Penyebab Bayi Kuning dan Cara Mengatasinya, Ketahui Peran Penting Orangtua

Bayi kuning adalah kondisi yang umum terjadi pada bayi baru lahir, dimana kulit dan mata bayi terlihat kekuningan akibat penumpukan bilirubin dalam darah.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 24 Jan 2024, 13:44 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2024, 12:15 WIB
Penyakit Kuning pada Bayi
(Sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Bayi kuning adalah kondisi yang umum terjadi pada bayi baru lahir, dimana kulit dan mata bayi terlihat kekuningan akibat penumpukan bilirubin dalam darah. Penyebab utama bayi kuning adalah karena hati bayi belum sepenuhnya mampu mengeluarkan bilirubin dari tubuhnya. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti infeksi, ketidakcocokan darah antara ibu dan bayi, atau faktor genetik.

Ada beberapa cara untuk mengatasi bayi kuning, diantaranya adalah dengan pemberian ASI yang cukup, pencahayaan sinar matahari yang memadai, atau bahkan pengobatan khusus jika kasus bayi kuning tergolong berat.

Penting bagi orang tua untuk memperhatikan gejala bayi kuning dan segera membawa bayi ke dokter jika diperlukan. Selain itu, peran penting orang tua juga terletak pada pemberian perhatian dan dukungan kepada bayi, serta mematuhi instruksi dokter dalam menangani kondisi bayi kuning tersebut. Dengan peran yang aktif dan dukungan dari orang tua, bayi kuning dapat segera diatasi dan bayi dapat tumbuh dengan sehat.

Lalu bagaimana cara mengatasi bayi kuning? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (24/1/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Apa Itu Bayi Kuning?

Ikterus neonatal, atau yang lebih dikenal dengan istilah bayi kuning, merupakan kondisi medis yang sering terjadi pada bayi baru lahir. Kondisi ini terjadi ketika kadar bilirubin dalam darah bayi meningkat secara signifikan, yang menyebabkan kulit dan mata bayi menjadi kuning. Bilirubin sendiri adalah zat berwarna kuning yang dihasilkan ketika tubuh memecah sel darah merah yang sudah tidak diperlukan lagi.

Penyebab utama dari ikterus neonatal adalah karena liver bayi belum sepenuhnya mampu mengeluarkan bilirubin dari darah. Selain itu, bayi prematur, perbedaan golongan darah antara ibu dan bayi, serta infeksi juga dapat menyebabkan kondisi ikterus pada bayi. Gejala dari ikterus neonatal meliputi kulit dan mata yang kuning, penurunan nafsu makan, kantuk berlebihan, serta kelelahan.

Tanda dan gejala yang dapat dikenali oleh orang tua termasuk kulit dan mata yang kuning, perilaku bayi yang tidak biasa seperti kelelahan, penurunan keaktifan, atau mungkin kurangnya minat pada makan. Bayi dapat terlihat lebih rewel atau sulit untuk dibangunkan saat waktu makan, serta urine dan tinja bayi yang terlihat lebih gelap dari biasanya.


Faktor Risiko

Penyebab Bayi Kuning
Bayi Baru Lahir / Sumber: iStockphoto

Bayi kuning atau ikterus neonatal adalah kondisi umum yang terjadi pada bayi baru lahir, di mana kulit dan mata bayi tampak kuning akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan bayi mengalami ikterus neonatal antara lain kelahiran prematur, kelahiran dengan alat bantu seperti vakum atau forceps, atau riwayat ikterus pada saudara kandung.

Kelahiran prematur dapat menyebabkan sistem hati dan kemampuan bayi untuk mengeluarkan bilirubin belum sepenuhnya matang, sehingga meningkatkan risiko untuk mengalami ikterus neonatal. Selain itu, proses kelahiran dengan alat bantu seperti vakum atau forceps juga dapat menyebabkan trauma pada bayi yang mempengaruhi kemampuan hati untuk mengatasi bilirubin. Riwayat ikterus pada saudara kandung juga menjadi faktor risiko karena kondisi tersebut dapat memiliki komponen genetik yang meningkatkan risiko ikterus pada bayi.

Orang tua memainkan peran penting dalam mengatasi ikterus neonatal dengan cara memantau kadar bilirubin bayi secara teratur, memberikan ASI secara eksklusif untuk membantu memperlancar metabolisme bilirubin, serta mengunjungi dokter secara teratur untuk memantau kondisi bayi. Dengan pemahaman mengenai faktor risiko dan peran orang tua, diharapkan dapat membantu dalam mencegah dan mengatasi ikterus neonatal pada bayi.


Pemeriksaan dan Diagnosa

Bayi Kuning Lebih 2 Minggu, Segera ke Dokter
Foto Ilustrasi (parentdish.co.uk)

Dokter atau petugas kesehatan dapat mendiagnosis ikterus neonatal melalui pemeriksaan fisik, tes darah, atau pengamatan terhadap tingkat kuning pada kulit dan mata bayi. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menilai warna kulit dan mata bayi untuk menentukan tingkat keparahan ikterus. Tes darah juga dapat dilakukan untuk mengukur kadar bilirubin dalam darah bayi.

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menarik kulit bayi untuk melihat tingkat warna kuning pada kulitnya. Dokter juga akan memeriksa mata bayi untuk melihat apakah ada tanda kuning pada bagian putih matanya. Tes darah dilakukan untuk mengukur kadar bilirubin dalam darah, yang merupakan zat yang menyebabkan kulit bayi menjadi kuning.

Diagnosis yang cepat dan tepat sangat penting dalam penanganan ikterus neonatal. Orang tua juga perlu memperhatikan tanda-tanda ikterus pada bayi mereka dan segera berkonsultasi dengan dokter jika melihat tanda-tanda kekuningan pada kulit atau mata bayi mereka. Peran penting orang tua dalam mendeteksi dan mengatasi ikterus pada bayi sangatlah penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.


Langkah Perawatan

Penyebab Bayi Kuning
Fototerapi / Sumber: iStockphoto

Ikterus neonatal atau yang biasa dikenal sebagai bayi kuning adalah kondisi yang biasa terjadi pada bayi baru lahir. Salah satu metode pengelolaan dan perawatan ikterus neonatal adalah dengan fototerapi, di mana bayi ditempatkan di bawah sinar biru khusus yang membantu mengurangi kadar bilirubin dalam tubuh.

Selain itu, pemberian susu ibu atau formula secara teratur juga sangat penting untuk membantu bayi mengeluarkan bilirubin melalui feses. Dalam kasus yang parah, dokter juga dapat merekomendasikan penggunaan terapi ekstrakorporeal untuk mengatasi kadar bilirubin yang tinggi.

Orang tua juga memegang peran penting dalam mengatasi ikterus neonatal. Mereka perlu melakukan pemeriksaan rutin bayi oleh dokter atau petugas kesehatan untuk mendeteksi dini adanya bayi kuning. Pemberian asupan makanan yang cukup dan teratur, serta pemantauan kondisi bayi secara berkala sangat diperlukan agar ikterus neonatal dapat diatasi dengan baik.

Dengan peran aktif orang tua dan perawatan yang tepat, ikterus neonatal dapat diatasi dengan baik dan tidak menimbulkan komplikasi yang lebih serius pada kesehatan bayi. Oleh karena itu, edukasi dan pemantauan yang baik sangat penting dalam mengatasi ikterus neonatal.


Pencegahan

Ilustrasi Risiko Gangguan Pendengaran pada Bayi Kuning
Ilustrasi Risiko Gangguan Pendengaran pada Bayi Kuning. Foto: Foto oleh Isaac Taylor dari Pexels.

Bayi kuning atau ikterus neonatal adalah kondisi yang umum terjadi pada bayi baru lahir. Penyebab utamanya adalah kadar bilirubin yang tinggi dalam darah bayi. Pencegahan dapat dilakukan dengan beberapa langkah sederhana.

Pertama, pastikan bayi mendapatkan asupan ASI yang cukup, karena asi mengandung senyawa yang membantu proses pembuangan bilirubin dalam tubuh bayi. Selain itu, paparan sinar matahari juga dapat membantu menurunkan kadar bilirubin, jadi pastikan bayi mendapatkan cukup sinar matahari setiap hari.

Orang tua juga memiliki peran penting dalam merawat bayi dengan ikterus neonatal. Mereka perlu memantau tanda-tanda ikterus, seperti kulit dan mata bayi yang kuning, serta perilaku bayi yang lemas. Jika bayi menunjukkan tanda-tanda tersebut, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Selain itu, orang tua juga perlu melakukan perawatan di rumah, seperti memberikan asupan ASI yang cukup, memastikan bayi mendapatkan paparan sinar matahari, dan melakukan pemantauan rutin kesehatan bayi. Dengan peran orang tua yang aktif, kondisi ikterus neonatal pada bayi dapat diatasi dengan baik.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya