalam komunikasi sehari-hari.

2. Konotasi negatif

Konotasi negatif merupakan suatu makna tersembunyi yang mengandung nilai rasa rendah, tidak sopan, jelek, atau menyinggung perasaan orang lain dalam sebuah kalimat. Dalam penggunaan bahasa sehari-hari, penting bagi kita untuk dapat mengidentifikasi dan menghindari konotasi negatif dalam kalimat-kalimat yang kita gunakan.

Sebagai contoh, kalimat "Dia sangat pelit" memiliki konotasi negatif karena kata "pelit" dapat dianggap sebagai sifat yang buruk. Untuk menghindari konotasi negatif, kita dapat mengubah kalimat tersebut menjadi "Dia sangat hemat dengan uangnya."

Dengan demikian, kita perlu waspada terhadap penggunaan kata-kata yang memiliki konotasi negatif dan lebih berhati-hati dalam menyusun kalimat agar tidak menyinggung orang lain atau dapat diartikan secara negatif. Dengan cara mengubah kalimat, kita dapat menghindari konotasi negatif dan lebih memperhatikan nilai-nilai positif dalam berkomunikasi.

Dengan memperhatikan konotasi negatif, kita dapat memastikan bahwa komunikasi kita lebih sopan dan tidak menyinggung perasaan orang lain.

Contoh Kalimat Konotatif

Ilustrasi pantun, puisi
Ilustrasi pantun, puisi. (Photo by Yannick Pulver on Unsplash)

Kata konotatif adalah kata-kata yang memiliki makna tambahan atau tersembunyi di balik makna literalnya. Berbeda dengan kata denotatif yang hanya memiliki makna literal, kata konotatif seringkali digunakan dalam bentuk kiasan atau metafora untuk menyampaikan suatu makna secara tidak langsung.

Berikut adalah 10 contoh kalimat yang mengandung makna kiasan dengan menggunakan kata konotatif:

1. "Dia adalah matahari di kehidupanku." Artinya, orang tersebut menjadi sumber kebahagiaan atau cahaya bagi seseorang.

2. "Wajahnya seperti bulan purnama." Kalimat ini menggambarkan keindahan dan kemurnian seseorang.

3. "Hatinya dingin seperti batu." Kata ini menggambarkan ketidakpedulian seseorang terhadap perasaan orang lain.

4. "Dia adalah bunga mawar di tengah-tengah duri." Kata ini menggambarkan kelembutan dan keindahan di tengah kesulitan atau kekerasan.

5. "Suasana hatinya seperti petir di tengah malam." Kalimat ini menggambarkan kejutan atau kejengkelan yang tiba-tiba muncul.

6. "Cintanya bagaikan angin yang tak terlihat namun bisa dirasakan." Kata ini menggambarkan perasaan yang abstrak namun dapat dirasakan oleh seseorang.

7. "Dia adalah singa di tempat kerja." Kalimat ini menggambarkan seseorang yang sangat berkuasa dan menakutkan.

8. "Kasih sayangnya bagai air yang mengalir." Artinya, cinta dan perhatiannya tidak pernah berhenti atau memiliki batas.

9. "Dia memiliki hati seperti gunung." Kata ini menggambarkan kekuatan dan kekokohan hati seseorang.

10. "Mimiknya bagaikan buku terbuka." Kalimat ini menggambarkan kedermawanannya dalam mengekspresikan perasaan atau emosinya.

Dengan menggunakan kata konotatif, kita dapat menyampaikan makna-makna yang lebih mendalam dan kaya akan nuansa, sehingga menjadikan tulisan lebih menarik dan bermakna.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya